7 Testimoni Gelap dalam Dokumenter Baek Ah Jin di Ending Dear X

- Baek Ah Jin terlihat sebagai gadis idaman dari luar, tapi dokumenter mengungkap sisi gelapnya
- Tujuh kesaksian orang-orang yang mengenalnya membentuk narasi gelap tentang kepribadian Ah Jin
- Orang-orang menyebut Ah Jin sebagai manipulator ulung yang hidup dari performa, bukan perasaan
Dari luar, Baek Ah Jin (Kim Yoo Jung) selalu tampil sebagai gadis idaman. Ia cantik, cerdas, anggun, dan berbakat. Ia juga menjadi ikon kesempurnaan di masa sekolah, dan menjadi aktris rising star setelah dewasa.
Namun, di ending Dear X, dokumenter muncul mengajak publik menyelam lebih dalam di balik citra tersebut. Satu per satu, orang-orang yang pernah bersinggungan dengan hidupnya muncul dan memberikan kesaksian.
Hasilnya, kepribadian Ah Jin ternyata penuh kontradiksi. Berikut tujuh kesaksian yang paling membentuk narasi gelap tentang siapa Baek Ah Jin sebenarnya.
1. Banyak teman sekelas menggambarkan Ah Jin sebagai murid impian, selalu tersenyum, selalu baik, dan selalu tampil sesuai ekspektasi

2. Namun untuk beberapa orang yang benar-benar mengenalnya justru menyebut Ah Jin sebagai manipulator ulung yang bisa berpura-pura menjadi apa pun

3. Mereka mengatakan Ah Jin pandai sekali berakting sesuai kebutuhan situasi, hingga orang tak sadar mereka sedang dimanfaatkan

4. Salah satu testimoni paling menampar datang dari guru seninya. Ia selalu merasa ada yang aneh dengan cara Ah Jin mengekspresikan emosi

5. Sang guru bahkan menyarankan konseling karena merasa ekspresi Ah Jin, seperti senyum, sedih, hingga bingung tampak seperti "hasil latihan"

6. Barista yang dulu bekerja bersama Ah Jin mengungkap sisi lainnya, bahwa ia memanfaatkan bos kafenya agar bisa menyingkirkan ayahnya sendiri

7. Adik almarhum In Gang mengungkapkan kalau Ah Jin tidak menunjukkan empati apa pun saat In Gang meninggal, padahal mereka sudah seperti keluarga

Dokumenter Dear X tidak sekadar mengisahkan perjalanan seorang aktris. Namun, juga membongkar bagaimana Baek Ah Jin menciptakan dirinya sendiri, lapis demi lapis, topeng demi topeng. Kesaksian orang-orang ini menyatukan satu gambaran bahwa Ah Jin adalah sosok yang hidup dari performa, bukan perasaan.


















