Kenapa Chum Bucket di SpongeBob SquarePants Selalu Sepi?
- Plankton dikenal sebagai villain di Bikini Bottom, terkenal karena rencana jahatnya, seperti mencuri resep Krabby Patty.
- Produk makanan yang dijual di Chum Bucket tidak menarik, membuat pelanggan kabur bahkan sebelum mencicipi "Chum".
- Banyak pilihan restoran lain di Bikini Bottom yang lebih menggiurkan, membuat persaingan bisnis makanan cukup berat.
Selain menceritakan tentang kehidupan pertemanan SpongeBob dan tetangga-tetangganya, serial kartun SpongeBob SquarePants juga menghadirkan konflik tentang bisnis restoran. Di Bikini Bottom, ada beberapa restoran atau tempat makan, seperti Krusty Krab, Fancy Restaurant, Chum Bucket, hingga Kelp Shake yang hanya muncul di satu episode. Namun, dari seluruh restoran makanan yang ada di Bikini Bottom, hanya Krusty Krab dan Chum Bucket yang sering diceritakan.
Bukan tanpa alasan dua restoran tersebut kerap diceritakan, apalagi kalau bukan karena pemiliknya yang merupakan rival abadi, yakni Tuan Krab dan Plankton. Dua karakter yang dulu merupakan rekan bisnis ini sekarang harus bersaing mempertahankan bisnis kuliner mereka masing-masing. Sayangnya, Chum Bucket, restoran milik Plankton, selalu sepi jika dibandingkan dengan Krusty Krab.
Kira-kira apa yang menyebabkan Chum Bucket selalu sepi? Apakah tidak ada upaya dari sisi marketing oleh Plankton? Simak analisanya di bawah ini!
1. Plankton dikenal sebagai salah satu villain di Bikini Bottom
Selain menjadi pemilik Chum Bucket, Plankton juga dikenal sebagai villain paling terkenal di Bikini Bottom. Hampir di setiap kemunculannya, makhluk kecil tersebut hadir dengan rencana jahat. Salah satu rencana jahat yang membuat Plankton populer adalah mencuri resep rahasia Krabby Patty milik Tuan Krab.
Seperti dalam episode "Plankton!", Plankton mencoba memanipulasi SpongeBob untuk mencuri resep rahasia. Aksi licik Plankton ini akhirnya diketahui oleh warga, sehingga membuat citranya semakin buruk. Reputasi buruk ini juga yang membuat warga Bikini Bottom takut dan gak percaya pada Plankton. Alhasil restorannya pun gak pernah dilirik oleh warga Bikini Bottom, deh.
2. Produk makanan yang dijual tidak menarik
Salah satu daya tarik utama sebuah restoran adalah produk atau makanan yang dijual. Sedangkan menu utama di Chum Bucket hanyalah "Chum", yang merupakan campuran bahan-bahan gak jelas, berwarna abu-abu keunguan dan tampak tak layak makan. Gak seperti Krabby Patty, menu andalan Krusty Krab yang punya visual menarik. Produk yang dijual Plankton tersebut, sering membuat pelanggannya kabur, bahkan sebelum mencicipi "Chum".
Planton gak pernah benar-benar fokus pada kualitas rasa makanan yang dijualnya. Gak heran jika Chum Bucket pun akhirnya sepi pembeli. Hal ini terlihat jelas dalam episode "Chum Bucket Supreme", di mana dalam episode ini Plankton coba membuat slogan iklan baru untuk meningkatkan penjualan di restorannya.
Di awal, usaha yang dilakukan Plankton membuat Chum Bucket ramai. Kemudian, saat mencoba makanan yang ia jual, pelanggan yang datang langsung pergi dengan ekspresi geli, lho!
3. Banyak pilihan restoran lain di Bikini Bottom
Alasan lain yang membuta Chum Bucket sepi juga karena persaingan bisnis makanan yang cukup berat di Bikini Bottom. Ada banyak restoran, kedai, hingga makanan cepat saji lain yang lebih menggiurkan. Salah satunya Krusty Krab yang sangat populer dan menjadi favorit warga Bikini Bottom.
Selain bersaing bisnis dengan Tuan Krab, Plankton juga kalah dalam hal inovasi makanan. Seperti dalam episode “Patty Hype”, SpongeBob berhasil membuat produk makanan mirip Krabby Patty dan langsung viral di Bikini Bottom. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya warga Bikini Bottom terbuka dengan restoran atau bisnis makanan baru, asalkan produk yang dijual menarik dan pastinya enak.
Tiga penjelasan di atas menjadi alasan mutlak kenapa Chum Bucket selalu sepi. Bukannya sibuk memperbaiki kualitas makanan yang dijual, Plankton malah sibuk merancang rencana jahat untuk mencuri resep rahasia Krabby Patty. Padahal, Plankton juga bisa menciptakan resep rahasia sendiri, apabila produk yang dijualnya ramai pembeli. Setuju, kan?
