Nyaris Tak Dipakai Lagi, Ini 6 Hal Unik SMS yang Ngetren di Era 2000an

Meski di awal kemunculannya tarif SMS memang terbilang cukup mahal, namun semakin ke sini tarif SMS pun semakin murah dengan beragam pilihan yang ditawarkan banyak provider berbeda. 

Perang tarif SMS antar-provider ini membuat konsumen memburu paket tarif SMS paling murah. Ada tarif SMS 1 rupiah untuk 1 huruf, ada tarif kirim 3 SMS gratis 10 SMS, ada juga tarif SMS sepuasnya setelah membayar pulsa sekian. Yang paling unik, ada tarif SMS malam gratis dari jam 12 sampai pagi. 

Lah, memangnya mau SMS-an sama hantu?

Di era 2000an, seorang remaja bisa dikatakan gaul jika nada dering SMS-nya berupa suara-suara tertentu yang dianggap unik. Kamu pasti masih ingat, ada suara nenek lampir yang berucap ‘jangan ganggu waktu tidurku’ sambil cekikikan. Atau juga bayi yang tertawa terbahak-bahak, suara kentut, suara binatang, kuntilanak, hingga suara-suara khas lain yang dianggap unik oleh remaja era 2000an. 

Kamu sendiri pakai nada dering yang mana nih?

Ketika melakukan pendekatan dengan lawan jenis, remaja 2000an biasanya lebih suka menggunakan SMS daripada menelepon langsung. Kesan saling berbalas pesan singkat dirasa jauh lebih menarik dan membahagiakan daripada langsung cuap-cuap lewat suara. 

Coba ingat, kapan terakhir kali kamu senyum-senyum sendiri melihat SMS mesra dari sang pujaan hati dan dibaca berkali-kali sebelum tidur. Takut terhapus tak sengaja, SMS romantis tersebut biasanya disimpan di folder khusus agar bisa dibaca di lain hari.

Percaya deh, remaja era 2000an itu lihai menggerak-gerakkan jarinya ketika mengetik SMS di atas keypad. 

Dari model keypad satu tuts 3 huruf hingga model QWERTY, jari-jari mereka bisa dengan mudah mengetik meski tanpa melihat dimana letak huruf-huruf tersebut. Saking lihainya, mereka bisa mengetikkan beberapa kata dalam 1 detik. 

Suara pletak-pletok keypad yang ditekan berkali-kali dengan cepat menjadi hal paling diingat dari remaja di tahun 2000an.

Ini nih paket tarif SMS yang mungkin paling diburu konsumen karena menawarkan pengiriman SMS beribu-ribu dalam satu hari. Namanya saja provider yang mencari untung, segala cara dilakukan untuk menarik simpati konsumen agar memilih paket yang ditawarkan. 

Padahal secara logika, tidak mungkin dalam satu hari orang bisa mengirim SMS beribu-ribu kali kecuali ada yang memiliki ‘maksud’ tertentu. Rata-rata, ketika memilih paket ini, konsumen biasanya akan dikenakan harga paket sementara SMS akan terbuang sia-sia karena tidak digunakan semuanya.

Eh, kamu suka kesel gak sih nerima SMS berisi iklan tentang promosi-promosi yang terkesan dipenting-pentingkan padahal sebenarnya tidak? Promosi harga tarif SMS dan telefon yang dibuat ‘berbeda’ meski ramuannya sama? Atau, pernah juga mendapat SMS dari nomor tak dikenal tentang pemenang undian berhadiah sekian puluh juta dari bank atau instansi tertentu? 

Ya, meski bikin sebal, hal-hal unik tersebut menjadi kisah tak terlupakan ketika menggunakan SMS sebagai komunikasi jarak jauh di era 2000an.

Menurut kamu, lebih mudah mana berkirim pesan singkat, SMS atau pesan chat aplikasi?