Tinggal Meninggal Bergenre Bitter Comedy, Ernest Prakasa Beri Penjelasan

- Ernest Prakasa menjelaskan bahwa film Tinggal Meninggal awalnya ingin disebut sebagai dark comedy, namun akhirnya menggunakan istilah bitter comedy untuk menggambarkan perpaduan humor getir yang mengundang tawa sekaligus perenungan.
- Sebagai produser, Ernest ingin membawa cerita orisinal melalui Tinggal Meninggal dengan premis absurd yang dianggapnya berbeda dengan film pada umumnya.
- Sutradara Kristo Immanuel membuat film bitter comedy karena keresahan pribadinya tentang kesepian dan validasi sosial, serta pengalaman menyenangkan menonton film dark comedy bersama teman-temannya.
Jakarta, IDN Times – Tinggal Meninggal, film terbaru produksi Imajinari yang bakal tayang 14 Agustus 2025, menghadirkan genre bitter comedy di bawah arahan debut sutradara Kristo Immanuel. Didukung produser Ernest Prakasa, film ini menawarkan perpaduan humor getir yang mengundang tawa sekaligus perenungan.
Saat ditemui di XXI Metropole, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025), Ernest dan Kristo mengungkap proses kreatif di balik genre yang tak biasa ini.
1. Awalnya ingin disebut film dark comedy

Ernest mengungkapkan bahwa Tinggal Meninggal awalnya ingin disebut sebagai film bergenre dark comedy. Namun baginya, istilah itu kurang sesuai dengan film tersebut.
"Jadi sebenarnya kalau mau dipakai terminologi yang lebih akurat, sebenarnya itu dark comedy atau disebut juga black comedy. Tapi kan istilah itu di Indonesia menurutku agak berjarak, ya. Orang gak kebayang, 'Ini maksudnya gimana sih?'," ungkapnya.
Perubahan ini dilakukan untuk memastikan cerita tetap menghibur tanpa kehilangan esensi emosional, menghasilkan bitter comedy yang memadukan tawa dan kepedihan.
"Makanya Muhadkly Acho sebagai salah satu pemeran mengusulkan istilah komedi getir yang menurut kita tuh spot on banget gitu. Kayak di sini tuh lucu, tapi getir gitu," tambahnya.
2. Ernest inginkan cerita yang original dan segar

Sebagai produser, Ernest menekankan visinya untuk menghadirkan cerita orisinal melalui Tinggal Meninggal. Ia melihat potensi dalam premis absurd Kristo tentang pemuda yang memakai kematian untuk mendapat perhatian, yang dianggapnya berbeda dengan film pada umumnya.
"Jadi urgency-nya bukan untuk memperkenalkan sebuah komedi yang baru, tapi lebih kepada urgency-nya adalah kita selalu pengen nge-push cerita-cerita original yang menarik dan fresh gitu. Jadi film ini punya itu," kata Ernest.
3. Alasan Kristo buat film bitter comedy

Kristo mengaku Tinggal Meninggal lahir dari keresahan pribadinya tentang kesepian dan validasi sosial. Alasan lainnya karena dulu ia pernah menonton film dark comedy bersama teman-temannya.
"Aku dulu pernah nonton film dark comedy bersama teman-teman di kayak ruang teater kecil gitu. Terus sensasinya tuh menyenangkan banget. Karena bisa dalam satu row aku ketawa yang sebelahku gak nyaman. Itu tuh, aku kayak 'Ini rasa yang baru banget'," tuturnya.
Dari pengalaman tersebut, Kristo pun terdorong untuk membuat film serupa.
"Jadi aku berusaha kayak one day pengen deh bikin film yang komedi getir juga atau dark comedy gitu, yang di mana saat dalam satu ruangan bisa ada yang ketawa banget, ada yang ketawa 'Aduh-aduh' gitu, ada yang kayak 'Ini gimana ya?’ tiba-tiba 'Ah ampun' gitu," akunya.