Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Film The Amateur, Aksi Balas Dendam Rami Malek

The Amateur (dok. 20th Century Studios/The Amateur)

The Amateur (2025) menampilkan sisi berbeda dari film aksi mata-mata konvensional. Kali ini, protagonisnya bukan agen tangguh bersenjata, melainkan seorang analis CIA yang mengandalkan otaknya untuk menuntaskan dendamnya.

Jika kamu mengharapkan ledakan beruntun dan kejar-kejaran ala Bourne Identity (2002), film ini justru menawarkan sesuatu yang lebih dingin dan penuh perhitungan. Penasaran seberapa menarik film ini? Simak ulasan lengkapnya di bawah!

1. Akting solid Rami Malek sebagai Charlie Heller

The Amateur (dok. 20th Century Studios/The Amateur)

Rami Malek tampil memukau sebagai Charles "Charlie" Heller, seorang kriptografer CIA yang kehilangan istrinya akibat serangan teroris. Dengan ekspresi dingin, Malek menyampaikan kemarahan dan tekad balas dendam yang cenderung obsesif.

Akting Malek tidak berlebihan, tapi cukup kuat untuk membawa kita tenggelam dalam konflik internal seorang pria yang tidak pernah membunuh tapi dipaksa menjadi pembunuh. Karakternya pun berhasil mengisi kekosongan aksi fisik dengan kecerdasan.

2. Sajikan plot balas dendam yang tak biasa

The Amateur (dok. 20th Century Studios/The Amateur)

Alih-alih langsung menerjang musuh seperti pahlawan aksi klasik, Charlie justru menyusun jebakan demi jebakan dengan keahliannya. Ia meretas, memanipulasi sistem, dan merakit bahan peledak ala hacker kelas kakap, dengan skenario yang presisi.

Kita pun dibawa ke lokasi-lokasi eksotis seperti Paris, Istanbul, hingga Laut Baltik. Sekilas, film ini mengingatkan kita dengan Death Wish (1974), di mana balas dendam dilakukan oleh "orang biasa," serta The Killer (2023) yang lebih menekankan sisi strategis ketimbang adu fisik brutal.

3. Alur yang terlalu lambat dan minim aksi

The Amateur (dok. 20th Century Studios/The Amateur)

Sayangnya, kekuatan naratif The Amateur tidak selalu berhasil mempertahankan ketegangan. Alurnya cenderung lambat, bahkan kadang terlalu berputar-putar dalam internal CIA dan konflik pribadi Charlie. Ketegangan dibangun lewat atmosfer dan dialog, bukan adrenalin.

Bahkan ketika Charlie beraksi, ia tetap seperti pria di belakang layar: membobol apartemen dengan tutorial video, meledakkan kolam renang kaca, atau menyebar serbuk sari untuk memicu alergi lawan. Cerdik, memang. Tapi tidak menghibur para pecinta film laga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
Triadanti
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Triadanti
EditorTriadanti
Follow Us