7 Film Terbaik Timothée Chalamet Versi Rotten Tomatoes, Ada Dune 2!

Dalam Bones and All, Timothée Chalamet mencoba sesuatu yang berbeda dan berani. Ia menantang dirinya dengan berperan sebagai Lee, seorang remaja yang memiliki kecenderungan kanibalisme. Chalamet tak sendirian, ia beradu peran dengan Taylor Russell, aktris muda yang tengah naik daun, dalam film arahan Luca Guadagnino (Call Me by Your Name, Suspiria) ini.

Bones and All bercerita tentang kisah cinta tragis antara Lee dan Maren (Russell), yang sama-sama memiliki masalah dengan makan daging manusia. Karena takut ditangkap atau dibenci, mereka berdua melarikan diri dari rumah dan menjelajah Amerika pada era 1980-an. Namun, meskipun mereka mencoba menemukan keindahan dan identitas di dunia yang berbahaya, masa lalu mereka yang mengerikan kerap menghantui perjalanan keduanya.

Wonka menceritakan kisah asal-usul Willy Wonka, seorang genius cokelat yang memiliki pabrik cokelat ajaib dalam novel berjudul Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl. Timothée Chalamet berperan sebagai Willy Wonka muda, yang bercita-cita membuka toko cokelat di sebuah kota yang terkenal dengan cokelatnya. Namun, ia harus menghadapi kartel cokelat yang rakus dan berusaha menghancurkan impiannya.

Chalamet berhasil memerankan Willy Wonka dengan penuh karisma dan pesona dalam film arahan Paul King (Paddington, Paddington 2) ini. Tak hanya berakting, ia juga menunjukkan kepiawaiannya dalam bernyanyi dan menari. Atas performanya itu, Chalamet berhasil meraih sejumlah penghargaan, salah satunya yakni nominasi Golden Globe Awards 2024 untuk kategori Best Actor – Motion Picture Musical or Comedy.

Selang tiga dekade diperankan oleh Kyle McLachlan dalam Dune (1984), Timothée Chalamet memperkenalkan kembali karakter Paul Atreides kepada generasi sekarang lewat Dune (2021). Paul Atreides adalah nyawa dalam film adaptasi novel klasik karya Frank Herbert ini. Ia dianggap sebagai Lisan Al-Gaib alias juru selamat yang dapat mengantarkan Arrakis, planet yang menjadi "panggung" dalam kisah epik Dune, menuju kejayaan.

Bisa dibilang, Paul Atreides adalah salah satu karakter fiksi yang paling kompleks dan mempunyai banyak lapisan. Ia memiliki peran, identitas, dan kemampuan yang saling bertentangan dan berubah seiring dengan perkembangan cerita. Namun, lewat kemampuan aktingnya, Chalamet berhasil membuat karakter ini mudah disukai oleh penonton.

Kualitas itu semakin lengkap dengan berbagai pencapaian yang didapatkan oleh film karya Denis Villeneuve (Sicario, Blade Runner 2049) ini. Dune berhasil memenangkan enam piala di Oscar 2022, terutama dalam hal teknis, seperti Best Visual Effects. Film ini bahkan mampu mengantongi 434,8 juta dolar AS di box office, meskipun mendapat penayangan terbatas saat dirilis karena pandemik COVID-19.

Sebelum Bones and All, Timothée Chalamet dan Luca Guadagnino pernah berkolaborasi dalam film bertema LGBT bertajuk Call Me by Your Name. Film ini menceritakan tentang hubungan romantis antara Elio (Chalamet), seorang remaja berusia 17 tahun, dan Oliver (Armie Hammer), seorang asisten peneliti ayah Elio yang berusia 24 tahun. Mereka berdua jatuh cinta di Italia pada musim panas tahun 1983.

Peran Chalamet sebagai Elio mendapatkan pujian dari para kritikus dan membuatnya meraih nominasi Best Actor Oscar 2018. Ia memberikan penampilan yang luar biasa, dengan menunjukkan konflik batin antara hasrat dan rasa bersalah yang dialami oleh Elio. Salah satu adegan yang paling mengesankan adalah ketika Elio duduk menatap perapian dengan mata berkaca-kaca di akhir film, menunjukkan kesedihan dan kehilangan yang mendalam.

Little Women adalah film drama periode yang diadaptasi dari novel klasik karya Louisa May Alcott. Film ini disutradarai oleh Greta Gerwig, yang setelahnya sukses dengan Barbie (2023) yang meraih lebih dari 1 miliar dolar AS di box office. Film ini menceritakan kisah empat saudara perempuan March, yaitu Jo (Saoirse Ronan), Meg (Emma Watson), Amy (Florence Pugh), dan Beth (Eliza Scanlen), yang tumbuh dewasa di masa Perang Saudara Amerika.

Di Little Women, Timothée Chalamet berperan sebagai Laurie, tetangga dan sahabat keluarga March, yang juga jatuh cinta dengan salah satu dari saudara perempuan March. Peran ini menampilkan sisi lain dari Chalamet, yang biasanya berperan sebagai karakter yang kompleks dan gelap. Di sini, ia menunjukkan pesona, keceriaan, dan kepolosannya sebagai Laurie, yang juga mengalami perkembangan karakter seiring berjalannya waktu.

Meski sukses secara komersial, kritik, dan penghargaan, Dune (2021) tak lepas dari beberapa keluhan penggemar. Banyak fans yang menilai film tersebut memiliki alur yang terlalu lambat dan minim adegan yang memacu adrenalin. Di sekuelnya, Dune: Part Two, Denis Villeneuve berhasil membayar semua itu dengan rentetan adegan aksi dan audiovisual yang menggelegar.

Tak hanya sang sutradara, Timothée Chalamet pun membawa Paul Atreides ke dalam dimensi karakter yang jauh lebih intens. Di film ini, kita bisa melihat perkembangan karakter Paul yang luar biasa. Mulai dari seorang pangeran naif yang ragu-ragu dengan takdirnya, menjadi seorang nabi yang memimpin Fremen, suku asli di Arrakis.

Semua totalitas tersebut, sekali lagi, menghasilkan prestasi yang manis untuk seri Dune. Film ini tak hanya mendapatkan sambutan positif dari para kritikus dan penonton, tetapi juga diprediksi menjadi salah satu film terlaris tahun 2024 dan berpeluang besar mendulang kesuksesan di Oscar tahun depan. Apakah terwujud? Mari kita tunggu sama-sama.

Di tahun yang sama dengan Call Me by Your Name, Timothée Chalamet juga muncul dalam film debut penyutradaraan Greta Gerwig, yakni Lady Bird. Film ini mengisahkan tentang kehidupan Lady Bird (Saoirse Ronan), seorang siswi SMA Katolik di Sacramento, California, yang bermimpi untuk kuliah di kota besar. Lady Bird mengeksplorasi hubungan Lady Bird dengan ibunya, teman-temannya, dan pacar-pacarnya, salah satunya adalah Kyle, yang diperankan oleh Timothée Chalamet.

Peran Chalamet sebagai Kyle di Lady Bird mungkin tak sebesar peran Elio di Call Me by Your Name. Namun, ia ia mampu menghidupkan chemistry menarik dengan Saoirse Ronan, yang mendapatkan nominasi Oscar untuk perannya sebagai Lady Bird. Chemistry ciamik tersebut ditampilkan kembali oleh keduanya dalam Little Women (2019), yang juga disutradarai oleh Greta Gerwig, yang dirilis dua tahun kemudian.

Selain tujuh judul di atas, masih ada beberapa film Timothée Chalamet yang mendapat ulasan positif di Rotten Tomatoes, antara lain The French Dispatch (2021), Interstellar (2014), Entergalactic (2022), Miss Stevens (2016), dan The King (2019). Dalam film-film tersebut, ia juga menunjukkan kemampuan aktingnya yang beragam dan menawan.

Dengan begitu banyak film berkualitas yang dibintanginya, Timothée Chalamet pantas mendapat predikat sebagai salah satu bintang muda paling bersinar di Hollywood. Semoga ia akan terus menghibur dan menginspirasi kita dengan film-filmnya yang luar biasa di masa depan, ya!