Ini Transformasi Sifat Tony Stark di 7 Film yang Dibintanginya

Pada film Iron Man 1, kamu bisa melihat sosok Tony Stark sebagai orang yang pintar, tetapi sombong, playboy, dan narsis. Pengalamannya kabur hidup-hidup dari para teroris dan pertemuannya dengan penyelamat hidupnya Dr. Yinsen, tampaknya berhasil sedikit mengubah kepribadian Tony Stark menjadi lebih peduli kepada lingkungan sekitarnya.

Hal ini dibuktikan dengan keputusan Tony Stark untuk menghentikan seluruh produksi senjata di perusahaannya yang menjadi sumber perseteruaannya dengan Obadiah Stane. Di akhir film, Tony Stark tampak ingin mulai melakukan hidup baru salah satunya dengan membangun hubungan romantis dengan asisten setianya Pepper Potts.

Di film Iron Man 2, kamu masih dapat merasakan sifat narsistik Tony Stark yang kental seperti suka pamer dan senang dipuja. Namun, Tony Stark mulai berubah dari seorang pembuat senjata menjadi orang yang mendukung perdamaian dunia sehingga menjaga agar reaktor energi ciptaannya tidak digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Di film ini, Tony Stark juga tampak ingin menyudahi segala keterlibatannya dengan urusan pekerjaan dan fokus pada kehidupan pribadinya. Buktinya, Tony Stark berhenti menjadi direktur dan menunjuk Pepper Potts sebagai penggantinya. Rasa peduli Tony Stark yang mulai tumbuh akhirnya menjadi salah satu alasan kelompok Avengers dapat terbentuk.

Pada film ini, perkembangan karakter Tony Stark memang tidak terlalu terasa karena film ini lebih banyak fokus pada menceritakan awal mula dari terbentuknya tim Avengers. Namun, satu hal yang pasti adalah rasa peduli Tony Stark terhadap perdamaian dunia semakin dibuktikan dengan bergabungnya ke tim Avengers.

Salah satu momen yang penting bagi Tony Stark adalah ketika dia menyadari bahwa ada ancaman dari luar angkasa yang selama ini tidak diketahui. Hal ini membuat dia banyak mengambil tindakan ekstrem untuk melindungi dunia.

Pada film Iron Man 3, Tony digambarkan telah mulai mengalami banyak perubahan tetapi banyak kesalahan dari masa lalu yang sampai saat itu masih mengganggunya. Salah satunya adalah villain utama dari film ini, yaitu Aldrich Killian yang menaruh dendam karena sifat semena-mena dari Tony Stark di masa lalu. Di film ini, kamu akan melihat perjuangan Tony Stark melawan hasil sifat buruknya di masa lalu.

Di film ini, Pepper Potts juga terlihat tidak setuju dengan hobi Tony Stark membuat kostum Iron Man. Meski Tony Stark tetap saja bersikeras membuat baju Iron Man sebagai hobi, di akhir film ini Tony akhirnya memutuskan menghancurkan semua baju miliknya sebagai bukti lebih memprioritaskan hubungannya dengan Pepper Potts dan mulai menghilangkan keegoisan dalam dirinya.

The Avengers: Age of Ultron adalah puncak dari rasa takut Tony kehilangan hal-hal yang berharga bagi dirinya. Untuk itulah dia menciptakan program perlindungan Bumi yang dinamakan Ultron. Meski akhirnya terjadi kesalahan dan membuat tim Avengers harus bergerak, Tony telah membuktikan dirinya sebagai orang yang visioner dan peduli terhadap perdamaian dunia.

Captain America: Civil War melanjutkan rasa bersalah Tony akibat perbuatannya saat The Avengers: Age of Ultron. Hal tersebut membuat Tony setuju tim Avengers diawasi oleh pemerintah agar segala tindakannya tidak lagi merugikan banyak orang. Di momen inilah sifat egoistik Tony Stark telah terobati dan mulai memikirkan keputusan yang dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Pada film ini, Tony Stark tampil sebagai sosok pembimbing bagi superhero muda Peter Parker. Tidak peduli sengotot apapun Peter Parker ingin bergabung dengan tim Avengers, Tony Stark tidak setuju karena ingin menjauhkan Peter dari bahaya. Tony juga kerap memarahi Parker yang sering bertindak sembrono karena hal itu mengingatkan Tony pada dirinya saat muda. Di film ini, tampak sekali sifat orang tua bijak Tony Stark mulai tumbuh.

Di film ini, kamu mengetahui bahwa Tony memiliki anak dengan Pepper Potts dan akhirnya siap melepas seluruh masa lalunya dan membangun keluarga (kecuali hobi membuat baju Iron Man tentunya). Namun, kemunculan Thanos membuat seluruh rencananya berantakan dan mengharuskan dia beraksi lagi sebagai Iron Man.

Di awal film, Tony terdampar di pesawat luar angkasa sebelum akhirnya diselamatkan Captain Marvel. Setelah selamat, Tony justru mengamuk karena seharusnya ide pembuatan Ultron dilanjutkan agar mereka lebih siap menghadapi invasi luar angkasa. Akhirnya, Tony pergi dan memutuskan tidak berurusan lagi dengan para Avengers.

Lima tahun berlalu dan Tony mendapatkan kehidupan yang diinginkan, yaitu keluarga. Namun, dia teringat dengan Peter Parker yang telah dianggapnya anak sendiri telah menjadi debu. Dia pun akhirnya menyadari bahwa bukan dia satu-satunya yang merasa kehilangan dan akhirnya memutuskan berjuang untuk terakhir kalinya.

Di film ini juga, Tony yang telah menjadi seorang ayah akhirnya paham perasaan orangtuanya dan mendapatkan kesempatan untuk berterima kasih pada sang ayah yang dulu dibencinya.

Jika kamu mengikuti perkembangan karakter Tony Stark dari setiap film dapat melihat perubahan Tony yang egois seperti anak-anak hingga menjadi sosok orang tua yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab.

Cara Marvel mengakhiri karakter Tony Stark patut diancungi jempol karena keputusan Tony untuk mengorbankan dirinya dan menyelamatkan dunia menjadi simbol terakhir bahwa dia benar-benar sudah berubah.