4 Keuntungan Pindah ke Desa di Drakor Love, Take Two, Gotong Royong!
- Punya relasi dekat dengan tetangga
- Budaya gotong royong yang terjaga
- Lingkungan yang asri tanpa polusi
Drakor Love, Take Two (2025) menggambarkan kehidupan seorang manajer di sebuah konstruksi besar, Lee Ji An (Yum Jung Ah), yang harus pindah ke sebuah desa bernama Cheonghae atas permintaan anaknya, Lee Hyo Ri (Choi Yoon Ji). Keluarga kecil ini awalnya tinggal di sebuah apartemen kecil di Seoul. Lee Hyo Ri adalah seorang mahasiswa kedokteran yang terpaksa keluar karena penyakit tumor otak.
Ketika berlibur, Hyo Ri terdampar di sebuah desa kecil yang penduduknya sangat ramah dan gak ragu untuk membantunya. Seakan takdir menyambut, Lee Ji An akhirnya membangun sebuah rumah sekaligus restoran di gunung belakang desa tersebut guna mewujudkan mimpi anaknya. Kehidupan ini mereka rasakan jauh berbeda dengan kehidupan mereka di kota besar, seperti Seoul. Lalu, apa saja keuntungan yang didapatkan keluarga Lee Ji An selama pindah ke desa di drakor Love, Take Two?
Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.
1. Punya relasi dekat dengan tetangga
Di Desa Cheonghae, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani sayur. Desa ini banyak dihuni oleh para lansia. Setiap pagi, para penduduk biasanya berkeliling di kebun mereka masing-masing. Gak hanya itu, ada juga yang membuka sebuah minimarket kecil yang menjual hasil tanam mereka ke penduduk desa.
Gak seperti Seoul yang padat penduduk, lingkungan desa ini hanya dihuni beberapa kepala keluarga saja. Makanya, mereka kerap bercengkrama di depan rumah dan toko penduduk untuk makan bersama maupun memakan kudapan. Setiap penduduknya juga saling mengenal satu sama lain, lho.
2. Budaya gotong royong yang terjaga
Ketika van yang dikendarai Lee Hyo Ri mogok, para penduduk desa berbondong-bondong meminta tolong Ryu Bo Hyeon (Kim Min Kyu), yang dikenal bisa memperbaiki banyak hal, untuk membantu Hyo Ri. Mereka gak canggung untuk meminta tolong satu sama lain.
Gak hanya itu, penduduk desa juga membantu membersihkan rumah yang baru dibangun oleh Lee Ji An, lho. Mereka gak canggung membantu menata isi rumah serta membersihkan debu bekas konstruksi. Bahkan, para penduduk juga gak canggung membantu tetangganya yang sedang sakit.
3. Lingkungan yang asri tanpa polusi
Di kota besar, seperti Seoul, para penduduknya banyak mobilisasi menggunakan kendaraan. Kondisi ini ditemukan sepanjang hari. Bukan hal yang mengagetkan jika kota besar punya tingkat polusi tinggi karena efek dari aktivitas penduduknya.
Kondisi ini gak akan ditemukan di desa kecil, seperti Cheonghae, lho. Penduduknya rata-rata beraktivitas dengan jalan kaki atau naik traktor jika dibutuhkan di kebun mereka. Gak hanya itu, dikarenakan penduduknya yang sedikit, gak banyak juga aktivitas yang menggunakan mesin sehingga polusi udara di desa tetap bersih.
Udara bersih ini juga didukung dengan banyaknya lahan hijau dan pohon yang ada di desa tersebut. Jadi, bisa dikatakan jika lingkungan Desa Cheonghae masih asri dan segar.
4. Gak hidup terburu-buru
Pola hidup di kota besar biasanya terjadi karena mereka punya ritme pekerjaan yang terjadwal. Gak hanya itu, target pekerjaan mereka juga menjadikan aktivitas penduduknya sangat padat. Tekanan ini diperparah dengan padatnya lalu lintas ketika jam kerja dimulai hingga malam hari. Makanya, banyak orang berpendapat jika hidup di kota besar punya tingkat stres yang cukup tinggi.
Kondisi ini sangat berkebalikan dengan pola hidup di desa kecil. Mereka punya pekerjaan yang cukup fleksibel untuk dilakukan. Bahkan, kondisi tempat tinggal mereka juga sepi dan lebih tenang.
Persiapan pindahan yang dilakukan Lee Ji An ini memang mengorbankan banyak hal di drakor Love, Take Two. Namun, perjuangannya di desa ini dimulai sejak mereka memutuskan untuk pindah. Menurutmu, apakah kondisi ini akan bisa dihadapi ketika kamu berada di situasi yang sama?
