6 Rekomendasi Film Social Thriller, Angkat Isu Sosial Menarik

The Hunt mengangkat beberapa isu sosial yang cukup kontroversial di dalamnya. Film ini mengisahkan tentang sekelompok orang kaya yang memburu warga miskin dan merancang permainan pembunuhan yang diatur secara sadis.

Salah satu isu sosial yang diangkat dalam film ini adalah ketidakadilan sosial dan kelas ekonomi. Para pemburu dalam film ini menganggap orang miskin sebagai sasaran mudah dan layak untuk dibunuh, sedangkan mereka yang kaya dapat dengan mudah mengontrol situasi. Hal ini mencerminkan realitas sosial di mana ketidakadilan ekonomi dapat memengaruhi kehidupan manusia dan mengakibatkan kesenjangan sosial yang besar.

Selain itu, film ini juga mengangkat isu tentang stereotipe dan preconception. Beberapa karakter dalam film ini secara keliru menganggap bahwa seseorang memiliki pandangan politik tertentu hanya berdasarkan penampilannya atau latar belakangnya. Film ini menunjukkan betapa bahayanya stereotipe dan prasangka, sehingga sanggup memengaruhi pandangan dan sikap seseorang terhadap orang lain.

Film ini menampilkan konsep penjara vertikal di mana hidangan makanannya disajikan melalui sebuah platform yang turun dari lantai ke lantai. Masing-masing lantai tidak mengatur porsi hidangannya, sehingga semakin rendah lantai penjaranya, hidangannya akan semakin sedikit bahkan bisa tidak tersisa sama sekali.

Dalam pusat penjara vertikal ini, tahanan yang berada di lantai atas memiliki akses yang lebih baik terhadap makanan daripada tahanan di lantai bawah. Hal ini mencerminkan realita sosial di mana ketidakadilan dapat memperburuk kehidupan manusia dan menimbulkan ketegangan antara kelas sosial yang berbeda.

The Platform juga menyoroti isu tentang kesadaran dan kepedulian terhadap sesama manusia. Beberapa karakter dalam film ini menunjukkan kepedulian dan kebaikan hati dalam situasi yang sangat sulit dan membuktikan bahwa kepedulian terhadap sesama adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Film ini mengulik bagaimana teknologi dan media sosial dapat mengambil alih privasi seseorang dan mengakibatkan penyalahgunaan data. The Circle mengkritik perusahaan teknologi besar yang mengambil data pribadi pengguna tanpa sepengetahuan mereka dan menjualnya kepada pihak ketiga.

Isu transparansi dan keterbukaan juga menjadi sorotan dalam film ini. Perusahaan fiksi The Circle berusaha menciptakan sebuah dunia yang benar-benar transparan dengan memasang kamera di seluruh tempat dan memantau kegiatan penggunanya secara terus-menerus.

Selain itu, The Circle juga menunjukkan bagaimana penggunaan media sosial dapat memengaruhi kehidupan sosial dan pribadi seseorang. Protagonis film, Mae Holland (Emma Watson), menjadi sosok yang kecanduan untuk mengunggah kegiatan sehari-harinya di media sosial dan selalu merasa gelisah sepanjang waktu.

The Belko Experiment adalah film horor thriller yang menceritakan tentang sebuah perusahaan besar yang diatur untuk menjadi tempat eksperimen keji yang memaksa para karyawannya untuk saling membunuh. Film ini menyoroti beberapa isu sosial yang cukup kompleks tentang dunia kerja. 

The Belko Experiment  menggambarkan struktur hierarki yang kuat di tempat kerja dan efeknya dalam mempengaruhi keputusan dan perilaku karyawan. Karakter-karakter tertentu terlihat berusaha untuk memanfaatkan jabatan mereka untuk bertahan hidup.

Selain itu, isu lain yang disorot adalah tentang etika bisnis, seperti keuntungan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Meskipun film ini tidak membahas secara eksplisit tentang topik ini, eksperimen Belko dianggap sebagai konsekuensi logis dari pandangan bisnis yang mementingkan keuntungan semata.

Mulai dari krisis identitas, sistem patriarki, hingga penyalahgunaan kekuasaa, film The Handmaiden membungkus isu-isu sosial tersebut dalam bentuk sinema yang apik. Film ini berfokus pada kisah cinta antara dua perempuan yang hidup di Korea pada masa penjajahan Jepang.

Kisah ini menggambarkan kesenjangan sosial antara orang Korea yang kaya dan orang Korea yang miskin yang hidup di bawah pemerintahan Jepang. Film ini menyoroti masalah kelas sosial dan ketidakadilan di dalamnya.

The Handmaiden dengan gamblang menyoroti isu kekerasan dan penindasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh laki-laki dalam masyarakat patriarki. Karakter-karakter perempuan dalam film ini mengalami penindasan dan kekerasan fisik, psikologis, dan kekerasan seksual.

Akibat kegagalan fatal yang dilakukan pemerintah dunia untuk memerangi masalah iklim, dunia di masa depan menjadi bersuhu rendah jauh di bawah nol derajat. Bumi menjadi tak layak huni, dan makhluk hidup perlahan punah, termasuk manusia.

Namun, berkat sosok inovatif bernama Wilford (Ed Harris), sejumlah manusia dapat bertahan hidup dalam sebuah kereta yang melaju tanpa henti mengelilingi dunia. Kereta raksasa tersebut terdiri dari puluhan gerbong. Semakin rendah status sosial seseorang, semakin jauh ke belakang gerbong tempat tinggalnya.

Film ini menyoroti ketidakadilan dan eksploitasi yang terjadi di dalam kereta. Karakter-karakter yang berkuasa di dalam kereta memanipulasi dan menindas warga kelas bawah untuk mempertahankan status quo dan mempertahankan kekuasaan mereka. Kereta digambarkan sebagai dunia yang dikuasai oleh uang dan kekuasaan, di mana kehidupan manusia tidak memiliki nilai kecuali jika itu menguntungkan bagi orang-orang yang berkuasa.

Masing-masing film memiliki isu sosial yang berbeda dan penting untuk dibahas, seperti ketidakadilan, rasisme, penyalahgunaan teknologi, kesenjangan sosial, kekuasaan, dan lain-lain. Dengan menonton film di atas, kita dapat memperluas pemahaman tentang isu sosial yang kompleks dan menantang.