Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mengapa Generasi 90-an Nggak Bisa Lupa Sama Doraemon

pbs.twimg.com

Saat Doraemon mengeluarkan benda ajaib dari kantung empat dimensinya, pasti banyak anak-anak berkhayal "Seandainya aku punya itu,". Baling-baling bambu dan pintu ke mana saja, ada dalam daftar tertinggi keinginan anak-anak. Benda-benda itupun sering dijadikan objek saat anak-anak bermain peran.

Berikut ini lima alasan anak generasi 90-an tidak bisa melupakan Doraemon.

1. Hiburan untuk anak-anak masih terbatas

isigood.com

Admit it! Di zaman itu yang namanya game console masih terbatas. Gadget apalagi, belum lahir. Sebagai hiburan, anak-anak lebih banyak bermain di luar ruangan bersama teman-teman.

Tontonan yang kid friendly pun juga jarang. Sehingga kehadiran Doraemon terasa bagaikan angin segar bagi anak-anak di masa itu.  

2. Ditayangkan di jam 'prime time'

Kids Watching

Kalau biasanya di hari sekolah kita malas bangun, lain halnya di hari Minggu. Bangun pagi, mandi, terus duduk di depan TV untuk menunggu munculnya Doraemon dan kawan-kawannya. Tepat pada jam 8 wib , 9 wita, atau 10 wit, yang notabene adalah jam prime time untuk anak-anak kartun ini menyapa.

Bahkan di tahun-tahun selanjutnya, Doraemon tetap konsisten dan tidak pernah berganti jam tayang. Salut untuk stasiun TV yang menayangkannya!

3. Ceritanya lucu dan karakternya dekat dengan keseharian

Nobita dan Gian

Siapa sih yang nggak gemas sama si gendut Doraemon? Atau geregetan sama tingkah Gian dan Suneo? Cerita komedi yang biasanya berawal dari Nobita yang selalu sial, sukses membuat kita terpingkal-pingkal.

Selain Doraemon, anak-anak dengan mudah melihat, bahwa karakter para tokoh di kartun juga ada di dunia nyata. Ada anak malas, bully, incaran hati, dan juga mama yang galak. Persamaan itu membuat kartun tersebut menjadi dekat di hati anak-anak.

4. Barang-barang aneh dan unik yang sukses bikin baper

dpockets.com

Saat Doraemon mengeluarkan benda ajaib dari kantung empat dimensinya, pasti banyak anak-anak berkhayal "Seandainya aku punya itu,". Baling-baling bambu dan pintu ke mana saja, ada dalam daftar tertinggi keinginan anak-anak. Benda-benda itupun sering dijadikan objek saat anak-anak bermain peran.

Kalimat "Ayo kita naik baling-baling bambu!," atau "Aku mau ke rumahmu pakai pintu ke mana saja," sering terdengar di tengah riuh rendahnya permainan anak-anak. Kamu mau pilih mana?

5. Beberapa adegan ada yang dramatis

Doraemon leaves Nobita

Cerita dalam kartun Doraemon tidal melulu membuat kita tergelak. Beberapa ada yang membuat mata basah dan air mata berlinang. Masih ingat bagaimana Doraemon hendak meninggalkan Nobita, dan Nobita mencoba membuktikan ia sanggup menjaga dirinya dengan bertarung dengan Gian sampai babak belur?

Percaya atau tidak, banyak adegan menyentuh di serial yang umur tayangnya di Indonesia hampir mencapai 30 tahun ini. Bagaimana denganmu? Kamu nangis juga, kan?

Bonus: Punya pesan moral

Stand by me

Keberanian, kesetiakawanan, dan ketekunan adalah tema yang selalu dimunculkan di setiap episodenya. Rela berkorban demi teman, sayang pada binatang dan makhluk lain, serta cinta kasih orangtua juga diusung di serial ini.

Inilah satu alasan mengapa orangtua membiarkan anak-anaknya tergila-gila dengan kartun satu ini dan rela televisi dibajak selama setengah jam demi melihat senyum di wajah putra-putrinya.

Sekarang, setelah sekian lama berlalu, apakah kamu masih setia dengan Doraemon dan kawan-kawannya? Bagi yang sudah punya anak, apakah kalian sudah memperkenalkan Doraemon pada mereka juga?

Share
Topics
Editorial Team
Eirav
EditorEirav
Follow Us