7 Asal-usul Tiga Permintaan Versi Genie di Genie, Make a Wish

- Genie menolak tunduk pada manusia, memicu kejatuhan akibat kesombongan.
- Tuhan mengusir Genie ke neraka sebagai hukuman dan kesempatan untuk mencari arti keberadaannya.
- Genie diberi izin hidup di antara manusia sebagai penguji, dengan kutukan yang mengancam kehancurannya.
Dalam drama Genie, Make a Wish, sosok Genie (Kim Woo Bin) bukan sekadar jin yang mampu mengabulkan tiga permintaan. Ia adalah makhluk abadi yang lahir dari api tanpa asap, membawa luka panjang, kutukan, dan sejarah penuh keangkuhan. Di balik keajaiban tiga permintaan itu, tersimpan kisah kelam tentang pemberontakan, cinta, dan penyesalan.
Kisah ini bukan sekadar legenda, melainkan asal-usul kutukan yang membentuk karakter Genie. Ia bukan jin yang hidup untuk melayani, melainkan makhluk yang belajar tentang makna kehendak bebas dan harga dari kesombongan. Berikut tujuh asal muasal tiga permintaan versi Genie, sebagaimana tersirat dalam kisahnya di drama Genis, Make a Wish.
1. Dia tidak mau tunduk pada manusia

Ketika Tuhan menciptakan manusia dan memerintahkan para jin serta malaikat untuk tunduk, Genie menolak. Baginya, manusia hanyalah makhluk rapuh dari tanah liat. Ia merasa dirinya, yang diciptakan dari api, lebih tinggi dan lebih murni. Penolakannya inilah yang menandai awal dari kejatuhannya, sebuah bentuk kesombongan yang lahir dari rasa ingin membuktikan bahwa manusia tidak layak dimuliakan.
2. Tuhan mengusirnya

Setelah menolak tunduk, Genie tidak langsung musnah. Ia dilempar ke neraka, tempat di mana api membakar tanpa cahaya. Namun bahkan di sana, ia tidak bisa tenang. Kesombongannya membuatnya memberontak terhadap penderitaan yang diberikan. Karena itu, Tuhan mengusirnya kembali, bukan sebagai anugerah, tetapi sebagai hukuman agar ia mencari arti dari keberadaannya sendiri di dunia manusia.
3. Di neraka, ia meminta takdirnya sendiri asal bisa merayu manusia

Dalam keterpurukannya, Genie menantang Tuhan. Ia berkata, jika manusia memang makhluk yang mulia, biarlah ia sendiri yang menguji ketulusan mereka. Ia ingin diberi kesempatan untuk membuktikan bahwa manusia mudah tergoda oleh kekuasaan dan keinginan. Permintaannya itu bukan doa, melainkan tawaran yang berbalut kesombongan, dan Tuhan menerimanya, dengan harga yang tak terbayangkan.
4. Ia ingin membuktikan bahwa manusia itu remeh

Sejak itu, Genie diberi izin untuk hidup di antara manusia, bukan sebagai makhluk bebas, tetapi sebagai penguji. Ia menganggap tiga permintaan sebagai cara untuk mempermainkan manusia, menguji seberapa dalam keserakahan dan kebodohan mereka. Bagi Genie, setiap permintaan hanyalah cermin dari kelemahan manusia, dan ia bersumpah tidak akan pernah jatuh cinta pada siapa pun di antara mereka.
5. Ia dikabulkan dengan syarat mengerikan

Tuhan memang mengabulkan permintaannya, tetapi dengan syarat berat, jika suatu hari Genie bertemu manusia yang benar-benar tulus, maka ia akan jatuh lebih dalam dari neraka yang pernah ia tinggali.
Kutukan ini menjadi batas antara kebebasan dan kehancuran. Setiap kali Genie muncul untuk mengabulkan tiga permintaan, ia sesungguhnya sedang mempertaruhkan dirinya sendiri, antara godaan untuk memahami cinta dan ancaman untuk hancur karenanya.
6. Ia tinggal dalam lampu, guci, dan cincin

Sejak itu, Genie tidak lagi berjalan bebas di dunia. Ia dikurung dalam berbagai benda, lampu, guci, bahkan cincin, tergantung pada siapa yang memanggilnya. Setiap wadah menjadi penjara spiritual yang menahan egonya dan mengingatkannya pada kesalahan masa lalu. Dari dalam sana, ia mendengar dunia berubah, peradaban tumbuh, dan waktu terus bergulir, sementara dirinya tetap abadi dalam kesunyian.
7. Bertemu gadis sekarat yang menggunakan permintaannya untuk orang lain

Setelah lama terperangkap, Genie akhirnya bertemu Ki Ka Young (Bae Suzy), seorang gadis sekarat yang memanggilnya tanpa ambisi pribadi. Namun alih-alih meminta keselamatan untuk dirinya sendiri, Ki Ka Young justru menggunakan permintaannya demi orang lain. Di titik itulah kutukan Genie mulai bergetar. Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa manusia bisa tulus, dan itu membuatnya takut, karena berarti kejatuhan berikutnya sudah menanti.
Tiga permintaan bukanlah anugerah, melainkan ujian. Dalam versi Genie, itu adalah warisan dari kesombongan, kutukan, dan kesempatan terakhir untuk memahami arti ketulusan. Setiap permintaan yang ia kabulkan membawa jejak dosa masa lalu dan setiap manusia yang ia temui menjadi cermin dari dirinya sendiri. Kisah asal-usul ini menjadikan Genie, Make a Wish bukan sekadar drama fantasi, melainkan alegori tentang kehendak bebas, penyesalan, dan cinta yang melampaui waktu dan kutukan.