Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Lagu yang Selamanya Terkait dengan Adegan Film Menyeramkan

cuplikan film 500 Days of Summer
cuplikan film 500 Days of Summer (dok. Searchlight Pictures/500 Days of Summer)
Intinya sih...
  • Lagu-lagu yang terkait dengan adegan film menyeramkan bisa mengubah makna lagu menjadi sesuatu yang menakutkan dan mencekam.
  • Contoh lagu-lagu seperti 'Hurdy Gurdy Man', 'Goodbye, Horses', dan 'There Is a Light That Never Goes Out' berubah menjadi simbol ketegangan dan teror setelah digunakan dalam film-film horor atau psikologis.
  • Lagu-lagu tersebut kini sulit didengarkan tanpa teringat adegan menyeramkan dari filmnya, membuktikan betapa kuatnya visual dalam mengubah cara kita mendengar musik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada lagu-lagu yang begitu kuat hingga mampu membangkitkan kenangan tertentu dalam sekejap. Namun terkadang, bukan kenangan indah yang muncul melainkan adegan film yang begitu mengganggu hingga merusak pesona lagu itu selamanya. Sinema memang punya kekuatan besar untuk mengubah makna lagu menjadi sesuatu yang tadinya romantis bisa terasa menakutkan.

Dari horor klasik hingga film psikologis modern, ada banyak contoh di mana lagu-lagu indah berubah menjadi simbol ketegangan dan teror. Ketika nada-nada lembut dipadukan dengan kekerasan visual atau suasana mengancam, efeknya bisa sangat membekas di kepala penonton.

Beberapa lagu di daftar ini dulunya terdengar ringan atau bahkan bahagia sampai sutradara memutuskan untuk menggunakannya di tempat yang salah. Jadi, lagu mana yang kini sulit kamu dengarkan tanpa teringat adegan menyeramkan dari filmnya?

1. ‘Hurdy Gurdy Man’ – Donovan

Lagu folk dari Donovan ini awalnya hanya terdengar eksentrik dan spiritual dengan sentuhan timur yang khas era 60-an. Namun semuanya berubah setelah digunakan dalam beberapa film bertema gelap seperti The Conjuring (2013), Salem’s Lot (2024), dan yang paling terkenal, Zodiac (2007) karya David Fincher.

Dalam film itu, lagu ini mengiringi adegan pembunuhan pertama sang pembunuh berantai dan menjadikannya lebih menyeramkan dari yang pernah dibayangkan siapa pun. Kini, setiap kali nada “Oohhh” yang melayang di awal lagu terdengar, rasanya seperti mendengar bisikan dari dunia lain.

Ironisnya, lagu yang dulu terasa magis dan spiritual justru kini identik dengan suasana mencekam dan darah. Bukan karena liriknya berubah, tapi karena citra visual yang melekat begitu kuat di kepala para penonton.

2. ‘Goodbye, Horses” – Q Lazzarus

Awalnya, ‘Goodbye, Horses’ terdengar seperti lagu synth-pop melankolis dengan nuansa misterius yang menenangkan. Namun, setelah digunakan dalam The Silence of the Lambs (1991), lagu ini berubah menjadi simbol gangguan psikologis dan kengerian.

Adegan Buffalo Bill menari di depan cermin dengan tubuh telanjang sebagian sambil menyanyikan lagu ini, membuat banyak orang sulit mendengarkannya tanpa merasa tidak nyaman. Menariknya, sutradara Jonathan Demme menemukan lagu ini secara kebetulan dari sopir taksi bernama Q Lazzarus yang memperdengarkannya langsung.

Siapa sangka, lagu yang awalnya hanya eksperimental justru menjadi salah satu lagu film paling menyeramkan sepanjang masa. Kini, begitu intro lagu itu terdengar, bayangan Buffalo Bill akan langsung muncul di benak siapa pun yang pernah menonton filmnya.

3. ‘There Is a Light That Never Goes Out’ – The Smiths (1986)

Lagu ini seharusnya jadi anthem melankolis bagi para pecinta musik indie, sampai film 500 Days of Summer (2009) mengubahnya menjadi lambang hubungan yang gagal. Dalam film itu, momen ketika Summer berkata “I love The Smiths!” di dalam lift mungkin tampak manis, tapi bagi banyak orang, adegan itu terasa terlalu dibuat-buat dan pretensius.

Akibatnya, ‘There Is a Light That Never Goes Out’ kini lebih sering dikaitkan dengan romansa yang rumit dan rasa sakit hati ketimbang dengan emosi asli yang dibawakan Morrissey. Lagu yang tadinya jadi pelarian bagi hati yang hancur kini justru mengingatkan kita pada cinta yang tidak seimbang dan betapa nyebelinnya pasangan yang terlalu hipster.

4. ‘Singin’ in the Rain’ – Gene Kelly

Dulu, Gene Kelly menari gembira di bawah hujan sambil menyanyikan lagu ini, dan seluruh dunia tersenyum bersamanya. Namun dua dekade kemudian, Stanley Kubrick menghancurkan citra itu lewat film A Clockwork Orange (1971).

Dalam salah satu adegan paling brutal di sejarah sinema, tokoh utama Alex DeLarge menyanyikan lagu ini sambil melakukan tindak kekerasan yang tak terbayangkan. Sejak itu, “Singin’ in the Rain” tak lagi terdengar cerah atau penuh cinta.

Lirik “What a glorious feeling, I’m happy again” justru terdengar ironis dan menakutkan. Bahkan Gene Kelly sendiri dikabarkan marah ketika tahu lagunya digunakan dalam konteks seperti itu. Siapa sangka lagu tentang kebahagiaan bisa berubah jadi simbol kengerian?

5. ‘Stuck in the Middle With You’ – Stealers Wheel

Quentin Tarantino dikenal jenius dalam memilih musik untuk filmnya, tapi kadang pilihan itu meninggalkan bekas yang terlalu kuat. Dalam Reservoir Dogs (1992), lagu ceria ‘Stuck in the Middle With You’ mengiringi adegan sadis ketika Mr. Blonde (Michael Madsen) menari-nari sebelum memotong telinga korban yang terikat.

Sebelum film ini, lagu tersebut hanya dikenal sebagai pop rock ringan yang cocok untuk pesta. Namun setelah Tarantino, setiap kali lagu ini terdengar, yang muncul di kepala bukan suasana santai melainkan rasa tegang dan jijik yang tak mudah hilang. Lagu ini membuktikan betapa kuatnya visual dalam mengubah cara kita mendengar musik.

Beberapa lagu di atas menjadi abadi bukan karena liriknya, tapi karena cara film membuatnya terasa lain yakni lebih gelap, lebih menakutkan, atau bahkan lebih tragis. Jadi, dari semua lagu yang pernah kamu dengar di film, adakah yang kini terasa terlalu menyeramkan untuk diputar lagi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Hype

See More

8 Meme Kartun tentang Menyetir, Ada Tikus Bawa Mobil?

23 Nov 2025, 16:24 WIBHype