5 Lagu yang Disesali Musisinya Sendiri, Andai Bisa Dihapus!

- 'One in a Million' – Guns N’ Roses: Lirik ofensif dan kontroversial membuat lagu ini disesali oleh Axl Rose dan Slash.
- 'I Don’t Want to Know' – Fleetwood Mac: 'Silver Springs' dibuang untuk 'I Don’t Want to Know', menyisakan rasa pahit bagi Stevie Nicks.
- 'Have a Cigar' – Pink Floyd: Lagu ini dianggap sebagai penyimpangan dari visi album, menjadi noda kecil bagi Roger Waters.
Tidak semua lagu menjadi warisan yang membanggakan bagi musisinya. Beberapa karya yang awalnya sekadar eksperimen justru berujung jadi penyesalan yang membekas. Entah karena lirik yang kontroversial, nada yang bertolak belakang dengan identitas band, atau keputusan impulsif di studio, sejumlah lagu dianggap kesalahan oleh para penciptanya sendiri
Menariknya, lagu-lagu ini tak selalu buruk dari sisi musikalitas. Namun, respons publik, konflik internal, hingga rasa malu yang datang belakangan membuat para musisi berharap karya tersebut tak pernah ada. Jika bisa, mungkin mereka ingin menghapus ini dari diskografinya. Berikut lima lagu yang disesali oleh musisinya sendiri.
1. 'One in a Million' – Guns N’ Roses
Guns N’ Roses memang dikenal sebagai band yang penuh kontroversi, tapi lagu 'One in a Million' adalah batas yang bahkan membuat penggemar setianya geleng-geleng kepala. Lagu ini dirilis dalam mini album GNR Lies dan Axl Rose malah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyisipkan lirik-lirik ofensif yang mengandung unsur rasis dan homofobik.
Slash sendiri secara terbuka mengaku tidak nyaman dengan lagu ini. Meskipun Axl Rose mengklaim bahwa liriknya ditulis dari sudut pandang karakter fiksi, banyak orang menganggap itu cuma alasan untuk membenarkan ucapan yang seharusnya tak pantas diucapkan. Lagu ini membuat banyak pendengar merasa malu mendengarkannya di ruang publik.
2. 'I Don’t Want to Know' – Fleetwood Mac
Album Rumours dari Fleetwood Mac memang luar biasa, tapi proses pembuatannya dipenuhi drama dan konflik pribadi antaranggota. Salah satu momen paling mengecewakan datang dari Stevie Nicks, ketika lagu ciptaannya yang berjudul 'Silver Springs' dibuang dari daftar utama karena alasan teknis panjang lagu.
Sebagai gantinya, lagu 'Don’t Want to Know' yang sebenarnya lebih ringan masuk ke album. Meskipun terdengar menyenangkan dengan nuansa pop ala Everly Brothers, Nicks merasa dikhianati karena lagunya yang lebih emosional dan mendalam hanya dijadikan B-side.
Butuh waktu bertahun-tahun sampai 'Silver Springs' mendapatkan tempatnya dalam sejarah musik, dan hal ini meninggalkan rasa pahit dalam kenangan Stevie. Jika bisa mengulang waktu, mungkin ia akan memperjuangkan lagunya dengan lebih keras.
3. 'Have a Cigar' – Pink Floyd
Pink Floyd dikenal dengan karya-karyanya yang mendalam, terutama setelah kepergian Syd Barrett. Roger Waters lebih suka membuat album sebagai satu kesatuan cerita, bukan sekadar kumpulan lagu. Namun, 'Have a Cigar' dari album Wish You Were Here terasa seperti penyimpangan dari visi tersebut, terutama karena vokalnya diisi oleh Roy Harper, bukan anggota band sendiri.
Lagu ini sebenarnya sindiran terhadap industri musik, dengan lirik seperti “Which one’s Pink?” yang cukup menggelitik. Tapi bagi penggemar setia, kehadiran suara asing di antara alur emosional album terasa seperti gangguan. Waters sendiri belakangan mengakui bahwa keputusan tersebut bukanlah yang terbaik dan menjadi semacam noda kecil dalam album yang seharusnya personal.
4. 'Amsterdam' – Van Halen
Era Sammy Hagar di Van Halen memang tak pernah sepopuler masa-masa bersama David Lee Roth. Meski begitu, Hagar punya daya tarik sendiri sampai lagu 'Amsterdam' muncul. Lagu ini dianggap memalukan oleh Eddie dan Alex Van Halen karena menyederhanakan kampung halaman mereka hanya menjadi tempat untuk “nge-fly” dan pesta.
Padahal, album Balance sebagian besar berisi tema yang lebih dewasa dan emosional. 'Amsterdam' justru terdengar seperti lagu iseng yang keluar jalur. Bahkan di tengah kesuksesan album tersebut, lagu ini dianggap sebagai titik awal keretakan dalam hubungan antaranggota. Hagar mungkin bermaksud bersenang-senang, tapi hasilnya malah memperkeruh suasana.
5. 'Love Song' – AC/DC
Kalau menyebut AC/DC, yang terlintas adalah lagu-lagu keras, nakal, dan penuh energi. Namun, di awal karier mereka, band ini sempat mencoba jalur yang sangat berbeda lewat lagu 'Love Song'. Dengan nada lembut dan lirik romantis, lagu ini lebih cocok untuk band pop tahun 70-an daripada grup rock seperti AC/DC.
Angus Young sendiri pernah berkata bahwa lagu ini adalah kesalahan besar dan tidak pernah seharusnya masuk ke album debutnya, High Voltage. Bagi yang mengenal AC/DC dari lagu seperti 'Highway to Hell' atau 'Back in Black', 'Love Song' terasa seperti produk dari band yang belum tahu jati dirinya. Meski bukan lagu yang buruk, AC/DC jelas ingin semua orang melupakannya.
Dalam perjalanan panjang dunia musik rock, tak semua lagu yang dirilis menjadi kebanggaan bagi sang musisi. Kadang, keputusan kreatif yang diambil saat itu justru berakhir menjadi penyesalan mendalam di kemudian hari. Kalau mereka bisa, kira-kira lagu mana yang ingin mereka hapus dari sejarah?