Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Film Dopamin 2025, Romance-Survival yang Menegangkan tapi Hangat

Dopamin
Dopamin (dok. Starvision/Dopamin)

Film Dopamin (2025) menandai momen spesial dalam karier Teddy Soeriaatmadja atau kini dengan nama baru: Teddy Soeria Atmadja. Sama seperti Paul Thomas Anderson yang akrab dipanggil "PTA," Teddy Soeria Atmadja atau TSA kini memantapkan langkahnya dengan gaya penyutradaraan yang lebih berani dan eksperimental. Ia seolah terinspirasi dari sebuah meme viral: "I think God’s next test for me should be ‘can he handle a ridiculous amount of money?’" Dari sanalah TSA membangun film tentang cinta, tekanan hidup, dan absurditas kebahagiaan manusia modern.

Meski awalnya tampak sebagai film drama biasa, Dopamin menjelma menjadi kisah romantic-survival thriller yang getir. Dibintangi Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon sebagai Malik dan Alya, film ini menghadirkan kisah pasutri muda yang berjuang melawan kemerosotan ekonomi dan ambiguitas moral. Lalu, apa saja kelebihan dan kekurangannya? Mari simak di bawah!

Sinopsis film Dopamin (2025)

Dopamin mengikuti pasangan muda yang menuju kehancuran setelah sang suami, Malik, diterpa PHK dan terjerat utang puluhan juta. Dari rumah kontrakan sempit, mereka berjuang menjaga cinta di tengah pertengkaran hampir setiap harinya. Tekanan ekonomi membuat sang istri, Alya, bertanya-tanya: apakah mereka harus tetap bersama atau menyerah pada keputusasaan?

Suatu malam, Malik bertemu dengan sesosok pria misterius yang menolongnya. Pagi harinya, mereka menemukan koper misterius berisi uang tunai dalam jumlah yang besar. Godaan kekayaan instan ini pun memicu dilema moral, ambil uangnya atau lapor ke polisi dan hidup mereka hancur total. Satu langkah salah dan semuanya berakhir. Manakah yang mereka pilih?

Dopamin
2025
3.5/5
Directed by Teddy Soeria Atmadja
Producer

Chand Parwez Servia

Writer

Teddy Soeria Atmadja

Age Rating

13+

Genre

Crime, romantic, survival

Duration

94 minutes Minutes

Release Date

13-11-2025

Theme

Romance Survival

Production House

StarVision Plus, Karuna Pictures

Where to Watch

Movie Theater

Cast

Angga Yunanda, Shenina Cinnamon, Anjasmara, Teuku Rifnu Wikana, Kiki Narendra

Trailer Dopamin (2025)

Cuplikan film Dopamin (2025)

Review Film Dopamin

Duet Angga-Shenina sebagai pasutri yang penuh masalah

Film ini fokus pada Malik (Angga) dan Alya (Shenina), pasangan muda yang baru 3 tahun menikah dan sedang berada di titik terendah hidup mereka. Malik kena PHK, sementara tumpukan utang semakin menekan rumah tangga mereka. Sekilas, premis ini mengingatkan kita pada No Other Choice (2025). Bedanya, TSA membungkus Dopamin dengan gaya yang lebih intim dan personal.

Melalui lensa lebar 25mm dan 35mm, TSA menangkap dinamika psikologis keduanya dengan rasa tegang yang konstan. Distorsi yang dihasilkan lensa tersebut menciptakan kedekatan emosional sekaligus rasa sesak, seolah membawa kita ikut masuk ke dalam ruang sempit dan panas di mana Malik dan Alya hidup. Ada adrenaline rush yang terus berjalan sepanjang film.

Chemistry Angga–Shenina pun terasa alami, karena mereka pasutri di dunia nyata. Kadang, ada percikan humor kecil di tengah situasi menegangkan. Mereka bukan hanya pasangan ideal di layar, tapi juga cerminan nyata pasangan muda yang berjuang di tengah kondisi sulit tanpa perlu jadi heroik.

Ketika Malik dan Alya menemukan "sesuatu" yang mengubah hidup mereka, film ini beralih menjadi drama moral yang memicu pertanyaan: apakah "kebahagiaan" bisa dibeli atau justru itu membuat kita kehilangan kendali atas diri sendiri? Dalam sistem yang korup, kemenangan kecil mereka adalah kemenangan strategis. Getir dan ironis, bukan?

Hadirkan scoring dan soundtrack yang menyatu dengan film

Dari segi teknis, Dopamin cukup solid. Ritme film terjaga berkat scoring intens yang membuat ketegangan tak pernah benar-benar padam. Pacing dalam film pun efektif: cepat tapi tidak terburu-buru. Durasi 1 jam 34 menit cukup untuk keseluruhan cerita. Sayang, penggunaan lagu-lagu seperti Everything U Are (Hindia) dan Anything You Want (Reality Club) terasa agak dipaksakan.

Alih-alih memperkuat emosi, kedua lagu hit itu justru sedikit mengganggu konsistensi tone film. Marketing filmnya memang berhasil memanfaatkan daya tarik Angga–Shenina. Namun saat lagu-lagu viral Spotify ikut ditambahkan, suasana dramatisnya jadi hilang. Meski begitu, tak bisa dimungkiri bahwa intensitas suspense dalam film ini tetap terjaga dari awal hingga akhir.

Apakah Dopamin recommended untuk ditonton?

Secara keseluruhan, Dopamin adalah film yang berani, kuat secara emosi, dan merefleksikan kecemasan generasi muda hari ini. Khususnya tentang ekonomi, cinta, dan tekanan untuk selalu "terlihat bahagia." Meski naskahnya cenderung main aman dan beberapa karakter pendukung tampak dibiarkan begitu saja, TSA berhasil menjaga intensitas filmnya tanpa harus bertele-tele.

Klimaksnya memang sedikit kempes dan tak sekuat build-up di awal. Namun film ini tetap meninggalkan kesan mendalam. Di tengah tren film lokal yang sering cari aman di wilayah rom-com atau horor, Dopamin hadir sebagai eksperimen segar. Bisa bikin tegang, tapi juga hangat. In this economy, sebagian besar kita pasti related dengan pemikiran Malik dan Alya ketika mendapat "uang kaget."

Dopamin memang membuat kita bahagia. Namun, dopamin instan akan membuat kita jadi ketagihan. Tapi, hanya itulah yang membuat sebagian orang bahagia di tengah dunia yang tak baik-baik saja. Dopamin tayang di bioskop Indonesia mulai 13 November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us

Latest in Hype

See More

9 Potret Amanda Manopo Jadi Bridesmaid di Pernikahan Sahabat, Natural

13 Nov 2025, 06:41 WIBHype