Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Gangguan Neurologis di Drakor Brain Works, Nonton Sambil Belajar!

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Drama Korea Brain Works menyuguhkan cerita unik dan menarik melalui duet apik ahli syaraf ternama dengan detektif di Unit Investigasi Neurosaintifik. Penonton menikmati proses memecahkan berbagai kasus kriminal yang seru.

Selain itu, terdapat pula trivia terkait neurosains dan kasus kriminal terkait gangguan neurologis seperti di bawah ini. Yuk, menonton sambil belajar!

1. Sindrom Wernicke-Korsakoff

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Seorang istri meyakini bahwa dia membunuh suaminya, seorang musisi terkenal saat sedang konser, melalui aplikasi ponsel yang terhubung dengan gelang kesehatan. Sempat jadi tersangka, namun ternyata bukan dia pelakunya.

Dia mengidap sindrom Wernicke-Korsakoff (Wernicke-Korsakoff syndrome (WKS)), kombinasi penyakit Wernicke dan sindrom Korsakoff. Hal ini disinyalir terkait defisiensi thiamin (vitamin B1) dalam otak seperti pada alkoholik.

Penderita mengalami gangguan jangka panjang berkelanjutan dan merusak bagian otak yang berperan terhadap memori. Pada tingkat yang parah, hal ini bahkan mengakibatkan halusinasi. Penderita tanpa sadar mengarang cerita dan meyakini hal itu adalah benar. 

2. Prosopagnosia

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Seorang suami, yang mengidap prosopagnosia, membunuh sahabat isterinya sebab cemburu buta. Melalui anting yang dikenakan, dia mengira itu isterinya. Padahal, saat bermesraan dengan kekasihnya, sahabat isterinya kebetulan meminjam anting tersebut.

Prosopagnosia (facial agnosia) adalah kondisi dimana penderitanya kesulitan (bahkan tak mampu) mengenali wajah orang lain (termasuk keluarga sendiri). Pada kasus sangat parah, penderita bahkan turut melihat wajahnya sendiri dalam bentruk 'abstrak'.

Sebab tak mampu mengkognisi wajah, penderita biasanya mengidentifikasi seseorang melalui ciri khas pada orang tersebut. Misalnya melalui suara, rambut, gaya busana, hingga benda spesifik seperti anting.

3. Sindrom Capgras

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Seorang suami melapor pada polisi bahwa isterinya diculik. Dia menuding tokoh AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan Buatan) merubah wujud menjadi istrinya untuk menipu. Padahal, itu memang isterinya yang baru saja pulang bekerja.

Sindrom capgras ditandai dengan kepercayaan delusional penderitanya bahwa sosok terdekat (dan yang lazim berinteraksi) telah digantikan oleh impostor. Pada kasus berat, penderita meyakini dirinya saat bercermin adalah sosok yang berpura-pura sebagai dirinya.

Gangguan neurologis ini juga dapat berimbas pada kesehatan psikis. Penderita dapat depresi sebab merasa semua orang sedang menipu dan mempermainkannya. Dia tak tahu harus percaya kepada siapa, bahkan meragukan dirinya sendiri.

4. Amnesia anterograde

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Dalam waktu lama, seorang anak sambung mengalami kekerasan domestik (fisik, verbal, psikologis) dari ibu sambungnya. Puncaknya ketika dia mengalami cedera kepala yang berimbas otaknya tak mampu menyimpan ingatan jangka pendek pasca kejadian itu.

Dia mengidap amnesia anterograde, ketidakmampuan untuk mengingat informasi/peristiwa dalam memori jangka pendek. Ada kerusakan di otak sehingga penderita gagal mentransfer informasi yang baru terjadi.

Namun, penderita masih mampu mengingat informasi lama yang terjadi jauh sebelum mengalami amnesia anterograde. Butuh terapi intensif dan jangka panjang untuk mengembalikan fungsi otaknya agar dapat sembuh.

5. Tendensi psikopati

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Disugesti oleh mantan ahli syaraf ternama sekaligus narapidana hukuman mati, seorang sipir penjara yang memiliki otak psikopat tega membunuh mantan pacarnya. Dia juga mengincar Shin Ha Ru yang ternyata juga berotak psikopat.

Berdasarkan MRI, otak seorang psikopat memang khas. Ada perbedaan fungsi otak melalui aktivitas amigdala (pengontrol rasa takut) dan lobus frontal (pengontrol pengambilan keputusan) yang lebih sedikit dibandingkan otak non-psikopat.

Gangguan neurologis ini menyebabkan dorongan untuk membunuh yang kerap tak mampu dikendalikan. Di persidangan, muncul pro-kontra terkait pemberian keringanan pada pelaku berotak psikopat sebab termasuk penyakit atau justru menjadikannya sebagai unsur pemberat hukuman.

6. Afasia

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Shin Ha Ru semakin gencar mengulik kematian orangtuanya saat dia kecil dulu. Akhirnya terkuak bahwa mereka tak meninggal karena kecelakaan melainkan dibunuh.

Pasca kejadian naas itu, Shin Ha Ru bahkan sempat mengalami afasia (aphasia). Untungnya, dibantu terapi wicara dan ketelatenan bibinya, dia pun perlahan pulih.

Afasia adalah gangguan bahasa yang berimbas pada kemampuan berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Hal ini disebabkan cedera kepala, tumor otak, serta trauma berat. Pada kasus Shin Ha Ru, afasia itu dipicu trauma atas pembunuhan orangtuanya.

7. Amnesia disosiatif

cuplikan drama Brain Works (dok. KBS2 TV/Brain Works)

Shin Ha Ru juga mengidap amnesia disosiatif (dissociative amnesia) hingga dewasa. Trauma berat itu memicu otaknya untuk 'menghapus' memori saat menyaksikan kedua orangtuanya tewas dibunuh.

Ini pula mengapa bibinya tak mengungkap kisah sebenarnya. Alih-alih hidup dengan memori menyakitkan, biarlah Shin Ha Ru meyakini orangtuanya tewas dalam kecelakaan.

Amnesia jenis ini memang mengakibatkan hilangnya memori episodik sebab trauma/depresi. Hal ini dapat berlangsung hingga hitungan jam, bahkan bertahun-tahun. 

Menonton Brain Works tak hanya sekadar hiburan, tapi juga dapat memperkaya wawasan. Selain cerita Brain Works yang seru, penonton juga belajar hal baru, terutama tentang neurosains dan gangguan neurologis. Kamu sudah tonton belum, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmadila Eka Putri
EditorRahmadila Eka Putri
Follow Us