Kalau kamu penggemar drama atau film romantis Jepang, mungkin beberapa darimu merasa kalau ada film-film yang ceritanya gak terasa realistis. Mulai dari karakternya yang terlalu tampan, terlalu over-acting, atau masalah sepele yang gitu aja bisa diributkan.
Film Jepang berikut ini justru tampilkan sisi romantis yang lebih terasa realistis. Bahkan kisah mereka mungkin pernah dialami oleh kamu semua. Yuk langsung simak filmnya apa aja!
Seperti apa pacar idamanmu? Pasti di antara kalian mau punya pacar yang klop banget, saling nyaman satu sama lain, dan punya banyak kesamaan sehingga kalau ngobrol bisa nyambung banget.
We Made a Beautiful Bouquet menceritakan hubungan asmara yang menggebu-gebu antara Yamane Mugi (Suda Masaki) dan Hachiya Kinu (Kasumi Arimura). Mereka berdua sudah klop sejak pertemuan pertama karena memiliki banyak kesamaan.
Setelah kencan ketiga, mereka akhirnya memutuskan berpacaran hingga berlangsung selama 5 tahun. Namun di tahun itulah hubungan mereka mulai berubah sejak mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing hingga berakhir putus.
Seringkali punya banyak kesamaan bukan berarti dia adalah takdirnya. Hubungan Mugi dan Kinu tunjukkan perasaan yang menggebu-gebu di awal namun gairah cinta bisa tak lagi sama pada akhirnya. Jadi daripada hubungan yang sudah saling ga peduli ini dilanjutkan, lebih baik putus.
Pepatah "Jodoh akan datang di saat yang tepat" mungkin akan cocok dengan tema dari film Threads Our Tapestry Of Love. Film ini berfokus pada kehidupan yang dijalani oleh Takahashi Ren (Suda Masaki) dan Sonoda Aoi (Komatsu Nana).
Ren dan Aoi pernah bertemu saat remaja dan saat itulah mereka saling jatuh cinta. Namun karena masalah keluarga yang dialami Aoi membuat dirinya harus berpisah dengan Ren.
Hingga akhirnya mereka bertemu lagi bertahun-tahun kemudian. Kini mereka punya kehidupan masing-masing bahkan sudah memiliki pasangan. Sayangnya baik Ren dan Aoi memiliki hubungan yang gak mulus.
Ren terpaksa menjadi ayah tunggal karena kematian istrinya. Sementara Aoi ditinggal pacarnya yang tiba-tiba menghilang. Siapa yang sangka putri Ren justru yang membuat mereka bertemu lagi dan akhirnya menikah.
Gak selamanya semua baik-baik saja dalam menjalani hubungan. Mungkin beberapa dari kamu pernah menjalani toxic relationship. Film Theatre: A Love Story mengisahkan hubungan antara cewek baik-baik yang menerima segala sifat egois dari si cowok.
Nagata (Yamazaki Kento) merupakan penulis skenario teater yang karyanya kurang diminati dan sering mendapat ulasan jelek. Dia punya sifat pemalu yang egois, narsis, dan idealis.
Nagata kemudian bertemu dengan cewek bernama Saki (Matsuoka Mayu) dan menganggap pertemuan mereka adalah takdir. Saki merupakan tipikal gadis baik-baik. Dia bahkan memaklumi segala keegoisannya Nagata.
Norwegian Wood merupakan film yang diadaptasi dari karya dari penulis terkenal Haruki Murakami dengan judul yang sama. Film ini memperlihatkan sisi gelap manusia yang jarang diluput banyak orang.
Norwegian Wood menceritakan tiga orang sahabat, yaitu Watanabe (Kenichi Matsuyama), Kizuki (Kengo Kora), dan Naoko (Rinko Kikuchi). Mereka selalu bersama-sama ke manapun mereka berada. Kizuki dan Naoko selain jadi sahabat mereka juga berpacaran.
Hingga suatu hari Kizuki bunuh diri dan membuat Watanabe terpukul. Dia bahkan pindah dari kota asalnya karena tak tahan dengan kenangan bersama Kizuki.
Tak disangka bertahun-tahun kemudian, dia bertemu lagi dengan Naoko. Pertemuan itu akhirnya mengungkapkan alasan kenapa Kizuki bunuh diri.
Mencintai sekaligus mengikhlaskan. Itulah satu kalimat yang menggambarkan cerita film My Tomorrow, Your Yesterday. Film ini berfokus pada hubungan cinta antara Minamiyama Takatoshi (Sota Fukushi) dan Fukuju Emi (Nana Komatsu).
Takatoshi dan Emi saling jatuh cinta pandangan pertama di usia mereka yang ke 20 tahun. Hubungan mereka berlangsung baik dan manis. Kita bakal diperlihatkan dua sejoli yang dimabuk asmara.
Namun saat mendekati akhir. Emi mengungkap rahasia besar mengenai perbedaan dimensi waktu. Maksudnya, hari esok Emi adalah hari kemarin Takatoshi, begitupun sebaliknya. Mereka hanya bisa bertemu selama sebulan dalam 5 tahun.
Berbeda dari film Jepang romantis lainnya yang tampilkan "asal bikin baper". Film di atas hadirkan kisah cinta yang terasa realistis bahkan sampai ke ending-nya. Mungkin saja kisah di atas pernah relate di kehidupanmu.