7 Alasan Crushology 101 Tak Mencapai Ekspektasi, Dicap Membosankan

Drama Korea Crushology 101 sempat menuai antusiasme tinggi sejak diumumkan karena mengangkat romansa kampus empat arah yang unik dan diadaptasi dari webtoon populer. Apalagi jajaran pemainnya diisi oleh aktor dan aktris muda berbakat seperti Roh Jeong Eui, Lee Chae Min, dan Cho Jun Young yang dikenal punya pesona kuat di layar kaca.
Namun seiring penayangan episode demi episode, rating Crushology 101 justru terus menurun. Bahkan, episode ke-8 hanya meraih 0,7 persen, angka yang mengejutkan untuk drama sekelas ini. Apa yang sebenarnya terjadi?
1. Cerita klise yang kurang dimaksimalkan

Meskipun ide romansa kampus empat arah terdengar segar, sayangnya pengemasan cerita dalam Crushology 101 terasa terlalu biasa. Penonton yang awalnya penasaran malah merasa kecewa karena alur kisah cinta yang ditampilkan tidak jauh berbeda dari drama romansa remaja pada umumnya. Ceritanya terlalu cepat masuk ke konflik cinta segi empat tanpa membangun fondasi hubungan antar karakter secara alami, sehingga kesannya tergesa-gesa dan kurang menyentuh.
Eksekusi naskah yang minim kejutan dan konflik yang kurang tajam membuat cerita terasa monoton. Penonton tidak menemukan momen "wow” yang membuat mereka ingin terus menantikan episode berikutnya. Cerita yang seharusnya emosional dan menggugah hati justru terasa datar dan mudah ditebak. Banyak penonton akhirnya menganggap drama ini hanya menjual konsep, tanpa isi yang benar-benar solid.
2. Chemistry pemain kurang meyakinkan

Meski aktor dan aktris yang terlibat punya kemampuan akting yang baik, sayangnya chemistry antar karakter dalam Crushology 101 terasa hambar. Interaksi antara pasangan utama dan karakter pendukung kurang menggugah emosi penonton, sehingga sulit membangun keterikatan terhadap kisah cinta mereka. Bahkan dalam adegan-adegan romantis yang seharusnya menjadi highlight, ekspresi dan gestur yang ditampilkan kurang menciptakan rasa baper yang biasanya dinantikan penonton drama romansa.
Padahal, dalam drama romansa, kekuatan chemistry sangat menentukan apakah penonton bisa ikut larut dalam cerita. Hubungan yang terasa dipaksakan membuat dinamika antar tokoh menjadi kurang hidup dan sulit untuk menciptakan momen memorable yang layak dikenang. Chemistry yang minim ini juga berdampak pada kurangnya intensitas emosional di tiap konflik cinta yang dihadirkan. Alhasil, kisah percintaan empat arah yang awalnya dinilai menjanjikan malah kehilangan gregetnya sejak awal penayangan.
3. Ritme cerita yang lambat dan kurang gereget

Masalah ritme atau pacing juga menjadi salah satu faktor besar yang membuat Crushology 101 terasa membosankan. Perkembangan cerita berlangsung lambat, dengan terlalu banyak adegan pengulangan yang seolah tidak membawa alur ke arah yang signifikan. Penonton dibuat menunggu konflik yang tak kunjung memuncak, sehingga rasa penasaran yang sebelumnya ada lama-kelamaan memudar.
Penonton merasa kehilangan arah karena konflik utama tak kunjung berkembang. Hal ini membuat drama ini terasa stagnan meskipun sudah memasuki beberapa episode. Beberapa episode bahkan seperti hanya berputar-putar pada masalah yang sama, tanpa progres yang berarti. Kurangnya elemen kejutan dan klimaks membuat sebagian penonton memilih berhenti menonton di tengah jalan. Ini menjadi pukulan bagi drama yang sejak awal digadang-gadang sebagai tontonan segar bertema anak kampus.
4. Karakterisasi tokoh yang kurang kuat

Salah satu kekurangan mencolok dari Crushology 101 adalah kurangnya pendalaman karakter. Masing-masing tokoh tidak diberikan latar belakang atau motivasi yang kuat sehingga sulit bagi penonton untuk benar-benar peduli pada apa yang mereka alami. Karakter utama, meski menarik secara visual, justru kehilangan pesona karena tidak memiliki keunikan yang menonjol.
Karakternya terkesan terlalu generik dan tidak mengalami perkembangan berarti dari episode ke episode. Ini membuat cerita terasa datar karena penonton tidak bisa merasakan pertumbuhan atau konflik internal yang biasanya menjadi kekuatan dalam drama remaja. Beberapa tokoh pendukung bahkan terasa seperti pelengkap belaka, tanpa kontribusi berarti terhadap alur utama. Tanpa karakter yang hidup dan kuat, drama kehilangan daya tarik utamanya.
5. Dialog yang kurang natural dan kurang mengena

Dialog yang digunakan dalam Crushology 101 seringkali terdengar kaku dan tidak mencerminkan dinamika kehidupan kampus yang sebenarnya. Beberapa percakapan terasa seperti hasil naskah yang terlalu dibuat-buat dan kurang natural saat diucapkan oleh para pemerannya. Alhasil, interaksi antartokoh terasa dingin dan kurang berkesan.
Penonton yang terbiasa dengan drama berkualitas bisa langsung menyadari kurangnya keaslian dalam dialog antar tokoh. Hal ini memengaruhi pengalaman menonton karena membuat emosi yang ditampilkan terasa kurang tulus dan tidak menyentuh hati. Bahkan momen romantis atau lucu yang seharusnya membuat penonton tertawa atau tersipu, justru berlalu tanpa efek. Sebuah drama remaja idealnya punya dialog yang ringan, mengalir, dan relevan, tapi belum berhasil dicapai di sini.
6. Kualitas produksi yang tidak konsisten

Crushology 101 terkadang menunjukkan kualitas produksi yang kurang maksimal. Beberapa adegan tampak direkam dengan pencahayaan dan penyuntingan yang terburu-buru, membuat atmosfer dramatis tidak tersampaikan dengan baik. Beberapa transisi antar adegan juga terasa kasar dan kurang halus.
Penggunaan lokasi syuting yang monoton dan editing yang kurang rapi juga turut berkontribusi pada menurunnya pengalaman visual. Padahal, latar kampus bisa dieksplorasi lebih kreatif agar cerita terasa lebih hidup dan menarik secara visual. Keberadaan detail-detail kecil yang tak konsisten dalam properti dan wardrobe juga menjadi hal yang mudah ditangkap mata kritis penonton masa kini. Produksi yang solid seharusnya menjadi kekuatan, bukan titik lemah.
7. Harapan terlalu tinggi dari webtoon aslinya

Adaptasi dari webtoon yang populer tentu menimbulkan ekspektasi besar di kalangan penggemar. Namun sayangnya, Crushology 101 gagal menghadirkan nuansa dan kedalaman cerita seperti versi aslinya. Banyak penggemar yang merasa drama ini hanya sekadar meniru permukaan cerita tanpa menyentuh esensi yang membuat webtoon-nya dicintai.
Perbandingan ini menyebabkan kekecewaan, terutama bagi penonton yang sudah membaca webtoon-nya terlebih dahulu. Beberapa momen penting dalam versi asli justru diubah atau dilewatkan, membuat alur drama terasa kurang menyatu. Adaptasi yang setengah hati membuat drama ini seolah kehilangan identitas dan hanya tampil sebagai drama kampus biasa dengan kemasan berbeda. Hasilnya, penonton lama kecewa, sementara penonton baru sulit terpikat.
Crushology 101 sebenarnya punya potensi besar untuk menjadi drama kampus yang berkesan. Namun sayangnya, eksekusi yang lemah membuat drama ini gagal memenuhi ekspektasi penonton yang sudah tinggi sejak awal. Meski begitu, sisa episode yang akan datang masih menyimpan harapan untuk memperbaiki kesan. Dengan perkembangan cerita yang lebih fokus dan emosional, bukan tidak mungkin drama ini bisa mencuri perhatian di akhir penayangan. Semoga ada kejutan yang menyenangkan untuk para penonton setia, ya.