Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Getir, 10 Sisi Kelam Kehidupan Pianis di KDrama 'Do You Like Brahms?'

sbs.co.kr

Do You Like Brahms? merupakan serial drama Korea yang mengisahkan perjuangan hidup para musikus klasik menghadapi realita yang tidak seindah angan-angan. Bergenre melodrama, alur ceritanya sangat epik dalam menggambarkan betapa getirnya kehidupan para musikus yang dari luar terlihat sukses dan bahagia.

Kim Min Jae menjadi tokoh utama, yakni seorang pianis kelas dunia yang telah meraih begitu banyak penghargaan dan popularitas yang tinggi. Namun ia menyadari, hidupnya tak pernah bahagia atas segala pencapaiannya.

Mengapa bisa demikian? Mari kita ulas cerita perjalanan hidupnya berikut ini!

1. Seorang pianis, ditakdirkan untuk memberikan penampilan terbaik dalam situasi dan kondisi apa pun

sbs.co.kr

2. Penonton dan kritikus, hanya menilai penampilan di atas panggung tanpa mempedulikan masalah pribadi seorang pianis

sbs.co.kr

3. Meski telah berhasil meraih segudang prestasi, nyatanya tak sedikit pianis yang membenci suasana kompetisi

sbs.co.kr

4. Awalnya terasa menyenangkan, dengan hadiah dan popularitas yang didapatkan. Namun seiring waktu berjalan, itu menjadi hal yang mengerikan

Dok. SBS/Do You Like Brahms?

5. Selama kompetisi, harus meninggalkan rumah dan tertidur sendirian di kamar hotel yang berbeda-beda

Dok. SBS/Do You Like Brahms?

6. Sulit untuk mendapatkan ketenangan, karena di tengah malam suasana selalu bising oleh ramainya bunyi piano dari setiap kamar peserta

Dok. SBS/Do You Like Brahms?

7. Berat badan turun drastis, ditambah insomnia yang membuatnya membutuhkan obat tidur untuk bisa beristirahat

Dok. SBS/Do You Like Brahms?

8. Selain hadiah, keheningan malam menjadi hal yang sangat istimewa bagi seorang pianis yang ia dapatkan setelah perlombaannya usai

Dok. SBS/Do You Like Brahms?

9. Kemenangan bukanlah akhir, melainkan awal baru yang membuat seorang pianis harus terus berkompetisi mengejar juara pertama

sbs.co.kr

10. Kesepian dan runitinitas yang melelahkan, bisa membuatnya berpikiran lebih baik mati daripada harus terus berkompetisi

sbs.co.kr

Meski kisahnya terdengar begitu dramatis, namun itulah kenyataan getir dibalik indahnya pertunjukkan musik klasik yang sering kita saksikan. Bahkan dalam salah satu dialognya, Park Joon Young sempat bertanya-tanya, "Apa salahku di kehidupan sebelumnya sampai aku harus melakukan ini semua sekarang?"

Sepenggal cerita getir ini, berusaha menggambarkan bahwa dibalik sebuah kesuksesan pasti ada kerja keras dan pengorbanan. Jadi, jangan pernah menyepelekan pencapaian setiap orang dan jika ingin menjadi seperti mereka kita perlu semangat dan jangan mudah putus asa!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us