5 Pelajaran Hidup dari Na Hee Do di Twenty-Five, Twenty-One

Twenty-Five, Twenty-One merupakan KDrama roman remaja yang mengambil latar tahun 1980, saat terjadi krisis IMF di Korea Selatan. Drama yang dibintangi Nam Joo Hyuk dan Kim Tae Ri ini mengangkat berbagai tema yang relevan untuk anak muda, yakni mimpi, persahabatan, perjalanan hidup, dan percintaan.
Selain alur serta karakter yang menarik, drama ini sarat oleh banyak pesan untuk anak muda. Banyak pelajaran relatable yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan anak muda, terutama deretan sifat Na Hee Do ini.
1.Tidak pernah menyerah untuk meraih mimpi, meski diremehkan orang lain

Na Hee Do bercita-cita untuk menjadi atlet anggar nasional. Namun dalam perjalanan meraih mimpinya itu, ia sering diremehkan dan dipandang rendah orang lain. Bahkan ibu kandungnya sendiri tidak mendukung cita-citanya, menganggap kemampuan anggar Na Hee Do stuck dan tidak ada perkembangan.
Namun, Na Hee Do tak patah semangat. Setelah IMF dan klub anggar sekolahnya ditutup, ia berupaya dengan beragam cara, hingga mendatangi pelatih anggar sekolah lain agar mau menerimanya di klub tersebut. Na Hee Do punya kepribadian yang ulet, tangguh, dan tidak mudah menyerah untuk meraih mimpinya.
2.Kegagalan berarti tanda untuk melangkah maju

Sebelum Na Hee Do diterima dalam klub anggar nasional, ia telah mengikuti berbagai macam kompetisi dan gagal. Namun seperti yang telah diungkit di poin pertama, Na Hee Do tidak berhenti. Ia memandang kegagalan sebagai langkah untuk maju dan belajar.
Setelah meraih medali emas pun, Na Hee Do masih harus menghadapi 'kegagalan' dengan cacian dan cercaan publik yang menganggapnya curang. Namun, itu tidak menghentikan langkahnya. Walau harus melalui waktu-waktu sulit, Na Hee Do bisa mengatasinya dan kembali menjadi pribadi yang lebih kuat.
3.Selalu ceria dan berpikir positif

Salah satu sifat yang membuat Na Hee Do stand out ialah semangat dan keceriaannya. Ia bisa menularkan energi positif pada orang di sekitarnya, tak terkecuali Baek Yi Jin.
Na Hee Do bukan tipe orang yang fokus pada masalah dan murung berhari-hari. Ia ekspresif, tapi tetap tahu kapan harus bertindak dan berbicara. Ia juga tulus, jujur, dan selalu bersikap apa adanya.
4.Tak perlu iri dengan kesuksesan orang lain

Ko Yu Rim dan Na Hee Do ialah atlet anggar nasional yang berasal dari sekolah yang sama. Keduanya hebat, berbakat, dan tangguh. Namun dari orang hebat pun, keduanya memiliki jalan berbeda.
Ko Yu Rim langganan peraih medali emas, Na Hee Do juga membuktikan dirinya dengan memenangkan kompetisi anggar dalam ASEAN Games. Semua orang memiliki waktunya masing-masing.
Alih-alih menganggap rival, Na Hee Do malah mengagumi dan mendukung seluruh keputusan Yurim sebagai sahabat. Ini mengingatkan kita, persaingan dalam dunia sekolah atau kerja harus dilakukan dengan sehat dan spotif.
5.Konsisten untuk menjadi lebih baik

Orang-orang melihat Na Hee Do sebagai atlet pendatang baru dengan skill tak main-main. Namun di balik semua itu, Hee Do menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk berlatih.
Setiap malam sepulang sekolah, ia mencatat apa saja yang harus diperbaiki dari performanya dan menerapkan itu pada latihan esok. Dengan sabar dan konsisten ia terus belajar agar kemampuannya meningkat hari demi hari.
Karakter Na Hee Do dari Twenty-Five, Twenty-One merupakan teladan yang baik bagi remaja zaman sekarang, agar terus fokus dan disiplin dalam meraih mimpi. Pelajaran hidup yang bermanfaat. Setuju?