Surat Falcon untuk Fans A Business Proposal, Ungkap Permintaan Maaf

Belum resmi tayang, film A Business Proposal (2025) versi Indonesia sudah menjadi perbincangan hangat. Tak sedikit penggemar drakor Business Proposal dan webtoon The Office Blind Date, mengaku kecewa karena penggambaran karakter di film adaptasi ini cukup berbeda.
Pernyataan cast yang tidak menonton versi drakor hingga hanya berpegang pada naskah film juga menimbulkan kekecewaan diantara penggemar. Terkait kontroversi tersebut, Falcon pun merilis surat terbuka pada Senin (3/2/2025).
1. Adaptasi webtoon dibuat sangat hati-hati bersama lebih dari 100 orang kru dan 20 seniman

Falcon mengakui jika film A Business Proposal (2025) diadaptasi dari webtoon dan drakornya atas kecintaan mereka terhadap karya tersebut. Maka dari itu, tim produksi berhati-hati dalam prosesnya.
"Hasil adaptasi ini adalah hasil kerja dan usaha lebih dari 100 orang kru dan 20 seniman, muda dan senior, termasuk Eyang Slamet Rahardjo, Pakde Indro Warkop, dan mbak Indy Barends - yang mengerjakan cerita ini dengan hati - dan sangat hati-hati," pernyataan Falcon.
Para kru dan seniman ingin selalu memberikan penampilan dan usaha terbaik. Sehingga pada akhirnya menghasilkan film bergenre komedi romantis dipadukan isu sosial yang relate di Indonesia.
"Dalam prosesnya, setiap hari mereka ke lokasi syuting dengan mindset: memberikan penampilan dan usaha terbaik untuk merayakan cerita ini. Hasilnya adalah cerita romantic-comedy yang menghormati cerita asli, juga lucu, hangat, meng-Indonesia dan menyentuh isu sosial terkini di masyarakat kita," lanjut rumah produksi tersebut.
2. Fakta cast yang tidak menyaksikan serialnya terlebih dahulu bukanlah karena kesombongan

Menurut Falcon, diskusi di media sosial soal pernyataan cast yang tidak menyaksikan drakor Business Proposal bukanlah didasari kesombongan. Namun, mereka punya cara tersendiri saat mendalami peran.
"Berita mengenai cast yang tidak menyaksikan serialnya terlebih dahulu, bukan berakar kesombongan, tapi berakar dari pemilihan pendekatan akting. Seniman memiliki banyak cara (dan semua cara, valid) dalam melakukan pendekatan terhadap cerita," ungkap Falcon.
Maka dari itu, ada cast yang memang menonton versi drakornya terlebih dahulu dan ada juga yang berusaha menginterpretasi karakter dari skenario.
"Ada yang ingin memiliki referensi, ada yang memilih untuk berpegang pada skrip dan memberikan interpretasi sendiri. Semua cara, sama-sama diawali dengan niat memberikan yang terbaik untuk hasilnya," tulis rumah produksi tersebut melalui Instagram @falconpictures_.
3. Falcon meminta maaf terkait kontrovesi yang sedang ramai

Falcon dan tim produksi menutup surat terbuka mereka dengan permintaan maaf mendalam. Mereka memastikan para kru dan seniman yang terlibat dalam film sudah bekerja dengan niat baik.
"Kami meminta maaf atas perkataan dan perbuatan yang tidak tepat. Kami pastikan tidak pernah ada niat buruk terkandung dalam hati," demikian Falcon dalam pernyataannya.