Gak Mewah, Ini 9 Gaya Pacaran di Era 90an yang Bermakna Sampai ke Hati

Jauh sebelum surat elektronik ada, orang memang lebih suka berkirim pesan melalui surat konvensional, termasuk saat memberi kabar atau mengungkapkan perasaan kepada kekasih. Masa penantian selama surat masih dalam tahap sortir tukang pos memberikan sensasi tersendiri yang tak terlupakan.

Mereka berharap-harap cemas membayangkan ungkapan-ungkapan dan kalimat-kalimat romantis apa yang akan menjadi kejutan saat surat sudah berada di genggaman.

Karena yang memiliki telefon rumah hanya orang-orang tertentu, sementara ponsel pun masih belum tersedia, wartel menjadi tempat favorit bagi remaja yang sedang jatuh cinta. Biasanya, saat malam hari, kamar-kamar wartel akan diisi oleh remaja-remaja yang sedang menggombal dengan kekasihnya masing-masing.

Saat apel malam minggu, pasangan kekasih era 90-an tidak akan jalan-jalan ke mall menghambur-hamburkan uang, namun akan lebih memilih kencan di rumah si perempuan. Biasanya, saat kencan, mereka akan berbincang di teras rumah atau di sebuah kursi panjang di bawah pohon tak jauh dari rumah. Dan uniknya, saat kencan, bapak dari pihak perempuan biasanya ikut nimbrung dalam obrolan.

Seorang remaja pria akan menjadi lebih hebat jika bisa membuat puisi romantis untuk kekasihnya. Biasanya, puisi tersebut ditulis dalam sehelai kertas dan akan dibaca sesaat sebelum si perempuan tidur. Yang cowok berharap dengan ditulisnya puisi romantis, kekasihnya akan tertidur dengan tenang dan memimpikan dirinya.

Radio adalah sahabat terbaik untuk menemani hari para remaja di era 90an. Radio pun bisa menjadi jembatan kasih antara sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara. Lewat radio, orang bisa menitipkan salam kepada orang-orang terkasih, dan biasanya dengan tambahan request lagu romantis yang akan diputar setelah dibacakannya atensi-atensi dari seluruh penggemar radio.

Saat tidak bertemu langsung dengan pujaan hati, mereka bisa menitip salam kepada orang-orang terdekat yang mereka temui saat itu. Satu salam saja bisa menjadi sebuah obat paling mujarab saat sepasang kekasih terpisah jarak dan waktu yang tak mereka harapkan. Satu salam mampu merekatkan hubungan meski tidak bertatap muka secara langsung.

Jalan-jalan Sore (JJS) remaja era 90-an bukan dengan cara kebut-kebutan di jalan raya dengan menggunakan motor besar, tapi berboncengan menaiki sepeda ontel keliling kota. Kesan romantis ketika berboncengan di atas sepeda mampu membuat sepasang kekasih merasa seperti berada di awang-awang. Sederhana, namun sangat berkesan.

Saat kekasihnya ulang tahun, remaja pria tidak akan memberikan kado kekasihnya barang-barang mewah, tapi hanya sebuah kaset tape yang tidak seberapa. Kaset tersebut memang hanya berisi beberapa lagu cinta, namun kesan yang ditimbulkannya mampu membuat hati pasangannya bahagia. Saat lagu cinta itu diputar, sang kekasih merasa bahwa yang menyanyi adalah pria yang selama ini menjadi belahan jiwanya.

Saat istirahat atau sesaat sebelum pulang sekolah, biasanya si pria diam-diam akan menulis sebuah catatan kecil pada halaman ke sekian dari buku pelajaran kekasihnya. Bisa berupa kata-kata bijak, kalimat-kalimat romantis, kata-kata gombal, atau ungkapan perasaan hati terdalam yang terkadang membuat si pembacanya merasa ‘ngapung’.

Bagaimana? Tertarik untuk melakukan gaya pacaran seperti remaja era 90an yang sederhana namun tetap berkesan seperti di atas?