10 Film Terbaik 2025 Versi American Film Institute

- Avatar: Fire and Ash masih ditangani oleh sutradara James Cameron
- Bugonia merupakan remake dari film Korea Selatan, Save the Green Planet! (2003)
- Hamnet mengisahkan kematian putra mereka yang berdampak pada pernikahan Will dan Agnes
American Film Institute (AFI) baru saja merilis daftar pemenang AFI Awards 2025. Terdiri dari 10 judul film dan 10 judul serial, penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi para sineas yang telah menciptakan karya seni dalam situasi yang semakin menantang.
Datang dari lintas genre, ini daftar film terbaik 2025 versi American Film Institute yang mungkin salah satunya adalah favoritmu. Dari Avatar: Fire and Ash hingga Wicked: For Good!
1. Avatar: Fire and Ash

Masih ditangani oleh sutradara James Cameron, film ketiga Avatar ini disebut-sebut akan menguasai kategori teknis di musim penghargaan tahun ini. Avatar: Fire and Ash sendiri mengikuti Jake (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldaña) dipaksa untuk menghadapi ancaman suku Na’vi yang kejam ketika mereka masih berduka atas kematian putra sulung mereka.
2. Bugonia

Teddy (Jesse Plemons) dan Don (Aidan Delbis) menculik seorang CEO perusahaan farmasi yang mereka yakini sebagai sosok alien yang menyamar untuk menghancurkan Bumi. Film teranyar Yorgos Lanthimos ini di remake dari film Korea Selatan, Save the Green Planet! (2003) karya sutradara Jang Joon-hwan.
3. Frankenstein

Ilmuwan arogan Victor Frankenstein (Oscar Isaac) sukses menciptakan kehidupan baru lewat eksperimen mengerikan. Ia lantas membuang ciptaannya tersebut usai ditolak oleh rekan sejawatnya. Diadaptasi dari novel klasik karya Mary Shelley, sutradara Guillermo del Toro bekerjasama dengan Criterion untuk merilis Frankenstein dalam format 4K UHD dan Blu-ray.
4. Hamnet

Sempat vakum usai Eternals (2021) mendapat banyak ulasan buruk dan kritik negatif, Chloé Zhao kembali meramaikan industri perfilman lewat Hamnet. Film ini mengisahkan kematian putra mereka yang berdampak pada pernikahan Will (Paul Mescal) dan Agnes (Jessie Buckley). Tragedi ini menginspirasi Will untuk menulis Hamlet yang menjadi salah satu karyanya yang melegenda.
5. Jay Kelly

Meskipun memiliki karier yang cemerlang sebagai aktor, Jay Kelly (George Clooney) mengalami krisis identitas yang menggerogotinya. Ditemani manajernya, Ron (Adam Sandler), Jay memaksakan dirinya untuk menghadapi ketakutan terbesar sekaligus merenungkan kembali pilihan hidupnya. Tayang perdana di La Biennale di Venezia, Jay Kelly ditulis dan disutradarai oleh Noah Baumbach.
6. Marty Supreme

Berlatar New York 1950-an, Marty Mauser (Timothée Chalamet) menghalalkan segala cara demi mempertahankan statusnya sebagai bintang di dunia pingpong. Marty Supreme menjadi proyek film pertama Josh Safdie usai hengkang dari The Safdie Brothers.
7. One Battle After Another

Bob (Leonardo DiCaprio) hanya menginginkan hidup tenang bersama putrinya, Willa (Chase Infiniti). Ketenangannya terusik ketika Willa menghilang dan musuh dari masa lalu menghalangi upaya penyelamatan yang berbahaya. Dalam proses penulisan naskahnya Paul Thomas Anderson meminjam konsep para radikal pada 1960-an dari novel Vineland karya Thomas Pynchon.
8. Sinners

Smoke dan Stack (Michael B. Jordan) siap untuk memulai hidup baru mereka di kampung halaman. Namun, kejahatan yang jauh lebih berbahaya dari kehidupan yang mereka tinggalkan di kota tengah menanti mereka. Sinners dengan mudah menjadi salah satu film horor terlaris tahun ini.
9. Train Dreams

Diadaptasi novel berjudul sama karya Denis Johnson, Train Dreams mengikuti kehidupan Robert Grainier (Joel Edgerton). Usai kehilangan keluarganya dalam kebakaran hebat, ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berkabung dan menenggelamkan dirinya dalam kesibukan sebagai pekerja kereta api.
10. Wicked: For Good (2025)

Elphaba yang kini dicap sebagai penyihir jahat masih mempelajari kemampuan sihirnya dalam pelarian. Sementara sahabatnya, Glinda, memenuhi perannya sebagai penyihir baik di Land of Oz. Wicked: For Good merupakan bagian kedua dari adaptasi musikal Wicked.
AFI Special Award dianugerahkan kepada It Was Just an Accident. Sayangnya, Jafar Panahi dijatuhi hukuman 1 tahun penjara secara in absentia pada 1 Desember 2025 oleh pemerintah Iran. Panahi akan kembali ke negaranya untuk menjalani proses hukum segera setelah merampungkan kampanye Oscar.



















