Kim Soo Hyun menghadapi krisis besar dalam karier keaktorannya. Kontroversi hubungannya dengan mendiang Kim Sae Ron membuat brand yang bekerja sama dengannya menarik diri dan menimbulkan kerugian secara finansial.
Tak hanya itu, Kim Soo Hyun dikabarkan harus membayar pinalti dengan jumlah fantastis, karena terancam gagal hadir ke acara besar di Taiwan. Berapa yang harus dibayarkan aktor Queen of Tears ini?
Dilansir Korea Times, Kim Soo Hyun dijadwalkan akan menjadi bintang tamu utama di acara Kaohsiung Cherry Blossom Festival yang diselenggarakan 7-Eleven Taiwan pada 30 Maret nanti di Kaohsiung.
Ia seyogyanya harus tampil selama 40 menit di hari terakhir festival sebagai puncak acara tersebut. Namun, karena kontroversi yang semakin meluas dan melebar, pihak penyelenggara dikabarkan tengah mempertimbangkan ulang kehadiran Kim Soo Hyun.
Melalui festival tersebut, 7-Eleven berencana meluncurkan produk spesial yang menampilkan foto Kim Soo Hyun pada kemasan berbaga produknya, seperti dalam makanan, cangkir kopi, dan penutup cangkir. Selain itu, mereka juga menggelar fan meeting di mana tiketnya sudah didistribusikan melalui undian. Kursi utama di bagian depan pun telah terjual habis.
Maka jika kehadiran Kim Soo Hyun dibatalkan, sang aktor diprediksi harus membayar pinalti yang tak murah. Denda yang harus aktor kelahiran tahun 1988 ini bayarkan diprediksi mencapai 1,3 miliar won atau 990.000 dolar Amerika atau setara Rp16 miliaran. Korea Times menulis, denda tersebut jadi kerugian terbesar Kim Soo Hyun sejauh ini.
Selain itu, berbagai brand yang menarik mundur kerja sama mereka dengan Kim Soo Hyun juga akan menimbulkan kerugian yang semakin besar. Bukan hanya brand lokal Korea, brand luar negeri dari Prada, Cuckoo, hingga Jo Malone mengakhiri kontrak mereka dengan Kim Soo Hyun.
Yang jadi sorotan lainnya adalah drama Kim Soo Hyun di Disney+, Knock Off, yang dikabarkan memakan bujet produksi hingga ratusan juta won. Jika Kim batal membintangi drama tersebut, proyek yang sudah memasukin tahap produksi ini akan mengalami kemunduran jadwal hingga kerugian finansial yang besar.