Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Karakter dalam Film Sering Pakai Kostum Kuning?

Potret di balik layar film The Substance. (dok. MUBI/The Substance)
Potret di balik layar film The Substance. (dok. MUBI/The Substance)

Selain warna hitam, merah, dan jingga, kuning adalah warna kostum yang cukup sering dipakai lakon film. Gak peduli romcom, drama, distopia, atau bahkan thriller dan horor. Alicia Silverstone mengenakannya saat memerankan Cher Horowitz dalam film Clueless (1995). Begitu pula dengan Uma Thurman di film Kill Bill: Volume 1 (2003) dan Emma Stone dalam salah satu adegan ikonik La La Land (2016) serta Poor Things (2023). 

Penggunaan warna kuning juga prominen dalam film-film horor serta thriller. Contohnya Jonas dalam serial fenomenal Dark (2017—2020), bocah malang bernama Georgie dalam film It (2017) sampai yang terbaru Elisabeth Sparkle, protagonis The Substance (2024).

Lantas, mengapa kuning begitu populer dalam industri film? Apa alasan sineas menggunakan salah satu warna primer itu untuk mengemas penampilan lakonnya? Ini beberapa alasannya!

1. Kuning punya dua arti yang berbeda dalam film, kekuatan dan ketidaknyamanan sekaligus

Kill Bill: Volume 1 (dok. Miramax/Kill Bill: Volume 1)
Kill Bill: Volume 1 (dok. Miramax/Kill Bill: Volume 1)

Alasan warna kuning sering muncul sebagai kostum lakon film sebenarnya berkaitan erat dengan teori psikologi warna. Ada tulisan menarik dari Mary P. Wood berjudul "The persistence of yellow in Italian film noir" dalam jurnal Studies in European Cinema. 

Menurut risetnya, warna kuning muncul di film-film Eropa awalnya untuk keperluan pemasaran. Terutama dalam format poster karena mereka butuh sesuatu yang menarik mata audiens di tengah hiruk pikuk jalanan. 

Dalam perkembangannya, khususnya di film-film noir klasik Italia, kuning justru dipakai untuk mengindikasikan hal-hal yang lekat dengan kelas bawah dan pekerja. Filosofi yang dipakai adalah kuning yang sewarna dengan matahari yang korosif, sehingga memberikan efek tidak nyaman dan panas, yang semuanya lekat dengan kemiskinan. Rumus ini masih dipakai dalam beberapa film kontemporer, seperti Mad Max dan The Last of Us untuk sekuens tertentu. 

2. Titik fokal dalam film yang menandai kekuatan dan energi

The Substance (dok. MUBI/The Substance)
The Substance (dok. MUBI/The Substance)

Namun, harus diakui kuning bisa punya arti lain ketika digunakan secara spesifik untuk kostum karakter. Kostum kuning bercorak gingham yang dipakai Cher Horowitz dalam film Clueless, misalnya, menandakan energi dan kepercayaan diri.

Kamu juga bisa melihat efek energik ini dalam gaun yang dipakai Emma Stone untuk adegan dansa ikonik di film La La Land, Uma Thurman di film Kill Bill, sampai Kate Hudson saat memerankan Andie dalam film How to Lose a Guy in 10 Days

Dalam kasus The Substance, arti warna kuning yang dipakai Coralie Fargeat sebagai salah satu kostum protagonis The Substance, Elisabeth Sparkle (Demi Moore) bisa diartikan lebih dalam dan kompleks, yakni berkaitan erat dengan teori bahwa ia adalah matrix (yang secara harfiah berarti ibu dalam bahasa Latin). Ia adalah sumber asli dari sosok baru yang lahir dari tubuhnya, versi dirinya yang lebih baik, Sue (Margaret Qualley).

Untuk mengonfirmasi pesan itu pada penonton, Fargeat mendandani Elisabeth dalam balutan pakaian berwarna primer, yakni biru, kuning, dan merah. Bertolakbelakang dengan Sue yang lebih sering memakai pakaian dari warna turunan: merah muda dan ungu. 

3. Di satu sisi bisa diasosiasikan dengan bahaya bahkan kegilaan/keganjilan

Dark (dok. Netflix/Dark)
Dark (dok. Netflix/Dark)

Di satu sisi, warna kuning juga bisa diasosiasikan dengan bahaya dan keganjilan. Coba perhatikan jas hujan kuning yang dipakai Georgie sebelum ia bertemu makhluk menyerupai badut di film It.

Sesaat kemudian, ia tak pernah lagi ditemukan. Formula serupa dipraktikan kreator serial Dark. Warna kuning identik dengan sang lakon Jonas yang sering memakai jaket itu, sebelum dan sesudah ia menemukan cara menjelajah waktu.

Sesuai natur filmnya yang bergenre thriller, selama menggunakan jaket kuning, Jonas selalu menemukan berbagai keganjilan, keanehan, dan sesuatu yang baru. Warna kuning juga dipakai untuk alat pelindung diri di PLTN Winden, kota fiktif latar Dark. Ini sekali lagi mengonfirmasi bahwa kuning memang dipakai sebagai simbol peringatan akan bahaya. 

Kuning juga lekat dengan sesuatu yang tak terduga, ganjil, dan gila. Seperti jumpsuit kuning yang dipakai Uma Thurman dan Bruce Lee dalam film aksi brutal mereka masing-masing, Kill Bill dan Game of Death. Ingat pula karakter nyentrik Bella Baxter (Poor Things) yang sesekali pakai gaun kuning, terutama saat ia melakukan pemberontakan dan konfrontasi.

Tak ada teori pakem mengapa kuning dipilih jadi kostum utama lakon sebuah film. Setiap sineas punya filosofi sendiri, tetapi satu yang pasti, kuning adalah warna primer yang memikat mata. Apalagi bila ia dipasang sebagai titik fokal, dijamin adegan jadi lebih membekas di benak penonton. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us