5 Film Indonesia yang Hadapi Kontroversi Sejak Sebelum Tayang

Ada yang sampai ganti judul dan poster, lho!

Film-film di Indonesia seringkali jadi sorotan akibat kontroversi yang menyertainya. Kontroversi tersebut biasa dimulai dari judul film yang tak biasa hingga tema besar cerita yang dianggap sensitif. 

Bahkan, kontroversi tersebut sudah dimulai sebelum filmnya tayang, lho. Seperti halnya film Vina: Sebelum 7 Hari yang mengangkat kisah nyata pembunuhan sadis terhadap seorang wanita di Cirebon, pada 2016 silam. Tak hanya itu, terdapat sejumlah film lokal yang sempat mendapat kritik pedas dari publik sebelum tayang di bioskop. Kira-kira apa saja, ya? yuk! simak daftarnya di bawah ini. 

 

1. Vina: Sebelum 7 Hari (2024)

5 Film Indonesia yang Hadapi Kontroversi Sejak Sebelum Tayangposter film Vina: Sebelum 7 Hari (instagram.com/vinasebelum7hari.movie)

Vina: Sebelum 7 Hari jadi salah satu film horor lokal yang cukup kontroversial di kalangan netizen. Karena diangkat dari kisah nyata kematian seorang gadis berusia 16 tahun, asal Cirebon, yang dibunuh secara sadis oleh 12 orang anggota geng motor. 

Cerita Vina jadi viral di media sosial ketika beredar video sang sahabat yang diduga kerasukan arwah Vina. Di mana rohnya menceritakan kronologi kematiannya secara detail, termasuk bagaimana pelaku menyiksanya sebelum berhasil membunuhnya. 

Film garapan Anggy Umbara ini cukup menuai kontroversi di kalangan netizen hingga filmmaker. Sebagian besar menyebut kalau film Vina mengeksploitasi sebuah tragedi dan tak layak tayang. Adanya pro-kontra di kalangan masyarakat membuat munculnya ajakan untuk memboikot film Vina: Sebelum 7 Hari

Meski begitu, film produksi Dee Company ini tetap dijadwalkan tayang di bioskop pada Rabu, 8 Mei 2024 mendatang. 

2. Kiblat (2024)

5 Film Indonesia yang Hadapi Kontroversi Sejak Sebelum Tayangposter film Kiblat (dok.Leo Pictures)

Meski belum tayang, Kiblat jadi film horor yang cukup kontroversial di tahun 2024. Film ini bercerita tentang seorang gadis bernama Ainun (Yasmin Napper) yang tinggal di Kampung. Ia sangat mengagumi pemimpin padepokan sakti di kampungnya yang bernama Abah Mulya. 

Karena kekagumannya, Ainun dan sahabatnya, Rini (Ria Ricis) pun kerap meniru gaya Abah Mulya. Kemudian situasi menjadi berubah ketika Abah Mulya meninggal dunia. Ainun banyak menemukan hal ganjal, hingga akhirnya mengetahui bahwa Abah Mulya yang selama ini dikaguminya justru mengajarkan kesesatan dan menjauhkannya dari kiblat. 

Film ini menuai kritik dari masyarakat karena posternya yang menampilkan sosok wanita sedang dalam gerakan shalat rukuk, tetapi dengan wajah seram. Hal tersebut sampai membuat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) buka suara dan menyebut bahwa pihak pembuat film memanfaatkan reaksi keagamaan yang sensitif untuk meraup keuntungan. 

Akibat kontroversinya, Leo Pictures selaku rumah produksi meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan terkait film Kiblat. Film garapan Bobby Prasetyo itu sepakat akan mengganti judul dan poster film Kiblat

Baca Juga: Kronologi Kejadian Asli Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Difilmkan

3. Ayat-ayat Cinta 2 (2017)

5 Film Indonesia yang Hadapi Kontroversi Sejak Sebelum Tayangposter film Ayat-ayat Cinta 2 (instagram.com/filmaac)

Pada 2017 silam, film Ayat-ayat Cinta 2 sempat terancam diboikot. Tak hanya itu, film yang diproduseri oleh Manoj Panjobi itu turut panen kritik pedas dari publik.

Hal tersebut diakibatkan karena beberapa hal, mulai dari penggunaan Bahasa Indonesia yang dinilai campur aduk, alur cerita yang maksa dan berlebihan, hingga penggunaan niqab bagi beberapa perempuan dalam promosi film. Meski penuh kontroversi, Ayat-ayat CInta 2 sukses menembus angka satu juta penonton di bioskop hanya dalam waktu lima hari. 

Film garapan Guntur Soeharjanto itu menjadi sekuel dari film pertamanya. Ayat-ayat Cinta 2 bercerita lebih lanjut soal kehidupan Fahri (Ferdi Nuril) di Edinburgh usai kehilangan Aisha, sang istri. Ia hidup bersama dengan asistennya dan dikelilingi oleh tetangga yang beragam. Di sana, Fahri berusaha untuk terus menjalankan amanah Aisha agar bisa membantu banyak orang.

Namun, niat baik Fahri malah menyeretnya pada persoalan yang rumit dan membahayakan hidupnya. Terutama ketika ia bertemu dengan seorang gadis bernama Hulya (Tatjana Saphira). 

4. Kucumbu Tubuh Indahku (2019)

5 Film Indonesia yang Hadapi Kontroversi Sejak Sebelum Tayangcuplikan film Kucumbu Tubuh Indahku (YouTube.com/Forka Films)

Film Kucumbu Tubuh Indahku rilis pada 18 April 2019 lalu. Film garapan Garin Nugroho itu dilarang tayang di beberapa daerah karena dianggap terlalu sensitif. Kucumbu Tubuh Indahku dianggap menampilkan adegan penyimpangan seksual terkait Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). 

Penayangan film tersebut menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Sebagian lainnya menyebut bahwa film pemenang Asian Pacific Screen Awards itu justru menilik lebih dalam terkait gender, trauma tubuh, dan peleburan energi feminin dan maskulin dalam tubuh penari. 

Lebih lanjut, film satu ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang penari Lengger bernama Juno (Muhammad Khan). Juno menjalani hidup sebatang kara, usai sang ayah meninggalkannya setelah tragedi berdarah G30S PKI. Di tengah perjalanan, Juno dipertemukan dengan sanggar seni Tari Lengger. Sejak saat itu ia memutuskan untuk menggeluti bidang tari. 

Nasib malang menghampirinya karena ia sempat mendapatkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru tarinya (Sudjiwo Tejo). Akibatnya, kejadian tersebut membekas dibenaknya sampai remaja. 

5. Something in the Way (2013)

5 Film Indonesia yang Hadapi Kontroversi Sejak Sebelum Tayangcuplikan film Something in the Way yang dibintangi Reza Rahadian dan Ratu Felisha (YouTube.com/Karuna Pictures)

Film yang dibintangi Reza Rahadian bertajuk Something in The Way pun salah satu yang hadapi kontroversi sebelum tayang. Bahkan sampai sekarang, film ini dilarang tayang di Indonesia.

Film besutan Teddy Soeriaatmadja itu dilarang tayang akibat alur ceritanya yang sensitif dan dinilai tak sesuai dengan nilai norma di Indonesia. Something In The Way mengangkat kisah percintaan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) dan supir taksi, disertai dengan adegan dewasa yang cukup berani.

Meski dilarang tayang di Indonesia, Something in the Way berhasll ditayangkan di Berlin. Adu akting Reza Rahadian dan Ratu Felisha sukses membuat film tersebut menyabet piala Apresiasi Film Indonesia 2014 untuk kategori "Film Terbaik", lho. 

 

Baca Juga: Kronologi Poster dan Trailer Film Horor Kiblat Ditarik dari Peredaran

Stephanie Risyana Photo Verified Writer Stephanie Risyana

Hi there!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya