5 Karakter Anime yang Hidup dengan Penuh Penyesalan

- Shoya Ishida (A Silent Voice) menyesal karena pernah merundung Shoko Nishimiya. Ini membuatnya sulit berdamai dengan diri sendiri.
- Arata Kaizaki (ReLIFE) merasa gagal menyelamatkan Michiru Saiki sehingga sulit beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan barunya.
- Kenshin Himura (Rurouni Kenshin) menyesali masa lalu sebagai pembunuh bayaran dan terus dihantui rasa bersalah.
Setiap orang pasti memiliki penyesalan. Bagaimanapun, manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan yang akhirnya membuat mereka menyesal pada masa depan.
Hal ini juga berlaku pada karakter dalam anime. Meski setiap karakter anime tentu memiliki penyesalan masing-masing, ada beberapa karakter yang hidupnya penuh penyesalan. Sampai-sampai, mereka sulit untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Siapa saja karakternya? Yuk, simak ulasan berikut!
1. Shoya Ishida (A Silent Voice)

Saat dirinya masih kecil, Shoya Ishida bisa dibilang sebagai anak yang nakal. Shoya dan gengnya akan melakukan apa saja untuk mencari kesenangan atau sekadar mengusir rasa bosan. Namun, kenakalannya mulai berlebihan ketika Shoya merundung seorang gadis pindahan yang difabel rungu, Shoko Nishimiya.
Meski bukan satu-satunya orang yang merundung Shoko, Shoya adalah orang yang paling jahat kepada Shoko. Shoya tidak hanya menghinanya, tetapi dirinya juga melempar pasir sampai merusak alat bantu dengar Shoko. Ketika Shoko memutuskan untuk pindah sekolah karena perundungan tersebut, Shoya menjadi orang yang paling disalahkan.
Semua teman Shoya mulai menjauhi Shoya. Bahkan, orang-orang yang dulu ikut merundung Shoko juga malah memusuhi Shoya. Sejak saat itu, hidup Shoya selalu dipenuhi oleh rasa penyesalan.
Shoya selalu berusaha untuk berdamai dengan dirinya sendiri, tetapi hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan, Shoya pernah hampir menyerah karena dirinya dihantui oleh rasa bersalah. Bagaimana tidak, setelah Shoya memasuki SMP, nama Shoya bahkan sudah terkenal sebagai seorang perundung. Hal ini membuat Shoya seolah tidak diterima di mana pun.
Meski begitu, Shoya memutuskan untuk tetap berusaha berdamai dengan dirinya sendiri. Demi menebus rasa bersalahnya, Shoya belajar bahasa isyarat. Selama bertahun-tahun, Shoya mencoba mencari Shoko hanya untuk meminta maaf atas apa yang sudah ia lakukan pada masa lalu.
2. Arata Kaizaki (ReLIFE)

Penyesalan tidak selalu hanya datang dari kesalahan masa lalu. Kadang, penyesalan juga bisa hadir ketika kita merasa gagal menyelamatkan seseorang. Hal tersebut adalah apa yang dialami oleh Arata Kaizaki dalam serial ReLIFE.
Sebelumnya, Arata bekerja di sebuah perusahaan dan dirinya cukup dekat dengan seniornya, Michiru Saiki. Arata menyadari bahwa Michiru sebenarnya mendapatkan tekanan, bahkan perundungan, dari teman-teman sekantornya. Meski begitu, Arata sama sekali tidak berdaya sehingga Michiru akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Kematian Michiru sangat membuat Arata terpukul karena dirinya merasa gagal menyelamatkan seniornya. Hal ini membuat Arata sulit beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan barunya sehingga dirinya dikenal sebagai pecundang yang tidak bertanggung jawab. Arata baru bisa memaafkan dirinya setelah Arata kembali ke masa lalu melalui eksperimen ReLife Research Institute.
3. Kenshin Himura (Rurouni Kenshin)

Sebelumnya, Kenshin Himura adalah seorang pembunuh bayaran dan dikenal sebagai Battōsai. Sebagai Battōsai, Kenshin adalah sosok yang sangat ditakuti di Jepang. Namun, terlepas dari reputasinya, Kenshin menyadari bahwa apa yang ia lakukan sebenarnya salah.
Alhasil, Kenshin memutuskan untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran. Kenshin memilih untuk menggunakan kekuatannya demi melindungi orang-orang di sekitarnya. Namun, berdamai dengan diri sendiri bukanlah hal yang mudah dilakukan. Meski Kenshin sudah mulai menyebarkan kebaikan, Kenshin masih dihantui oleh rasa bersalah dan menyesal karena apa yang sudah ia lakukan pada masa lalu.
4. Gintoki Sakata (Gintama)

Sebagai salah satu anime komedi terbaik, Gintama memang tidak begitu mendalami trauma psikologi sang protagonis, Gintoki Sakata. Sebaliknya, Gintoki justru ditampilkan sebagai karakter yang konyol. Gintoki sering melakukan hal-hal tidak perlu yang pada akhirnya hanya merepotkan dirinya sendiri.
Meski begitu, di balik senyumannya, Gintoki sebenarnya dihantui oleh rasa bersalah dan penyesalan yang luar biasa. Pada masa lalu, Gintoki terlibat dalam Perang Joui bersama Jouishishi. Selama perang berlangsung, Gintoki adalah sosok yang sangat ditakuti sehingga dirinya dikenal sebagai Shiroyasha atau "Iblis Putih".
Pada akhir perang, Gintoki dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit. Gintoki dipaksa memilih antara menyelamatkan teman-temannya atau membunuh guru yang paling ia hormati, Shoyo Yoshida. Karena Gintoki bisa menyelamatkan lebih banyak orang dengan membunuh gurunya, Gintoki akhirnya memenggal kepala Shoyo dengan pedangnya sendiri.
Meski Gintoki tidak pernah memperlihatkan penyesalannya, kematian Shoyo selalu menjadi mimpi buruk Gintoki. Di balik keceriaannya bersama Yorozuya, Gintoki masih merasa bersalah karena sudah membunuh gurunya sendiri. Gintoki menyesal kenapa dirinya harus mengorbankan Shoyo, alih-alih berusaha untuk menyelamatkan teman-temannya tanpa mengorbankan gurunya.
5. Edward Elric (Fullmetal Alchemist: Brotherhood)

Sama seperti Rurouni Kenshin, Fullmetal Alchemist: Brotherhood juga sebenarnya merupakan anime tentang perjalanan penebusan dosa. Sebelumnya, Edward Elric pernah mengajak adiknya, Alphonse Elric, untuk melakukan ritual terlarang, yakni Transmutasi Manusia. Pada awalnya, Ed dan Al melakukan Transmutasi Manusia demi menghidupkan kembali ibu mereka yang baru saja meninggal.
Sayangnya, Ed dan Al masih terlalu kecil untuk mengetahui jika Transmutasi Manusia adalah ritual terlarang. Alih-alih mendapatkan kembali ibunya, Ed dan Al malah kehilangan anggota tubuh mereka. Alhasil, Ed dan Al kemudian menjadi Alkemis Negara untuk mencari cara mengembalikan tubuh mereka.
Meski menjadi Alkemis Negara merupakan upaya untuk menebus kesalahan mereka, Ed selalu dihantui oleh penyesalan atas apa yang sudah ia lakukan. Ed terus menyalahkan dirinya sendiri karena jiwa Al harus terjebak dalam baju zirah. Meski Al tidak pernah menyalahkan kakaknya, Ed tetap merasa bersalah atas apa yang terjadi pada adiknya.
Memiliki penyesalan sebenarnya adalah hal yang sangat manusiawi. Bagaimanapun, manusia adalah gudang kesalahan. Meski begitu, berlarut-larut dalam penyesalan juga bukanlah hal yang baik. Terus menyesali apa yang sudah terjadi hanya akan membuat kita terjebak pada masa lalu dan sulit untuk melangkah ke depan. Jadi, pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari kelima karakter di atas?