Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Permainan Congklak yang Hampir Dilupakan 

Ilustrasi anak-anak sedang bermain dakon. Instagram.com/erlynatrisnadji
Ilustrasi anak-anak sedang bermain dakon. Instagram.com/erlynatrisnadji

Tidak hanya kaya akan destinasi wisata alam dan kuliner uniknya, dahulu Indonesia kaya akan permainan anak tradisionalnya. Ada banyak sekali permainan-permainan tradisional anak Indonesia yang membuat masa kecil mereka menjadi bahagia dan menyenangkan. Salah satunya adalah permainan congklak.

Anak tahun 80an sampai dengan 90an pasti sangat mengenal permainan ini. Berikut fakta-fakta permainan congklak yang hampir dilupakan.

1. Ternyata negeri Afrika dan Arab dipercayai sebagai tempat congklak berasal

Instagram.com/titikdj
Instagram.com/titikdj

Walaupun negeri Afrika/Arab dipercayai sebagai tempat congklak berasal, namun permainan ini identik sebagai permainan tradisional suku Jawa. Selain dikenal di daerah Jawa permainan ini juga dikenal sampai ke daerah-daerah lainnya seperti Sumatera.

Keberagaman bahasa yang dimiliki oleh Indonesia membuatnya dikenal dengan beberapa nama lain. Contohnya seperti dakonan.

2. Selain di Indonesia, congklak juga tersebar di beberapa negara Asia melalui pedagang-pedagang Arab

Instagram.com/elok_annisa99
Instagram.com/elok_annisa99

Berkat para pedagang-pedagang Arab, congklak dikenal di seluruh wilayah nusantara. Bahkan tidak hanya di Indonesia saja, mereka membuat congklak menjadi terkenal di beberapa negara Asia lainnya seperti Filipina yang disebut dengan nama sungka.

3. Permainan yang sangat mudah untuk dimainkan namun tetap harus memiliki strategi untuk menyelesaikannya

ngalam.co
ngalam.co

Permainan tradisional ini adalah jenis permainan yang sangat mudah dimainkan. Lubang pada papan congklak berjumlah 16 buah dan membutuhkan 98 biji kerikil untuk mengisi 14 lubang yang saling berhadapan.

Masing-masing lubang harus di isi sebanyak 7 kerikil. Jadi kita memilki 49 kerikil yang siap dijalankan. Permainan ini dimainkan oleh dua orang dan dianggap selesai apabila salah seorang tidak memiliki kerikil lagi untuk dijalankan. Seseorang yang mendapatkan kerikil terbanyak akan menjadi pemenangnya.

4. Bahan congklak terdiri dari dua jenis. Yaitu berbahan kayu dan plastik

Instagram.com/kemenpora
Instagram.com/kemenpora

Pada zaman dulu congklak hanya dimainkan oleh orang-orang istana saja. Bentuknya pun sangat unik dengan ukiran-ukiran kayu yang indah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu semua orang dapat memainkannya dan bentuknya pun semakin sederhana dengan bahan yang sederhana pula yaitu berbahan plastik.

5. Dapat meningkatkan kecerdasan otak

Ilustrasi anak-anak sedang bermain dakon. Instagram.com/erlynatrisnadji
Ilustrasi anak-anak sedang bermain dakon. Instagram.com/erlynatrisnadji

Salah satu manfaat dari permainan tradisional ini adalah dapat meningkatkan kecerdasan otak karena permainan ini membuat anak harus berpikir dan memiliki strategi yang baik untuk mendapatkan keuntungan (menang).

6. Melatih kesabaran dan kejujuran

Instagram.com/febepraba
Instagram.com/febepraba

Saat sedang menunggu giliran bermain, maka anak akan dilatih kesabarannya. Sedangkan pada saat sedang bermain, maka anak akan dilatih kejujurannya dalam mengisi satu persatu lubang yang ada.

7. Congklak sudah mulai dilupakan dan tersingkirkan dengan permainan anak modern

Instagram.com/tikapusparani
Instagram.com/tikapusparani

Dulu permainan congklak adalah salah satu permainan yang sangat digemari oleh anak-anak terutama anak-anak perempuan. Namun tak jarang anak laki-laki juga ikut memainkannya. Sangat disayangkan, permainan yang memilki banyak manfaat ini sudah mulai dilupakan dan tersingkirkan dengan permainan anak modern.

Itulah sederet fakta congklak, permainan tradisional yang meningkatkan kecerdasan anak, melatih kesabaran serta kejujuran anak. Namun, seiring dengan berjalannya waktu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa permainan tradisional ini mulai dilupakan dan tersingkirkan oleh permainan modern. Biar tidak punah, yuk kita tetap memainkannya di kala senggang bersama teman-teman. Jangan instagraman melulu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us