Kenapa Drakor Typhoon Family Ramai Dibicarakan?

Tayang perdana pada 11 Oktober 2025, drakor tvN terbaru berjudul Typhoon Family berhasil menarik perhatian penonton, lho. Drakor yang dibintangi Lee Joon Ho cs ini berhasil menembus rating di atas 5 persen hanya dalam dua episode yang baru tayang. Dilansir AllKPOP, episode kedua yang tayang pada 12 Oktober 2025 mencatat rating rata-rata nasional 6,8 persen. Typhoon Family pun menempati posisi pertama di slot penayangannya untuk kategori siaran TV kabel dan umum yang menjadi tanda kuat bahwa drama ini akan terus naik daun.
Hal ini memicu pertanyaan publik, kenapa ya drakor baru ini, bahkan tayang di TV kabel bisa berhasil menduduki hati penonton, padahal baru tayang dua episode? Nah, sederet alasan berikut ini akan memuaskan rasa penasaran kamu, lho. Mau tahu apa saja? Yuk, check it out!
1. Berlatar sejarah dan krisis ekonomi sebagai pilar nyata

Drakor Typhoon Family memiliki setting ketika Korea Selatan dilanda krisis ekonomi tahun 1997. Banyak perusahaan kecil dan menengah terpuruk hingga bangkrut. Perusahaan milik ayah Kang Tae Poong (Lee Joon Ho) ikut juga terseret arus besar krisis ekonomi tersebut.
Penerapan latar krisis nyata yang pernah terjadi bertahun-tahun silam memberi nuansa keotentikan yang kuat. Penonton tidak hanya disuguhi konflik dramatis, tapi juga makna hidup yang bisa dipetik dari setiap alur cerita yang ditampilkan, seperti contoh transformasi Kang Tae Poong dari anak muda yang cuek menjadi figur penyelamat perusahaan. Konflik ini dibikin secara nyata, seolah-olah penonton ikut merasakan perjuangan Kang Tae Poong agar bisa bangkit dari keterpurukan. Melalui kacamata krisis keuangan, Typhoon Family tidak hanya bercerita tentang kehilangan, tetapi juga solidaritas dan ketahanan manusia dalam menghadapi masa sulit.
2. Resonansi emosi dan nostalgia generasi 90-an

Krisis ekonomi 1997 bukan sekadar setting waktu biasa, melainkan memori kolektif bagi generasi yang pernah mengalami masa itu atau mendengar cerita dari kerabat dan keluarga. Episode pertama berhasil memikat penonton dengan menghadirkan nuansa khas era 1990-an secara menyeluruh, mulai dari latar tempat, musik, mode busananya, hingga lifestyle masa itu. Semua detail plot cerita dikerjakan dengan cermat, seperti meniru gaya font acara TV zaman dahulu, pemakaian pager angka, radio kaset, dan telepon umum.
Nuansa nostalgia yang tercipta membuat penonton seolah-olah benar-benar kembali hidup di tahun 1997. Inilah yang membuat drakor Typhoon Family tidak hanya dimaknai sebagai tontonan, tapi juga pengalaman emosional bersama, lho. Selain itu, ketika Kang Tae Poong membaca buku tabungan yang penuh catatan cinta ayahnya, penonton juga ikut merasakan getirnya. Adegan itu menciptakan resonansi emosi yang kuat.
Banyak drakor yang berlatar krisis ekonomi, namun drakor satu ini terasa berbeda. Dilansir Korea Times, sutradara Lee Na Jeong menjelaskan bahwa tim produksi ingin menampilkan potret tahun 1997 secara jujur dan detail. Mereka bahkan mencari properti langka seperti mesin telex kuno dan mewawancarai para karyawan yang benar-benar bekerja di masa krisis tersebut. Semua dilakukan agar setiap adegan terasa nyata bagi yang pernah mengalaminya, sekaligus memperkenalkan gaya hidup unik itu kepada generasi baru.
3. Chemistry para karakter juara!

Penampilan akting dua bintang muda juga menjadi sorotan utama dan menuai banyak pujian, lho. Lee Joon Ho sukses menjiwai karakter Kang Tae Poong, pemuda 90-an yang hidup bebas dan cuek. Dari tatapan, gaya bicara, hingga cara menari dan bernyanyi, semuanya terasa hidup.
Lewat kelompok dansa Apgujeong Boys, Tae Poong mewakili semangat anak muda Seoul saat itu. Ia berani, trendi, tapi juga rapuh. Namun, begitu ia melangkah ke kantor Typhoon Trading, gaya rambut pirang dan jaket kulitnya justru terlihat salah tempat. Dalam waktu singkat, ia belajar beradaptasi dan tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa. Pergulatan emosinya saat menghadapi badai krisis ekonomi terasa menyentuh dan nyata.
Kim Min Ha yang berperan sebagai Oh Mi Seon, putri tertua yang menanggung beban keluarga sekaligus pekerja keras, tampil penuh empati. Ia memancarkan pesona kuat dari sosok perempuan sederhana, namun berkarisma. Hanya dengan ekspresi dan tatapannya, terlihat semangat bertahan hidup khas pekerja kantoran di era itu.
4. Muncul konflik dan momen mengharukan sejak episode awal

Sejak penayangan episode pertama, drakor Typhoon Family telah menampilkan konflik besar, seperti pertikaian anak muda di klub, hubungan dingin antara ayah dan anak, rahasia keuangan, hingga transaksi berisiko. Ada pula plot twist menyentuh hati, seperti brankas rahasia yang menyimpan buku tabungan atas nama Kang Tae Poong. Tabungan itu disiapkan sang ayah, Kang Jin Young (Sung Dong Il) yang menyelipkan pesan menyentuh berbunyi, “Ayah selalu mendukung mimpimu. Kamu adalah orang yang paling Ayah cintai. Ingatlah, manusia lebih berharga dari hasil kerja. Kita lebih harum dari bunga dan lebih berharga dari uang.”
Episode kedua makin memperkuat ketegangan dengan adegan Tae Poong menjatuhkan diri di aspal agar menghentikan pengiriman kain ke Daebang Textiles. Kelopak bunga berjatuhan di sekitarnya yang mengingatkan pada pesan ayahnya, “Bunga tidak jatuh, mereka berusaha keras untuk berbuah.” Adegan itu membuat penonton merinding. Banyak yang memuji akting Lee Joon Ho karena mampu menampilkan emosi yang dalam dan realistis.
Drakor ini mampu mempertahankan ketegangan tanpa memperlambat tempo. Tiap adegan punya makna dan tiap keputusan akan berefek domino. Penonton jadinya tak sabar menunggu episode selanjutnya untuk melihat apakah keputusan hari ini akan menjadi penyelamat atau pemicu kehancuran?
5. Strategi penayangan di jam tayang utama

Kesuksesan sebuah drakor tidak hanya bergantung pada plot cerita, melainkan bagaimana drakor tersebut dikemas dan ditampilkan kepada penonton. Drakor Typhoon Family dijadwalkan tayang pada hari Sabtu dan Minggu, dimana hari tersebut menjadi prime time tvN, lho. Pada waktu tersebut, drakor ini mendapat perhatian lebih besar dibandingkan hari-hari biasanya.
Ditambah lagi, dukungan platform global, seperti Netflix untuk penayangan internasional dapat memperluas jangkauan promosi, nih. Semua elemen produksi dan marketing saling bersinergi agar Typhoon Family menjadi drakor yang tak sekadar ditonton, melainkan juga viral.
Melalui kombinasi cerita otentik, karakter penuh konflik, dan promosi yang cerdas, drakor Typhoon Family berhasil menancapkan dirinya di hati penonton dengan cepat. Bukan hanya karena rating tinggi, tapi karena hati penonton yang berhasil dijangkau. Selamat menunggu episode selanjutnya. Mari kita lihat sejauh mana Tae Poong dan timnya bertahan menghadapi badai takdir, ya!