5 Lagu Klasik yang Mengungkap di Balik Gemerlap Hidup Bintang Rock

Menjadi bintang rock sering kali terlihat seperti kehidupan impian dengan konser besar, fans yang memuja, dan gemerlap panggung yang tak pernah redup. Tapi di balik semua itu, ada sisi gelap dan kenyataan yang jarang dibicarakan yakni kesepian, tekanan, hingga kejatuhan akibat ketenaran yang terlalu cepat.
Tak sedikit musisi yang menuangkan pengalaman dan pengamatan mereka ke dalam lagu. Isinya pun hanya tentang gitar dan glamor, tapi juga tentang pencarian jati diri, kritik sosial, dan perasaan terjebak dalam citra yang dibentuk oleh industri hiburan. Berikut deretan lagu yang menyingkap sisi lain dari gemerlap dunia rock.
1. “Ziggy Stardust” – David Bowie
David Bowie tidak hanya menciptakan lagu tentang menjadi bintang rock, ia menciptakan sosok fiksi yang mencerminkan kemegahan sekaligus kehancuran hidup musisi terkenal. Ziggy Stardust adalah alien glam yang jadi bintang, terinspirasi oleh tokoh-tokoh nyata seperti Jimi Hendrix dan Iggy Pop.
Lagu ini membawa kita ke dunia yang penuh gaya dan keanehan, tapi juga mengingatkan bahwa popularitas bisa sangat merusak. Lewat karakter Ziggy, Bowie menyindir sisi gelap ketenaran seperti ego yang membesar, kehancuran identitas, dan akhirnya jatuh dari puncak.
Lagu ini tidak hanya menjadi karya glam rock ikonik, tapi juga potret jujur tentang apa yang bisa terjadi ketika seseorang terlalu larut dalam citra yang ia ciptakan sendiri.
2. “Rock ’N’ Roll Star” – Oasis
Oasis tidak malu-malu dalam menunjukkan ambisi mereka untuk menjadi bintang besar. Lagu pembuka album Definitely Maybe ini adalah deklarasi penuh semangat bahwa mereka ingin dan akan jadi rock star. Liam Gallagher menyanyikannya dengan penuh percaya diri dan sikap yang mencerminkan keangkuhan khas Britpop, kontras dengan kesuraman musik grunge saat itu.
Alih-alih mengeluh tentang tekanan ketenaran, Oasis merayakannya. Mereka ingin dunia tahu bahwa menjadi terkenal bukanlah beban, melainkan tujuan. “Rock ’N’ Roll Star” adalah lagu tentang mimpi masa kecil yang benar-benar menjadi nyata dan bagaimana mereka tidak berniat meminta maaf atas hal itu.
3. “Rock Star” – Hole
Courtney Love menulis lagu ini bukan hanya sebagai lirik, tapi sebagai manifesto. Dalam “Rock Star”, ia mengenang masa remaja yang penuh tekanan. Lagu ini menjadi penutup yang kuat dalam album Live Through This, karya yang muncul tak lama setelah kematian Kurt Cobain, dan justru memperlihatkan Love yang tetap tegak berdiri.
Lagu ini mencerminkan realitas pahit dan keras dari dunia selebritas yang penuh tekanan, namun Love tidak menyesalinya. Dengan sikap blak-blakan, dia memperlihatkan bahwa menjadi rock star bukan hanya tentang popularitas, tapi tentang keberanian menunjukkan luka, kekacauan, dan ambisi secara terang-terangan.
4. “I Wanna Be Sedated” – Ramones
Di balik gemerlap tur keliling dunia dan panggung besar, ada sisi kehidupan musisi yang penuh kebosanan dan kelelahan. Ramones menangkap ironi ini dengan gaya khas mereka yang cepat dan padat. “I Wanna Be Sedated” terdengar seperti lagu pesta, padahal isinya adalah keluhan tentang betapa membosankannya jadwal tur yang padat dan monoton.
Joey Ramone menyanyikan lirik seperti “nothing to do, nowhere to go” dengan nada setengah putus asa. Lagu ini memperlihatkan bahwa bahkan dalam puncak ketenaran, ada sisi kehidupan rock star yang terasa hampa. Ramones sendiri mungkin tidak selalu berada di puncak tangga lagu, tapi mereka menjadi ikon punk justru karena kejujuran seperti ini.
5. “Rockin’ in the Free World” – Neil Young
Meski judulnya terdengar seperti lagu kebebasan, “Rockin’ in the Free World” justru menyampaikan kritik tajam terhadap kondisi sosial dan politik, sekaligus menyentil peran musisi dalam dunia hiburan. Neil Young menggunakan semangat rock sebagai sarana protes, bukan perayaan semata.
Ia menggambarkan dunia yang penuh ketidakadilan, kemunafikan, dan kebisingan kosong yang sering kali justru dilewatkan oleh mereka yang sudah terlalu nyaman. Lagu ini jadi semacam tamparan bagi mereka yang menikmati status sebagai rock star tanpa menyadari tanggung jawab sosial yang mungkin dimiliki.
Dengan riff yang kuat dan lirik yang penuh sindiran, Neil Young mengingatkan bahwa jadi musisi bukan hanya tentang tampil di panggung, tapi juga tentang suara yang dibawa. Dalam dunia yang serba glamor, “Rockin’ in the Free World” menunjukkan bahwa rock juga bisa jadi bentuk perlawanan.
Di balik dentuman gitar dan sorak penonton, kehidupan seorang rock star ternyata penuh kerumitan. Kelima lagu ini membongkar lapisan demi lapisan realitas di balik ketenaran. Dari semua kisah itu, benarkah jadi bintang rock seindah yang terlihat?