Selain Fantastic Beast, 7 Film Eddie Redmayne Ini Wajib Kamu Tonton

Elizabeth : The Golden Age bercerita tentang Ratu Elizabeth dari Inggris yang dijuluki sebagai “Ratu Perawan” karena seumur hidupnya tidak pernah menikah. Sang ratu saat itu mendapatkan tekanan dari para penasihatnya untuk segera menikah karena apabila ia meninggal dan tidak memiliki pewaris maka sepupunya, Mary dari Skotlandia, yang akan menjadi penguasa Inggris selanjutnya. Sementara itu Raja Spanyol, Philip II, menganggap bahwa Inggris adalah ancaman terbesar bagi kerajaannya sehingga ia berniat membunuh sang ratu dan menjadikan anaknya, Isabella, sebagai penggantinya.

Eddie Redmayne yang berperan sebagai Anthony Babington diutus oleh Serikat Jesuit yang bekerja sama dengan Raja Philip II untuk membunuh Elizabeth. Namun, ia gagal menjalankan misinya dan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.

Dalam film besutan sutradara Justin Chadwick ini, Eddie Redmayne berperan sebagai William Stafford, suami kedua dari Mary Boleyn (Scarlett Johansson). Mary sebelumnya merupakan istri dari William Carey sekaligus selir dari Raja Henry VIII (Eric Bana). Tetapi karena ambisi kakaknya, Anne Boleyn (Natalie Portman), yang ingin menjadi permaisuri sekaligus Ratu Inggris dan Henry VII juga tertarik padanya, Mary pun diasingkan di sebuah desa dan menjadi janda karena suami pertamanya meninggal dunia.

Singkat cerita, Raja Henry VIII yang tergila-gila dengan Anne kemudian membatalkan pernikahan dengan permaisurinya, Catherine of Aragon, dan menikah dengan Anne Boleyn. Anne yang tidak bisa melahirkan anak lelaki kemudian dituduh telah mengkhianati raja dan dihukum mati dengan cara dipenggal. Sebelumnya Mary yang memohon agar raja membatalkan hukuman tersebut tetapi ditolaknya.

Sepertinya Eddie Redmayne memang langganan film-film berlatar belakang sejarah. Dalam film Black Death besutan sutradara Christopher Smith ini Redmayne berperan sebagai Osmund, seorang rahib gereja yang bergabung bersama Ulric (Sean Bean) beserta pasukannya untuk mencari dan menyelidiki sebuah desa yang belum terkena wabah penyakit atau disebut black death (kasus wabah penyakit yang menyebabkan kematian 2/3 masyarakat Eropa pada abad ke-14 M). Osmund mengetahui letak desa tersebut dan ia memiliki misi khusus di sana, yaitu menemukan seorang wanita bernama Averill (Kimberly Nixon).

Setelah melalui perjalanan yang penuh dengan rintangan, mereka tiba di desa tujuan. Desa tersebut dipimpin oleh Langiva (Carice van Houten), seorang necromancer yang dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Ulric, Osmund, dan pasukannya mencari tahu penyebab desa tersebut masih aman dari wabah penyakit dan menemukan fakta bahwa Langiva hanya seorang ahli herbal yang membohongi penduduk seakan-akan dia seorang necromancer dan menjauhkan mereka dari Tuhan. Ulric dan beberapa orang pasukannya pun mati di tangan penduduk.

Film ini mengambil sudut pandang Colin Clark (Eddie Redmayne), seorang asisten sutradara yang bekerja untuk sutradara Laurence Olivier (Kenneth Branagh). Pada tahun 1957, Olivier memiliki proyek film berjudul The Prince and Showgirl di Inggris dan Marilyn Monroe (Michelle Williams) menjadi pemeran utamanya. Colin yang bekerja dengan serius dan cekatan membuat Olivier kagum padanya dan melibatkannya dalam film tersebut.

Masalah muncul ketika Marilyn membuat banyak masalah selama syuting, misalnya lupa dialog, terlambat datang, dan moody. Ditambah lagi suaminya, Arthur Miller (Dougray Scott), kembali ke Amerika untuk sementara waktu semakin membuat Marilyn tidak bersemangat syuting. Di tengah kegalauannya, Colin selalu hadir menghibur Marilyn dan mengembalikan semangatnya. Benih-benih cinta pun bersemi di antara mereka. Hubungan “seminggu” pun mereka jalani dengan penuh kebahagiaan hingga tiba saatnya Marilyn harus kembali ke “pelukan” suaminya.

Dalam film ini, Redmayne masuk ke dalam dua nominasi penghargaan, yaitu BAFTA Award kategori Rising Star Award (tidak menang) dan Capri Hollywood International Film Festival kategori Capri Ensemble Cast Award (menang). Sedangkan Michelle Williams memenangkan Piala Oscar.

Film Les Miserables dapat dikatakan sebagai titik yang menguji kemampuan Eddie Redmayne dalam dunia peran. Selain berakting, film ini menuntutnya untuk bernyanyi karena seluruh dialognya merupakan nyanyian. Les Miserables yang diangkat dari novel sejarah dengan judul sama karya Victor Hugo ini menceritakan tentang Jean Valjean (Hugh Jackman), seorang mantan narapidana yang pernah dihukum selama 19 tahun karena mencuri sepotong roti. Setelah bebas, ia bekerja keras dan menjadi seorang walikota sekaligus pemilik pabrik yang disegani. Namanya pun diubah menjadi Monsieur Madeline.

Suatu hari, Monsieur Madeline menolong seorang perempuan bernama Fantine (Anne Hathaway) yang sebelum meninggal berwasiat agar Monsieur merawat putrinya yang bernama Cosette (Amanda Seyfried). Cosette pun berada dalam lindungan Monsieur Madeline hingga dewasa.

Ketika Revolusi Prancis meletus, Cosette bertemu dengan seorang pemuda bernama Marius Pontmercy (Eddie Redmayne) dan mereka saling jatuh cinta. Monsieur Madeline menyelamatkan Marius agar tidak terbunuh ketika terjadi pemberontakan dan merestui pernikahan mereka sebagai bentuk tanggung jawab terakhirnya untuk Cosette.

Seorang mahasiswa jenius di Universitas Cambridge bernama Stephen Hawking (Eddie Redmayne) tertarik untuk meneliti black hole di alam semesta. Selama menjalani riset, Hawking menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya dan dokter mengatakan bahwa ia menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang secara perlahan menyebabkan ia tidak bisa berbicara, menelan, hingga seluruh badannya lumpuh tetapi tidak berdampak apapun pada otaknya.

Jane Wilde, kekasihnya, bersikeras ingin menikah dengannya dan menerima keadaanya. Mereka pun menikah dan memiliki seorang putra. Tak lama setelah itu, tesis masternya tentang Big Bang diterima tetapi ia sudah tidak mampu berjalan dan harus menggunakan kursi roda. Hingga anak keduanya lahir, Hawking melanjutkan risetnya tentang visibilitas black hole tetapi ia kehilangan suaranya setelah menjalani tracheostomy.

Hawking mulai belajar menggunakan papan ejaan untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya dan juga menerima komputer built-in voice synthesiser yang ia gunakan untuk menulis buku, penelitian, dan memberikan ceramah maupun kuliah. Ketika namanya semakin dikenal, pernikahannya dengan Jane Wilde yang terbina selama 30 tahun pun berakhir.

The Theory of Everything menandai puncak karier Eddie Redmayne dalam seni peran. Ia begitu piawai memerankan tokoh Stephen Hawking dan meraih penghargaan Oscar (Academy Awards), BAFTA Awards, dan Golden Globe Awards sebagai best actor sekaligus.

Film The Danish Girl seakan menjadi penguat bahwa Eddie Redmayne merupakan aktor spesialis film biopic. Terlepas dari bayang-bayang Stephen Hawking yang jenius dan mengantarkannya meraih Oscar atau Marius yang pemberani, ia pun menerima tantangan lain : berperan sebagai transgender!

Einar Wagener (Eddie Redmayne) terlahir sebagai laki-laki tulen dan menikah dengan seorang pelukis art deco bernama Gerda Wagener (Alicia Vikander). Mereka tinggal di Copenhagen, Denmark. Suatu hari, Gerda meminta suaminya untuk menjadi model lukisannya karena model aslinya tidak datang. Einar pun harus mengenakan stocking dan pakaian wanita.

Tak dinyana, Einar sangat nyaman dan menyukai peran barunya. Ia mulai berani menunjukkan “identitas lain”-nya sebagai Lili Elbe dan selalu mengenakan pakaian perempuan pada setiap kesempatan. Di sisi lain, lukisan-lukisan Gerda yang merupakan potret Lili Elbe pun mendapat apresiasi dan namanya mulai dikenal di kalangan kurator.

Ketika mereka pindah ke Paris, Gerda mengatakan kepada semua kenalannya bahwa Lili Elbe adalah adiknya. Hingga suatu hari Lili mengungkapan keinginannya untuk operasi pergantian kelamin meski berisiko besar mengingat operasi semacam ini belum pernah dilakukan pada masa itu. Setelah menjalani beberapa rangkaian operasi, Lili pun menghembuskan nafas terakhir karena komplikasi dan infeksi yang dialaminya.

Film mana nih yang sudah kamu tonton? Semua akting Redmayne emang keren ya!