7 Kecemasan Mi Rae yang Tak Pernah Diceritakan di Our Unwritten Seoul

Di balik wajah tenang dan pencitraan sebagai anak yang diandalkan, Yu Mi Rae (Park Bo Young) ternyata memendam begitu banyak hal yang tak pernah ia ceritakan pada siapa pun. Ia bahkan memendam semuanya pada saudara kembarnya sendiri, Mi Ji (Park Bo Young).
Hingga suatu hari, karena masalah di tempat kerja, Mi Rae dam Mi Ji bertukar identitas. Sejak saat itu, Mi Rae lebih jujur pada dirinya sendiri kalau ada begitu banyak ketakutan dan kecemasan yang selama ini hanya ia simpan rapat-rapat, sendirian. Tujuh kecemasan Mi Rae berikut ini adalah cerminan bagaimana Mi Rae tumbuh dikelilingi ekspektasi orang lain padanya dalam drakor Our Unwritten Seoul. Simak selengkapnya di bawah ini, ya!
1. Sejak kecil, Mi Rae sebenarnya merasa bersalah karena ia selalu sakit. Hal yang membuat keluarganya jadi menderita, sedih, dan marah

2. Saat itulah Mi Rae memutuskan untuk menjadi ‘pohon’, benda mati yang sekalipun merasakan sakit, akan tetap diam dan menahan semuanya

3. Ketika melihat kembarannya Mi Ji memenangkan lomba lari, Mi Rae menyadari bahwa ia mungkin tidak pernah benar-benar “menonjol”

4. Namun ia sama sekali tidak iri, Mi Rae hanya merasa kecil. Seolah-olah yang bisa ia lakukan hanyalah mengikuti ekspektasi orang lain padanya

5. Pada akhirnya, ketika Mi Rae menyadari bahwa tidak semua hal dapat berjalan sesuai rencana, bikin dirinya lantas merasa bersalah dengan orang sekitarnya

6. Hidup Mi Rae akhirnya berpegang pada prinsip kalau ada jurang besar antara keinginan dan kemampuannya. Itulah yang membuat Mi Rae terus merasa takut

7. Dan ketika ia dihadapkan masalah, Mi Rae hanya ingin merasakan semuanya sendirian. Jika ia meminta bantuan orang lain, Mi Rae merasa dirinya menyedihkan

Dalam pertukaran identitas di Our Unwritten Seoul, Mi Rae akhirnya menyadari bahwa selama ini ia terlalu sibuk menjadi kuat dan menahan semuanya sendirian. Namun justru dengan menjadi orang lain, ia perlahan menemukan dirinya sendiri, bahwa tak apa merasa lemah. Karena pada akhirnya, tak ada yang benar-benar bisa menghadapi hidup ini sendirian.