[REVIEW] Film The Father, Cara Unik Memperkenalkan Demensia

Demensia adalah sebuah istilah umum untuk kejadian hilang ingatan, kesulitan dalam memecahkan masalah, kesulitan dalam berbahasa, dan penurunan kemampuan berpikir lainnya hingga mencapai tahap yang parah. Dampak yang dihasilkan oleh demensia adalah kehidupan serta kegiatan sehari-hari menjadi terganggu. Penyakit Alzheimer jadi salah satu faktor umum penyebab seseorang terkena demensia
Film The Father menceritakan tentang seorang ayah yang memasuki tahap akhir dalam hidupnya dan terkena demensia. Ia hidup di apartemennya dan diasuh oleh anak perempuannya.
Film yang disutradarai oleh Florian Zeller dan ia juga menulisnya dengan Christopher Hampton ini diberi rating yang sangat tinggi oleh para professional reviewer dalam situs Rotten Tomatoes, yaitu sebesar 98%.
Ada beberapa hal teknis menarik yang didapatkan setelah menonton film yang dibintangi oleh Anthony Hopkins dan Olivia Colman ini. Dimulai dari segi penulisan script hingga kualitas akting yang ditawarkan para aktor. Untuk penjelasan yang lebih banyak lagi, simak ulasannya berikut ya!
1. Memiliki dua sudut pandang yang berbeda

Dalam film ini terdapat 2 karakter yang memiliki dua sudut pandang yang berbeda di sepanjang film. Dua sudut pandang tersebut akan menemani penonton sepanjang film dan membuat penonton lebih mengerti tentang masalah yang diangkat. Sudut pandang pertama yaitu dari karakter Anthony dan sudut pandang kedua yaitu dari karakter Anne.
Anthony, seorang ayah yang mengidap demensia akan memberikan sudut pandang bagaimana pengidap demensia menjalani kesehariannya. Sedangkan Anne, seorang anak yang harus mengurus ayahnya akan memberikan sudut pandang tentang bagaimana keluh kesah dalam mengurus keseharian dari pengidap demensia.
Kedua sudut pandang tersebut memiliki persamaan yang sangat jelas, yaitu keduanya sama-sama kesulitan dalam berkegiatan.
2. Memiliki alur yang kompleks, namun tetap terkoneksi

Karena dalam film The Father tersajikan sudut pandang dari sang pengidap demensia, maka penonton akan melihat alur yang kompleks. Hal ini mengikuti bagaimana pengidap demensia menghadapi suatu masalah. Karakter Anthony akan membuat penonton merasa mengikuti alur yang benar, tetapi itu adalah alur yang salah. Hal ini yang membuat alur dari film ini kompleks.
Walaupun kompleks, setiap alur yang disajikan akan memiliki clue untuk menentukan benang merah dari cerita film ini. Setiap alur tersebut ternyata tetap memiliki koneksi antar satu dengan yang lain. Hal ini yang membuat penonton untuk tetap mengikuti dan teliti dengan setiap scene dalam film ini.
3. Identitas karakter disajikan dengan cara yang menarik

Dalam mengikuti sudut pandang dari sosok Anthony, setiap karakter yang ditampilkan dalam film ini juga akan sulit dikenal. Mengapa? Karena bagi pengidap demensia, mereka kesulitan dalam mengingat identitas seseorang dan penonton juga akan dibawa dalam kondisi tersebut. Penonton dituntut untuk selalu mengikuti detail-detail yang ditampilkan untuk mengetahui karakter mana yang asli.
Dalam menunjukkan karakter mana yang asli, ingatan Anthony adalah kuncinya. Jika sosok karakter yang ditampilkan tidak sesuai dengan ingatan yang ada di memori Anthony pertama kali, maka itu bukanlah karakter yang asli. Tetapi, walaupun terdapat ketidaksesuaian terhadap sosok dengan ingatannya, keraguan tersebut yang menjadikan pengidap demensia mudah mempercayai sesuatu.
4. Penampilan gemilang dari Anthony Hopkins

Acting dari aktor ternama Anthony Hopkins sangatlah mengangkat kualitas dari film ini. Berkat penampilannya tersebut, ia berhasil mendapatkan penghargaan dalam acara Oscar untuk nominasi Best Actor pada tahun 2021. Ia juga memecahkan rekor sebagai aktor tertua yang memenangkan nominasi tersebut, yaitu pada umur 83 tahun.
Salah satu faktor yang sangat mendukung penampilan hebatnya ialah nama karakternya di dalam film ini sama dengan namanya. Selain itu, tahun kelahiran dari karakter yang ia mainkan juga sama dengan tahun kelahirannya di dunia nyata. Hal tersebut membuatnya memainkan karakter tersebut dengan lebih mudah.
5. Emosi penonton berhasil dipermainkan

Seharusnya, empati akan muncul ketika kita melihat keseharian pengidap demensia. Tetapi dalam film ini, tidak hanya rasa empati yang muncul, rasa kesal terhadap karakter Anthony juga kerap kali muncul karena sifatnya yang terkadang kurang bersahabat. Anthony terkadang suka menyela bahkan memukul orang yang ia tidak suka.
Begitu juga dengan anaknya, Anne. Rasa empati dan kesal kita sebagai penonton kerap kali muncul karena sikapnya terhadap Anthony. Terkadang Anne memiliki kesulitan dalam usahanya mengurus ayahnya dan terkadang ia juga melampiaskan kesusahannya dengan cara yang tidak baik. Hal tersebut berhasil membuat emosi penonton naik turun dari awal hingga akhir film.
Itulah beberapa poin menarik yang membuat film ini layak untuk ditonton. Film ini membuat penonton tidak memalingkan fokus mereka walaupun hanya sebentar. Apakah kalian sudah menonton film ini? Berapakah rating yang kalian berikan untuk film ini?