Kendaraan bermotor sangat mudah kita temui di sekitar tempat tinggal kita. Hal tersebut juga menjadi bukti bahwa pengendara kendaraan roda dua di Indonesia sangatlah mendominasi. Coba kamu perhatikan sendiri, berapa jumlah kendaraan roda dua yang sering berlalu lalang di jalanan, banyak bukan?
Bagi kamu yang kemana-mana suka naik motor, entah itu sendiri ataupun boncengan. Beberapa kejadian berikut ini pasti pernah kamu alami.
"Woi, kemarin lu abis main dari mana?", kemudian dijawab "Kemarin gue abis main dari rumah temen euy!" (Sambil teriak-teriak).
Salah satu hal yang bisa dibilang kocak, tapi juga sering menimbulkan kesalah pahaman.
Beberapa jenis sepeda motor, sudah dibekali dengan fitur side stand switch. Fitur tersebut bertujuan agar pengendara tidak lupa untuk menaikkan standar sampingnya ketika akan berkendara. Cara kerja dari fitur ini sendiri biasanya, di saat standar samping diturunkan, maka otomatis motor akan mati.
Balik lagi ke pembahasan, meskipun beberapa kendaraan sepeda motor sudah dibekali dengan fitur tadi. Tapi, masih saja ada pengendara yang lupa akan hal tersebut.
Contohnya saja ketika mereka sedang dijahili temannya, "Eh Neng standarnya belum dinaikkin!". Dan dengan polosnya kamu langsung melirik standar motormu itu.
Rasanya bagai sayur kurang garam, jika kamu melewatkan hal yang satu ini. Berkaca di spion seolah menjadi kewajiban ketika kamu baru turun dari motor. Dan hal pertama kali yang biasa kamu lihat dan lakukan adalah, benerin rambut atau kerudung, dan ngaca apakah kamu sudah cantik atau belum.
Sebuah situasi di mana perasaan malu dan grogi bercampur jadi satu. Duh, gak kebayang deh gimana perasaan kamu kalau lagi diperhatiin sama se-isi penumpang angkot.
Kaca spion biasanya digunakan untuk melihat keadaan ataupun situasi di belakang. Contohnya pada saat kita akan berbelok, biasanya kita akan melihat situasi di area belakang terlebih dahulu. Hal itu untuk memastikan, apakah ada kendaraan lain yang lewat ataupun tidak.
Nah, kalau yang satu ini lain lagi ceritanya. Entah si pengendara ini jomblo atau emang kegenitan. Ada saja celah baginya untuk melirik cewek/cowok yang dianggap "bening" baginya.
Disadari atau tidak, laju kendaraan ketika kamu bonceng emak, seringkali bertolak belakang jika dibandingkan ketika kamu bonceng temanmu sendiri. Selow dan penuh dengan kehati-hatian, merupakan gambaran ketika kamu lagi bonceng emak.
Bawa motor sengaja dilambatin, terus ngobrol sambil ketawa-ketiwi. Serasa jalan raya milik berdua saja.
"Hah, ngomong apa lu barusan?", kemudian dijawab "Apaan sih, gue gak ngomong apa-apa juga".
Kamu pernah mengalami hal yang satu ini? Kalau bisa, jangan kamu ulangi lagi, ya! Selain bisa membahayakan diri sendiri, ngobrol di jalan raya sambil berjejer ke samping juga bisa membahayakan pengendara lain lho.
Kamu sendiri tidak mau kan kalau dimarahin sama pengendara yang ada di belakang, gara-gara kamu ngalangin jalan? Duh, kalau kena omelannya kamu pasti bakal malu deh.
"Bang, standarnya bang!"
Dan seketika itu juga kamu merasa, kamu adalah orang yang paling baik di dunia. Duh, bangganya sama diri sendiri. Hayo, siapa yang pernah ngalamin?
Meski terkesan sepele, apa yang kamu lakukan bisa bermanfaat untuk si pengendara tersebut lho. Karena gak menutup kemungkinan, kalau kamu gak ngasih tahu si pengendara tadi, bisa jadi si pengendara tersebut mengalami hal-hal yang tidak diharapkan. Duh, amit-amit deh.
Nah, sebagai pengendara sepeda motor, hal apa saja sih yang pernah atau bahkan sering kamu alami ketika sedang berkendara?