Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Terbaik Mira Nair, Ratunya Neorealis India

Monsoon Wedding (dok. Criterion/Monsoon Wedding)
Intinya sih...
  • Salaam Bombay! (1988) memotret kehidupan anak-anak terlantar di Mumbai.
  • Missisippi Masala (1991) menceritakan konflik antargenerasi imigran India di Amerika Serikat.
  • Monsoon Wedding (2001) mengungkap konflik keluarga saat pernikahan diadakan.

Nama Mira Nair naik ke permukaan seiring dengan pencalonan putranya, Zohran Mamdani sebagai wali kota New York. Buat pecinta film, Nair bukan nama asing. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor gelombang baru sinema India. Memadukan neorealisme dengan romantisme, film-film Mira Nair bisa jadi angin segar buat penikmat film India.

Beda, tetapi masih kental referensi kultural dan sosial Indianya, ini pertanda kamu harus coba nonton karya terbaik sang sutradara kawakan. Mulai dengan 5 film terbaik Mira Nair berikut ini, yuk!

1. Salaam Bombay! (1988)

Salaam Bombay (dok. Mirabai Films/Salaam Bombay)
Salaam Bombay (dok. Mirabai Films/Salaam Bombay)

Salaam Bombay! adalah film paling populer dalam daftar karya Mira Nair. Ia berlatarkan Mumbai, kota yang dikenal sebagai pusat industri hiburan India. Seperti kota besar lainnya, Mumbai menyimpan sisi gelap, mulai dari keberadaan anak-anak terlantar dan bisnis prostitusi yang memperkerjakan anak di bawah umur. Film ini memotret eksistensi anak-anak itu, salah satunya Khrisna (Shafiq Syed), bocah yang terpisah dari keluarganya dan akhirnya berkawan dengan para penghuni pemukiman padat penduduk.

2. Mississippi Masala (1991)

Mississippi Masala (dok. Criterion/Mississippi Masala)

Missisippi Masala adalah proyek internasional Mira Nair yang melibatkan aktor kawakan Denzel Washington. Film berkutat pada Mina (Sarita Choudhury), perempuan muda keturunan imigran India-Uganda. Orangtuanya bermigrasi ke Amerika Serikat setelah pemerintah Uganda saat itu mengusir orang etnik India dari negaranya. Mina dengan cepat beradaptasi dengan kultur dan tempat tinggal barunya, tidak seperti orangtuanya. Konflik antargenerasi pun memuncak ketika Mina jatuh cinta pada pria kulit hitam. Trauma akan masa lalunya di Uganda, ayah Mina menolak mentah-mentah hubungan mereka.

3. Monsoon Wedding (2001)

Monsoon Wedding (dok. Criterion/Monsoon Wedding)

Berkutat pada drama pernikahan ala India yang melibatkan keluarga besar, Monsoon Wedding sering disebut salah satu film terbaik Mira Nair. Nyawa film ini adalah keluarga Verma yang terdiri dari pasutri dan putrinya yang bernama Aditi (Vasundhara Das). Mereka sudah menjodohkan Aditi dengan seorang pemuda dan rencananya setelah menikah, keduanya bakal pindah ke Texas, Amerika Serikat, mengikuti pekerjaan si suami. Namun, ketika upacara pernikahan mereka digelar di Delhi, berbagai fakta mencengangkan dan konflik keluarga justru tersingkap.

4. The Namesake (2006)

The Namesake (dok. Searchlight Pictures/The Namesake)

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Jhumpa Lahiri, The Namesake memotret konflik antargenerasi pasutri imigran India dengan putra mereka yang lahir dan besar di Amerika Serikat. Gogol (Kal Penn) enggan mengakui latar belakang keluarganya, apalagi menaruh respek terhadap kultur orangtuanya. Ia memilih mengadopsi gaya hidup Barat sampai akhirnya sang ayah meninggal. Ini jadi titik balik dalam hidup Gogol yang secara tak langsung memotivasinya mengenal orangtua dan dirinya lebih seksama.

5. The Reluctant Fundamentalist (2012)

The Reluctant Fundamentalist (dok. IFC Films/The Reluctant Fundamentalist)
The Reluctant Fundamentalist (dok. IFC Films/The Reluctant Fundamentalist)

Mengadaptasi naskah novel Mohsin Hamid, Mira Nair akan mendapuk Riz Ahmed jadi Changez. Ia adalah pemuda Pakistan alumni kampus bergengsi Amerika Serikat. Saat seorang profesor berkewarganegaraan Amerika Serikat diculik, seorang jurnalis mencurigai keterlibatan Changez selaku rekan kerja korban. Sang jurnalis, Bobby (Liev Schrieber) berhasil mewawancarai Changez dan mengulik beberapa detail tentang hidupnya. Termasuk berbagai ketidaknyamanan yang ia rasakan sebagai imigran di Amerika Serikat setelah peristiwa 9/11. Ini membuat Bobby mulai meragukan intuisi dan instingnya sendiri.

Ketimbang fokus di India, Mira Nair memang lebih sering berkarya di Amerika Serikat sejak melanjutkan studinya di Universitas Harvard. Namun, kontribusinya dalam menyuarakan perspektif imigran India di luar negeri patut diapresiasi. Tidak terjebak meromantisasi, film terbaik Mira Nair menyisipkan sisi gelap dan getirnya yang bikin filmnya terasa lebih realistis dan menapak tanah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us