7 Alasan Kim Do Ki Menolak Kerja Sama Interpol di Taxi Driver 3

Di Taxi Driver 3, Kim Do Ki yang sedang menggali kasus judi online dan perdagangan manusia mendapat tawaran besar. Ia ditawari bekerja sama dengan Interpoldan kepolisian Fukuoka, Jepang.
Tapi bagi Do Ki, itu bukan kesempatan emas, melainkan jebakan. Cara kerjanya selama ini sering bertindak jauh di luar batas hukum demi menolong korban. Sementara Interpol terikat aturan.
Buat Do Ki, masuk ke sistem seperti itu tidak sesuai dengan tujuannya. Inilah tujuh alasan Kim Do Ki menolak kerja sama dengan Interpol. Apa saja?
1. Do Ki menyusup, memancing, memukul, bahkan melanggar hukum jika perlu. Metode ini bertentangan total dengan Interpol yang wajib mengikuti prosedur

2. Untuk bergerak, Interpol butuh koordinasi, dokumen, dan batasan internasional. Sementara Do Ki terbiasa bergerak cepat tanpa menunggu izin siapapun

3. Yang membuat Do Ki selalu bergerak adalah trauma masa lalu dan empati pada korban. Sementara fokus Interpol menangkap pelaku, bukan menolong korban

4. Interpol biasanya fokus pada “big fish” tertentu. Do Ki tidak puas hanya menangkap 1-2 pelaku, dia ingin menghancurkan seluruh sindikat

5. Jika masuk Interpol, Do Ki harus mengikuti perintah, SOP, dan strategi tim. Padahal dia tipe lone wolf, bergerak sesuai intuisi dan moral

6. Dalam Interpol, Do Ki tidak bisa lagi bertindak ekstrem untuk menyelamatkan korban secara langsung. Banyak tindakan yang dianggap melampaui batas

7. Do Ki tahu bahwa bersama Rainbow Taxi, ia bisa mengeksekusi keadilan dengan caranya. Baginya, Rainbow jauh lebih berdampak pada korban

Pada akhirnya, alasan Do Ki menolak Interpol di Taxi Driver 3 sangat sederhana. Ia tidak mau hanya menangkap pelaku, ia ingin menghancurkan seluruh jaringan, menyelamatkan korban, dan memastikan tidak ada yang tersisa. Bersama Rainbow Taxi, ia bisa bergerak cepat dan brutal jika perlu.


















