Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Hal Ngangenin Masa Kecil Ketika Disuruh Ibu Belanja di Warung

Wajibbaca.com

Hayo ngaku, siapa yang waktu kecil suka males kalau disuruh ibu beli sesuatu di warung? Entah itu untuk membeli garam, minyak tanah, gula, vetsin atau barang-barang lain yang lupa dibeli ibu ketika belanja sayuran. Atau ada yang mau disuruh tapi harus dengan imbuhan ‘upah’ kembalian di belakangnya. Nah, beberapa hal di atas mungkin pernah dirasakan oleh kamu saat sedang menginjak bangku SD atau bahkan sebelum sekolah sekalipun.

Ada beberapa hal yang pastinya membuat kamu kangen dengan suasana saat kamu disuruh ibu belanja di warung. Yuk, nostalgia sejenak dengan beberapa hal ‘unik’ yang pasti pernah kamu rasakan ketika harus menenteng-nenteng jerigen minyak tanah dan teman-teman sebaya kompak berseru girang: “ciye, ibu-ibu mau belanja di warung nih yee...!”

1. Tabuhan pakai jerigen minyak tanah dengan kaki

Nayarini.com

Jauh sebelum pemerintah mengganti bahan bakar minyak dengan gas, zaman dulu orang memang akan lebih sering memakai minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak. Saat itu, hampir setiap rumah sudah bisa dipastikan akan memiliki setidaknya satu jerigen minyak tanah di rumahnya masing-masing.

Dan uniknya, setiap anak pasti setidaknya pernah disuruh ibunya untuk membeli minyak tanah dengan menenteng jerigen kosong di tangan. Dalam perjalanan dari rumah ke warung, satu kebiasaan yang pasti dilakukan anak-anak pada masa itu adalah selalu menabuh permukaan jerigen dengan dengkulnya sambil berjalan.

Irama yang dihasilkan dari tabuhan biasanya membentuk lagu yang sedang hits pada masa itu.

2. Harga micin cap mangkok merah

Youtube.com/Geotopi

Bagi generasi 80-90an, sudah pasti sangat hafal dengan harga micin yang merupakan harga paling murah dari seluruh barang yang ada di warung. Meski banyak rumor menyebutkan bahwa mengonsumsi micin dalam jangka waktu tertentu bisa membuat ‘bodoh’, namun micin tetap saja dibeli banyak ibu-ibu untuk menambah rasa gurih pada masakan.

Dengan merek dagang dari Jepang bergambar mangkok merah, harga micin bervariasi tergantung ukuran di dalamnya. Dari mulai Rp 5, Rp 10, Rp 50, dan sebagainya. Bayangkan, hanya dengan uang 25 perak, sudah bisa mendapatkan 5 bungkus micin yang tidak akan habis hanya dalam satu hari.

3. Menyimpan uang kembalian di kaos yang diikat karet gelang

Facebook.com

Ini yang unik dari segala keunikan ketika menyimpan uang kembalian dari warung. Meski memiliki saku di bawah celana, beberapa anak biasanya ada yang iseng menyimpan uang kembalian recehan di ‘tempat unik’. Uang recehan tersebut biasanya akan disimpan di bagian bawah baju kaos yang dipakai, dengan diikat karet gelang sebagai pengikatnya.

Asli, menyimpan uang dengan cara tersebut merupakan cara paling aman agar uang kembalian tidak hilang ketika anak-anak berlari kesana-kemari karena sudah terkunci rapat di dalam sana. Kreatif ya mereka?

4. Sering baca tulisan 'unik' di kertas pembungkus barang belanjaan

Designby.vitarlenology.net

Kebanyakan pembungkus barang-barang belanja seperti cabe, bawang, ikan asin dan barang-barang lain memang biasanya menggunakan kertas koran yang sudah tidak terpakai. Ketika kertas-kertas koran tersebut berserakan di dapur setelah dibuka, secara tidak sengaja anak-anak pada masa itu biasanya akan ‘tergoda’ untuk membacanya.

Memang sih, kebanyakan memuat tentang tulisan tentang berita-berita hangat yang terjadi (tentu saja tanpa ada sambungan karena tersobek), namun tak sedikit juga memuat tulisan-tulisan atau gambar ‘tak baik’ yang memancing rasa penasaran. Bagi anak baik-baik, saat mereka menemukan tulisan tersebut, akan langsung membuang sobekan tersebut ke tempat sampah.

5. Bantu-bantu sortir cabai dan bawang

Bukalapak.com

Ketika disuruh ibu belanja di warung, biasanya anak-anak generasi zaman dulu tidak langsung bisa membawa barang belanjaan. Karena di warung sedang banyak pembeli dengan barang-barang yang tergeletak asal di sembarang tempat, biasanya anak-anak akan diminta tolong untuk menyortir cabai dan bawang antara yang masih bagus dengan yang sudah agak busuk.

Setelah selesai menyortir, anak-anak akan mendapat ‘upah’ dari hasil pekerjaan ‘spontan’ tersebut. Di usia yang masih muda, mereka sudah bisa memetik pelajaran berharga bahwa untuk mendapatkan uang harus disertai dengan usaha dan kerja keras.

6. Disuruh belanja ibu tapi lupa nama barangnya

Blog.ucanconnect.org/

Ada beberapa tipe ibu-ibu yang kerap menyuruh anaknya membeli barang-barang belanja lebih dari satu. Dan setiap satu barang biasanya mempunyai ukuran tertentu, misalnya cabe ¼, bawang ½, ikan teri 1 ons, dan sebagainya. Karena terlalu banyak barang dengan harga yang berbeda-beda, biasanya anak-anak akan lupa dengan barang-barang apa saja yang akan dibeli di warung.

Ada juga sih yang tidak lupa nama barangnya, namun ukurannya berbeda dengan yang diminta. Padahal nih, anak-anak sudah menghafal nama barang beserta ukuran saat mereka berjalan dari rumah menuju warung, “bawang sekilo, cabe setengah, bawang sekilo, cabe setengah, bawang setengah, cabe sekilo, eh?”

Pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari kenangan ‘seru’ ketika belanja di warung adalah harus patuh terhadap perintah orangtua (selama dalam perintah kebaikan), rajin mengingat sesuatu, dan menolong orang lain ketika mereka sedang kerepotan. Sederhana, namun banyak mengandung kebaikan kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us