Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tantangan yang Harus Dihadapi Freelancer, Ternyata Tak Mudah

Ilustrasi rangkaian huruf freelancer (pixabay.com/Alltechbuzz_net)
Ilustrasi rangkaian huruf freelancer (pixabay.com/Alltechbuzz_net)

Freelancer atau pekerja lepas saat ini mulai banyak yang melirik. Jenis pekerjaan ini umumnya dijadikan sebagai pekerjaan sampingan, namun saat ini banyak yang telah menjadikannya sebagai pekerjaan utama. Jika dikerjakan dengan penuh keseriusan pekerjaan ini sangatlah menjajikan. Ditambah dengan sistem kerja yang sangat fleksibel dan bisa dikerjakan dimana saja, mungkin pekerjaan ini akan menjadi salah satu pekerjaan idaman di masa depan.

Meskipun pekerjaan ini tampaknya mudah untuk dilakukan, akan tetapi tak semua orang dapat melakukan pekerjaan ini. Pekerjaan ini terlihat sangat menyenangkan karena kebebasannya, akan tetapi benarkah demikian? Yang pasti jawabannya berbeda untuk setiap orang. Berikut 4 tantangan yang harus dihadapi oleh seorang freelancer, apakah mudah?

1. Time management

Ilustrasi sebuah jam di atas meja kerja (pixabay.com/JESHOOTS-com)
Ilustrasi sebuah jam di atas meja kerja (pixabay.com/JESHOOTS-com)

Menjadi seorang freelancer tentunya harus pandai membagi waktu, karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang fleksibel. Jika tak pandai membagi waktu maka semua pekerjaan akan berantakan. Meskipun pekerjaan ini terlihat menggiurkan karena kebebasannya, namun jika tak pandai membagi waktu jangan harap pekerjaan ini menjadi pekerjaan idaman justru bisa saja pekerjaan ini menjadi sebuah pekerjaan yang sangat melelahkan.

Agar mempermudah seorang freelancer mengerjakan pekerjaan, alangkah lebih baiknya jika membuat schedule time yang jelas. Meskipun tak bekerja di kantor, seorang freelancer juga harus membuat jadwal bekerja setiap harinya. Bahkan seharusnya seorang freelancer juga dapat mengatur kapan waktunya bekerja dan kapan waktunya berlibur atau beristirahat. Dengan begitu, pekerjaan akan lebih terorganisir dengan baik.

2. Rasa malas

Ilustrasi seseorang yang sedang bermalas-malasan (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi seseorang yang sedang bermalas-malasan (pexels.com/Pixabay)

Menjadi freelancer tandanya bekerja dengan sangat bebas. Semua kontrol ada di tangan seorang freelancer, tak ada aturan yang mengikat dan semua pekerjaan bebas dilakukan kapan pun dan dimana pun. Semua hal tersebut nampaknya sangat menyenangkan, akan tetapi hal tersebut justru  akan menyebabkan seseorang menjadi terlena dan terjebak dengan kenyamanan sehingga akan menimbulkan rasa malas yang luar biasa. 

Rasa malas yang tak dapat ditaklukan akan sangat berbahaya bagi seorang freelancer. Rasa  malas dapat menyebabkan seorang freelancer menunda-nunda pekerjaannya sehingga kualitas pekerjaan yang dikerjakan pun tidak akan maksimal. Meskipun pekerjaan ini adalah pekerjaan yang tak terikat, tetap saja di dalam prosesnya ada persaingan yang menuntut seorang freelancer untuk bekerja dengan maksimal. Pekerjaan ini menuntut setiap orang untuk berlomba-lomba menjual skill yang dimiliki. Sebaik apa pun skill yang dimiliki seorang freelancer, jika ia tak dapat menaklukan rasa malasnya dapat dipastikan ia akan gagal dan akan terkalahkan oleh yang lain. Rasa malas akan menghambat seorang freelancer untuk memenangkan setiap kesempatan yang ada.

3. Ketidakpastian

Ilustrasi seseorang yang sibuk bekerja (pexels.com/Yan Krukau)
Ilustrasi seseorang yang sibuk bekerja (pexels.com/Yan Krukau)

Memutuskan menjadi seorang freelancer harus bisa bersahabat dengan ketidakpastian. Ketika pekerjaan atau job sedang banyak, maka kesibukan akan menghampiri. Sebaliknya akan ada kemungkinan di mana seorang freelancer benar-benar tak memiliki pekerjaan apa pun yang harus dilakukan. Hal tersebut akan berpengaruh pula pada pendapatan seorang freelancer yang tidak pasti setiap bulannya.

Tidak seperti pekerjaan lain yang setiap bulannya mendapatkan gaji tetap, seorang freelancer harus mampu mengelola sumber pendapatan yang tidak menentu setiap bulannya. Seorang freelancer harus pandai mengelola keuangan dengan baik, karena tak ada jaminan pasti setiap bulannya untuk sumber pendapatan yang dihasilkan. Pendapatan bulan ini sangat baik dan melebihi target, belum tentu hal tersebut berlaku juga di bulan berikutnya. Ada kemungkinan seorang freelancer mendapatkan pendapatan yang jauh diluar target pada masa-masa tertentu. Maka dari itu memutuskan menjadi seorang freelancer tandanya harus siap dengan setiap kemungkinan terburuk yang ada.

4. Pandangan masyarakat

Ilustrasi seseorang yang tetap fokus meskipun dibicarakan di belakang (pexels.com/Keira Burton)
Ilustrasi seseorang yang tetap fokus meskipun dibicarakan di belakang (pexels.com/Keira Burton)

Karena seorang freelancer ini dapat bekerja dengan bebas dan dimana saja, maka banyak yang mengira freelancer ini adalah seorang pengangguran. Itu semua disebabkan karena freelancer tak mempunyai tempat atau kantor yang setiap hari harus didatangi. Tak seperti pegawai kantor yang setiap harinya sudah siap dengan seragam atau pakaian yang rapi kemudian berangkat pagi hari dan pulang sore hari, seorang freelancer justru bisa bekerja menggunakan pakaian tidur dan mengerjakan pekerjaannya seharian di rumah. Jika freelancer bekerja di luar rumah seperti di Kafe atau sering traveling untuk urusan pekerjaan, ia akan dicap menjadi seseorang yang suka keluyuran.

Meskipun pekerjaan ini sudah mulai banyak yang melirik dan sudah banyak pula yang berhasil di bidang ini, namun sebagian besar masyarakat masih menganggap remeh pekerjaan ini. Hal tersebut dikarenakan pendapatan yang dihasilkan seorang freelancer yang tidak stabil. Jika dibandingkan dengan pekerja tetap, pada umumnya masyarakat masih menganggap seorang freelancer tidak memiliki masa depan yang cerah. Selain sumber pendapatan yang tidak stabil setiap bulannya, seorang freelancer dianggap tak akan mempunyai jaminan untuk keberlangsungan hidup masa depannya, hal tersebut karena freelancer tak mendapatkan tunjangan kesehatan, dana pensiun dll.

Jadi gimana masih tetap ingin menjadi seorang freelancer? Menjadi seorang freelancer memang terlihat menyenangkan, namun jangan sampai terjebak dengan kebebasannya. Tetap perlu pertimbangan yang matang jika ingin menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utama jika ingin benar-benar berhasil. Jadilah seorang freelancer yang berkualitas jangan hanya ikut-ikutan orang lain dan sekedar berlindung dibalik kata freelancer padahal malas untuk bekerja atau mencari pekerjaan.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Indriyan
EditorDini Indriyan
Follow Us