Review Film Ballad of a Small Player, Sajikan Visual Apik

Ballad of a Small Player menceritakan kisah Lord Doyle (Colin Farrell) atau Brendan Reilly, yaitu mantan pengacara Irlandia yang kabur ke Macau setelah terlibat skandal keuangan besar. Dia hidup sebagai penjudi kompulsif yang menghabiskan harinya di kasino, berjudi, dan terus menumpuk hutang.

Doyle menjadi semakin putus asa saat tekanan dari kreditur mulai membesar. Dia kemudian bertemu dengan Dao Ming (Fala Chen), seorang pegawai kasino yang tampak baik dan ingin membantu Doyle. Dao Ming menawarkan semacam bantuan kepada Doyle untuk meminjamkan dana padanya agar terus bermain judi.

Di lain sisi, ada Cynthia Blithe (Tilda Swinton), seorang detektif swasta yang dikirim untuk menangkap Doyle. Kira-kira, bagaimanakah perjalanan Doyle selanjutnya di Macau?

Cuplikan Ballad of a Small Player

Di film ini, Doyle digambarkan sebagai sosok yang terjebak antara keinginan untuk melarikan diri, rasa bersalah yang menghantuinya, dan ilusi akan satu kemenangan yang terus menghantui.

Sepanjang cerita, penonton akan melihat bagaimana ia mencoba menggali dan menutup lubang hutang yang ia pakai untuk berjudi. Perjudian dalam film ini seolah berfungsi sebagai metafora untuk self-destruction, yaitu semakin besar taruhannya, semakin dalam Doyle mersakan putus ada dan kehilangan kontrol diri.

Alur film ini membuat perjalanan Doyle terasa begitu manusiawi karena pada dasarnya manusia identik dengan implusif. Tokohnya juga digambarkan sebagai seseorang yang mudah digerakkan dengan kesenangan sesaat yang bisa saja membawa kehancuran.

Sinematografi film ini benar-benar menjadi salah satu elemen paling memikat. Di film ini, Macau digambarkan bukan hanya sebagai kota kasino penuh cahaya. Namun juga sebagai tempat di mana Doyle mulai menghancurkan hidupnya sendiri.

Permainan warna neon, cahaya refleksi dari meja baccarat, hingga pengambilan gambar yang sanga tajam, membuat film ini gak hanya seru untuk ditonton tapi juga mengajak penonton merasakan psikologis dari Doyle.

Gak hanya itu, musik dari Volker Bertelmann berhasil memperkuat atmosfer tegang dalam film ini. Jadi, bisa dibilang kalau kolaborasi visual dan musik ini membuat penonton Ballad of a Small Player terasa seperti ikut merasakan kepanikan yang dirasakan Lord Doyle.

Bagian akhir Ballad of a Small Player menjadi adegan yang paling banyak dibicarakan penonton. Setelah melalui rangkaian kemenangan dan kekalahan, Doyle akhirnya tiba pada satu pertaruhan terakhir.

Pertaruhan itu menentukan apakah ia bisa keluar dari Macau dan membayar semua dosanya, atau justru semakin tenggelam dalam hidup yang ia benci.

Namun alih-alih memberi jawaban pasti, film ini menutup ceritanya dengan menggantung karakter Dao Ming tiba-tiba menghilang begitu saja.

Bahkan, Doyle sendiri tampak tidak yakin pada apa yang ia rasakan. Ending seperti ini sebenarnya cukup ambigu, tapi justru dapat memberi ruang bagi penonton untuk menafsirkan sendiri makna perjalanan Doyle.

Itu dia review Ballad of a Small Player lengkap dengan ulasan cerita hingga kualitas sinematografinya. kamu suka cerita dengan alur yang cepat dan bikin penonton ikut tegang, Ballad of a Small Player jelas layak masuk watchlist kamu!