Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Reaksi Warga Geumje Usai Direct Selling di A Virtuous Business

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

Drama A Virtuous Business menyoroti kehidupan Bangpan Sisters yang memulai bisnis produk dewasa di desa Geumga pada 1992. Usaha ini memancing berbagai reaksi dari warga, mulai dari kecaman hingga rasa penasaran tersembunyi. Dalam masyarakat konservatif seperti Geumje, langkah mereka langsung memicu konflik moral dan sosial, memperlihatkan benturan antara tradisi lama dan perubahan baru. 

Artikel ini akan membahas lebih dalam sembilan reaksi warga Geumje yang muncul setelah Bangpan Sisters melakukan direct selling atau penjualan secara langsung produk dewasa di desa mereka! Penasaran bagaimana reaksi warga Geumje usai direct selling di A Virtuous Business? Cari tahu selengkapnya di artikel ini, yuk!

1. Merasa kaget dan bingung. Banyak warga tidak siap menghadapi topik yang dianggap tabu

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

2. Penolakan keras. Beberapa warga menganggap bisnis ini menghancurkan nilai-nilai tradisional

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

3. Malu dan menghindar. Banyak yang enggan mendiskusikan topik dewasa secara terbuka

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

4. Rasa ingin tahu tersembunyi. Ada yang diam-diam penasaran dan ingin mencoba produk tersebut

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

5. Tekanan dari otoritas. Tokoh masyarakat berusaha menghentikan usaha ini dengan melaporkannya pada polisi

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

6. Dukungan perlahan dari perempuan. Sebagian perempuan melihat bisnis ini sebagai peluang pemberdayaan

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

7. Konflik antar warga. Perdebatan tentang moralitas memicu ketegangan di komunitas

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

8. Adaptasi dan penerimaan bertahap. Meski sulit, sebagian warga mulai menerima kehadiran bisnis tersebut

Cuplikan drama A Virtuous Business (dok.JTBC/A Virtuous Business)

Bisnis tak terduga yang dijalankan Bangpan Sisters di Geumje di A Virtuous Business menjadi simbol benturan antara tradisi dan modernitas. Reaksi warga Geumje usai direct selling di A Virtuous Business pun beragam—dari penolakan keras hingga penerimaan perlahan—menggambarkan kompleksitas perubahan sosial di masyarakat konservatif. Drama ini tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga membuka ruang refleksi tentang kebebasan, kebutuhan, dan tabu yang sering kali tersembunyi. 

Seiring dengan berjalannya cerita, akan menarik untuk melihat bagaimana warga Geumje beradaptasi dengan keberanian Bangpan Sisters. Apakah konflik ini akan membawa perubahan permanen, ataukah komunitas tersebut akan kembali ke norma lama? Drama ini mengajak penonton mempertimbangkan pentingnya dialog dan penerimaan dalam menghadapi perubahan sosial yang tidak bisa dielakkan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
YAYU SRI RAHAYU
EditorYAYU SRI RAHAYU
Follow Us