5 Musisi dan Label yang Putuskan untuk Boikot Spotify, Siapa Saja?

- Deerhoof menarik musiknya dari Spotify karena sistem royalti yang merugikan artis independen dan investasi Spotify di industri militer.
- King Gizzard & The Lizard Wizard ikut memboikot Spotify sebagai bentuk solidaritas terhadap musisi lain dan mendorong penggemar untuk mendukung musisi melalui platform yang lebih adil, seperti Bandcamp.
- Leah Senior, David Bridie, dan label Kalahari Oyster Cult juga ambil bagian dalam gerakan boikot Spotify sebagai protes terhadap model bisnis yang dianggap tidak berkelanjutan bagi musisi kecil.
Spotify jadi salah satu platform musik digital paling populer di dunia. Dengan jutaan lagu dari berbagai genre, layanan streaming ini seperti surga bagi para penikmat musik. Namun di balik kemudahannya, gak semua musisi merasa nyaman dengan sistem yang diterapkan oleh Spotify. Khususnya soal pembagian royalti yang dinilai tidak adil bagi para artis, terutama yang berasal dari jalur independen.
Karena alasan itu, sejumlah musisi bahkan memutuskan buat menarik karya mereka dari platform ini. Mereka juga angkat suara, melakukan aksi boikot, dan mengajak publik untuk lebih kritis terhadap cara kerja industri streaming. Siapa saja musisi dan label yang memutuskan untuk boikot Spotify? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!
1. Deerhoof

Deerhood adalah band eksperimental asal San Francisco, Amerika Serikat, yang dikenal karena gaya musik mereka yang unik dan anti-mainstream. Mereka termasuk salah satu musisi yang terang-terangan mengkritik Spotify, terutama soal sistem royalti yang dianggap merugikan artis independen. Pada 30 Juni lalu, Deerhoof mengunggah pernyataan mereka di Instagram untuk menarik musiknya dari Spotify. Mereka juga menyoroti investasi Spotify di industri militer, yang menurutnya bertentangan dengan nilai-nilai seni dan kemanusiaan yang mereka pegang.
2. King Gizzard & The Lizard Wizard

Band psychedelic rock asal Melbourne, Australia, ini dikenal begitu produktif dan punya basis penggemar fanatik. Pada Juli 2025, mereka ikut memboikot Spotify sebagai bentuk solidaritas terhadap musisi lain dan protes terhadap sistem pembayaran yang dinilai tidak transparan. Band ini menyatakan bahwa mereka ingin mendorong penggemar untuk mendukung musisi secara langsung melalui platform yang lebih adil, seperti Bandcamp. Meski keputusan ini cukup berani, para penggemar rasanya justru mendukung upaya mereka ini.
3. Leah Senior

Leah Senior adalah penyanyi folk asal Australia yang juga ikut ambil bagian dalam gerakan boikot Spotify. Suaranya yang lembut dan lirik-lirik puitisnya, banyak digemari di kalangan pecinta musik independen. Namun, Leah memutuskan untuk menarik musiknya dari Spotify karena merasa platform tersebut tidak memberikan kompensasi yang layak bagi artis independen. Ia secara terbuka menyatakan bahwa nilai-nilai yang dipegangnya sebagai musisi, tidak sejalan dengan arah bisnis Spotify.
4. David Bridie

Musisi sekaligus komposer ternama asal Australia yang sudah aktif sejak era 1980-an ini bernama David Bridie. Ia dikenal lewat karya-karya yang menggabungkan musik ambient, world music, dan isu-isu sosial. Bridie juga secara terbuka mengkritik Spotify karena sistem royaltinya yang dianggap mengeksploitasi kerja keras musisi, terutama yang berasal dari jalur independen dan komunitas minoritas. Dalam aksinya ini, ia mengajak publik untuk lebih mendukung platform alternatif yang memberikan bayaran lebih adil kepada para kreator.
5. Kalahari Oyster Cult

Sedikit berbeda dari daftar sebelumnya, Kalahari Oyster Cult adalah label rekaman independen asal Belanda yang menaungi berbagai artis eksperimental dan alternatif. Pada 26 Juni lalu, mereka secara kolektif menarik seluruh rilisan dari Spotify sebagai bentuk protes terhadap model bisnis yang dianggap tidak berkelanjutan bagi musisi kecil. Dalam pernyataannya, label ini menyoroti bagaimana Spotify menghasilkan keuntungan besar dari konten kreator, sementara banyak artis justru kesulitan bertahan hidup.
Aksi boikot yang dilakukan para musisi dan label ini menunjukkan bahwa tidak semua pihak puas dengan cara kerja layanan streaming seperti Spotify. Karena di balik segala kemudahannya, ternyata ada realitas pahit yang dirasakan banyak artis, terutama yang independen. Lewat langkah ini, mereka ingin mengingatkan bahwa musik bukan sekadar angka dan algoritma saja, tapi juga soal keadilan dan penghargaan terhadap kerja keras para kreator.