5 Film Thriller Politik Jebolan Cannes yang Wajib Ditonton WNI

- Two Prosecutors, The Violin, dan Cairo Conspiracy menyoroti politik di berbagai negara.
- Masing-masing film menampilkan konspirasi, pemberontakan, dan kriminalitas terkait kekuasaan politik.
- Film-film ini mengangkat isu-isu universal yang relevan dengan pengalaman banyak warga negara di dunia, termasuk Indonesia.
Cannes Film Festival 2025 sedang bergulir. Ada beberapa film yang mencuri perhatian, nih, salah satunya Two Prosecutors garapan sutradara Sergei Loznitsa. Berdasar performa sementara di Letterboxd, film ini dapat skor tertinggi dari pengguna, terutama para kritikus dan awak media yang nonton pada penayangan perdananya.
Bicara Two Prosecutors, rasanya pas buat merekap film thriller politik lain jebolan Cannes. Datang dari berbagai era, WNI wajib nonton, sih. Isunya relevan dengan yang terjadi di negeri sendiri.
1. The Violin (2005)

The Violin adalah film asal Meksiko yang berpusat pada petani sekaligus musisi paruh baya bernama Don Plutarco (Ángel Tavira). Hidup di negara yang dikuasai militer, ia diam-diam mendukung perjuangan putranya yang tergabung dalam kelompok pemberontak gerilya.
Satu hari, ia dapat misi untuk menyelundupkan amunisi dan senjata yang terkubur di lahan miliknya. Masalahnya, lahan itu sudah direbut paksa oleh pemerintah. Menonton The Violin seperti sebuah premonisi (pertanda) bilamana negara jatuh ke tangan militer.
2. Two Prosecutors (2025)

Two Prosecutor berorbit pada Kornev (Alexander Kuznetsov), jaksa muda yang dapat surat kaleng dari salah satu napi yang ditahan di gulag. Berlatarkan Soviet pada 1937, Kornev yang naif menganggap ini adalah saatnya untuk berkontribusi pada negara. Apalagi, si pengirim surat mengindikasikan adanya korupsi di pemerintah.
Di luar pengetahuannya, kasus ini ternyata tak sesederhana yang ia kira. Semua orang yang ia temui untuk memecahkan kasus ini tampak enggan membantu karena khawatir kena getahnya. Sutradara Loznitsa secara tak langsung sedang memotret sistem politik restriktif yang sukses bikin rakyatnya apatis dan egois.
3. Cairo Conspiracy (2022)

Cairo Conspiracy atau yang dikenal juga dengan judul Boy From Heaven adalah film thriller politik berlatar Mesir masa kini. Kita bakal diajak mengikuti Adam (Tawfeek Barhom), seorang maba di kampus teologi bergengsi di negeri itu. Berkuliah dengan beasiswa pemerintah, ia tiba-tiba didekati pria yang mengaku sebagai bagian dari badan inteligen negara.
Adam yang sebenarnya hanya ingin belajar menemukan dirinya terjebak dalam sebuah konspirasi. Ia harus bekerja untuk kepentingan kelompok yang ia tak yakin benar salahnya. Semua gegara kematian pimpinan tertinggi di kampus tersebut yang mendorong terjadinya perebutan pengaruh dan kekuasaan baru.
4. Eagles of the Republic (2025)

Eagles of the Republic adalah film ketiga Tarik Saleh yang berlatar konstelasi politik Mesir. Kali ini, kamu akan diajak menyelami sudut pandang seorang aktor yang tanpa sengaja terlibat dalam konspirasi rezim berkuasa. Gara-gara satu hal, ia terpaksa terlibat dalam sebuah film propaganda yang sebenarnya tak sesuai kata hatinya.
Film ini adalah bagian dari Trilogi Kairo yang digarap Tarik Saleh. Dua judul sebelumnya antara lain The Nile Hilton Incident (2017) and Cairo Conspiracy (2022). Sama seperti Two Prosecutors, film ini sedang berkompetisi dalam perebutan Palme d'Or Cannes Film Festival 2025.
5. City of God (2005)

City of God memadukan beberapa genre sekaligus. Memang fokusnya pada kriminalitas dan kehidupan keras di sebuah pemukiman padat penduduk di Brasil yang dikenal pula dengan istilah favela. Namun, ada banyak isu politik yang disenggol di sini. Beberapa di antaranya kemiskinan struktural dan absennya otoritas berwenang dalam kehidupan warga. Ini menyuburkan praktik-praktik premanisme dan bisnis komoditas ilegal. Tayang perdana di Cannes Film Festival 2002, film ini mendulang perhatian dan menyabet beberapa nominasi Oscar sekaligus.
Cannes Film Festival memang gudangnya film-film berkualitas dari beragam genre. Namun, kalau mau dipersempit, film-film thriller politik mereka boleh dibilang jempolan. Isunya universal karena relevan dengan pengalaman banyak warga negara di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. WNI wajib nonton, sih, biar makin sadar politik.