7 Bukti Jungo Aoki Sosok Workaholic di Drakor What Comes After Love

Kentaro Sakaguchi menyapa kembali penggemarnya melalui proyek drama What Comes After Love. Drama tersebut merupakan proyek kolaborasi Korea Selatan dan Jepang. Kali ini ia beradu akting dengan aktris Lee Se Young.
What Comes After Love menyoroti kisah cinta beda negara antara Jungo Aoki (Kentaro Sakaguchi) dan Choi Hong (Lee Se Young). Jungo merupakan sosok pemuda yang hidup dengan mandiri. Ia sejak dulu telah menghidupi dirinya sendiri melalui berbagai pekerjaan yang dilakukannya.
Kebiasaan Jungo tersebut lantas menjadikannya sosok workaholic atau gila kerja. Akibat jadi sosok workaholic ini juga yang menyebabkan hubungannya dengan Choi Hong kandas. Nah, berikut deretan bukti bahwa Jungo Aoki adalah sosok workaholic di drakor What Comes After Love.
1. Jungo tidak hanya bekerja di satu tempat saja. Ia mengambil banyak pekerjaan mulai dari bar ayahnya, penjual hotdog, hingga pekerjaan lainnya

2. Ia juga tak mengenal waktu dalam bekerja. Jungo kerap kerja hingga larut malam bahkan Choi Hong pernah menunggunya hingga pagi kembali

3. Mengambil banyak pekerjaan dengan waktu lebih dari belasan jam membuatnya tak punya waktu untuk orang sekitar. Ia kerap mengabaikan Hong

4. Akibatnya, relasi yang telah dijalin sebelumnya pun memburuk. Ini jadi salah satu dampak buruk dari sikap workaholic Jungo Aoki

5. Sikap mengesampingkan orang sekitar juga ciri workaholic yang dimiliki Jungo. Ia jarang berlibur hingga menurut Choi Hong duduk istirahat pun tidak

6. Jungo pernah bertengkar hebat dengan Choi Hong lantaran sikap gila kerjanya. Choi Hong meminta Jungo menyisihkan waktu, tetapi ia menolak

7. Ia tak bisa menolak pekerjaan tambahan. Saat jam kerja Jungo selesai, ayahnya meminta menjamu customer, ia akhirnya menetap, dan tak pulang

Pekerja keras dengan kondisi Jungo yang merupakan seorang workaholic tentu berbeda. Sebagaimana Jungo, sosok workaholic menjalani pekerjaan dengan jam kerja di luar batas. Mereka juga kerap mengesampingkan hal lain dan hanya menganggap pekerjaan yang jadi hal terpenting.