7 Keberanian Wan Soo Menyelesaikan Masalah di Red Swan, Mind Blowing!
Drakor Red Swan menyoroti kehidupan Oh Wan Soo (Kim Ha Neul) di tengah keluarga konglomerat Hwain Group. Menjadi sosok atlet golf profesional dan menantu Pimpinan Park Mi Ran (Seo Yi Sook), tentu membuat banyak perempuan mendambakan kehidupan seperti Wan Soo. Padahal, dunia luar tidak pernah tahu kesulitan yang harus ia hadapi ketika berada di istana megah Hwain Group.
Wan Soo mendapatkan banyak kesengsaraan di rumah tersebut. Bukan hanya dari mertua yang menganggapnya lebih rendah, tapi dari Kim Yong Kook (Jung Gyu Woon) suami yang mengkhianatinya. Bahkan, ia juga tidak memiliki ketenangan hidup karena keselamatannya pun kerap terancam.
Namun, beruntungnya Wan Soo merupakan sosok cerdas dan tangguh. Ia mampu menyelesaikan semua masalah dengan rapi dan berani. Berikut ini tujuh keberanian Oh Wan Soo menyelesaikan masalahnya dalam drakor Red Swan.
1. Oh Wan Soo mendapat ancaman pembunuhan karena membantu korban perang. Namun, ia tetap berani melaksanakan kegiatan amal di luar negeri
2. Ia jadi target penembakan orang misterius di Manila hingga insiden penyerangan massal. Namun, kejadian itu tetap tak menghentikannya
3. Bahkan, ia tetap melaksanakan pesta untuk donatur tepat setelah insiden penembakan. Benar-benar pemberani, ya!
4. Ia diminta Mi Ran menghentikan aksi teror dengan uang. Namun, Wan Soo justru mengadakan jumpa pers dan mengatakan dirinya diteror
5. Wan Soo dihadapkan dengan perselingkuhan Yong Kook. Ia ogah menceraikannya karena tahu selingkuhan suaminya akan senang dengan hal itu
6. Mi Ran lalu memaksanya mundur dari jabatan menggunakan anak haram Yong Kook. Wan Soo membalas dengan artikel suaminya berselingkuh
7. Tak cuma itu, ketika ia semakin dipojokkan. Wan Soo kembali menggelar jumpa pers. Ia mengatakan bahwa anak haram itu putra dari ayah mertuanya
Cara Oh Wan Soo menyelesaikan masalah di drakor Red Swan benar-benar mind blowing banget, ya. Bahkan, tak jarang musuh pun ikut tercengang dengan keputusan yang diambil Oh Wan Soo. Mereka kerap tak mengantisipasi bahwa orang yang ditindasnya itu memiliki cara berpikir dan keberanian yang tidak diragukan lagi kekuatannya.
