Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Etika Menggunakan Media Sosial yang Harus Diperhatikan Karyawan

ilustrasi Instagram (unsplash.com/June Aye)
ilustrasi Instagram (unsplash.com/June Aye)

Saat ini, hampir semua orang memiliki media sosial. Fungsi dari media sosial sendiri bermacam-macam, seperti berbagi informasi dan membagikan perasaan serta pemikiran.

Bagi seorang karyawan, ada etika yang harus diperhatikan saat menggunakan media sosial. Sebab, penggunaan sosial media dalam bentuk apa pun bisa meninggalkan jejak digital. Jika jejak yang ditinggalkan buruk, ini bukan hanya membahayakan reputasimu sebagai karyawan, tapi juga perusahaan tempatmu bekerja.

Nah, agar tidak melakukan kesalahan yang berdampak buruk bagi kehidupan profesionalmu, kamu harus memperhatikan etika berikut ini saat menggunakan media sosial.

1. Buat batasan dalam membagikan informasi

ilustrasi media sosial (unsplash.com/Austin Distel)
ilustrasi media sosial (unsplash.com/Austin Distel)

Media sosial dapat menjadi tempat yang baik untuk mencurahkan pikiran dan berbagi informasi. Walaupun begitu, ada etika yang perlu diperhatikan saat membuat unggahan di media sosial, terlebih bagi karyawan.

Ada baiknya seorang karyawan menghindari membagikan informasi soal keuangan, kehidupan kerja, kehidupan pribadi, masalah, dan aktivitas lain secara mendetail di akun media sosial. Pasalnya, ini bisa memengaruhi reputasi perusahaan serta memicu terjadinya phising.

2. Hindari ucapan negatif, khususnya yang berhubungan dengan tempat kerja

ilustrasi mengakses media sosial dengan laptop (unsplash.com/Thought Catalog)
ilustrasi mengakses media sosial dengan laptop (unsplash.com/Thought Catalog)

Setiap orang hampir pasti memiliki keluhan seputar tempat mereka bekerja. Namun, tahan diri sebisa mungkin untuk tidak mencurahkan keluh kesahmu terkait perusahaan di media sosial, entah itu masalah dengan rekan kerja, gaji yang dirasa kurang, pembayaran gaji yang sering terlambat, atau atasan yang sering membuatmu kesal. Ingatlah bahwa mengungkapkan ini semua di media sosial tidak akan menyelesaikan apa pun. Terlebih, tidak semua masalahmu harus diungkapkan pada publik.

Jika memang memiliki masalah di kantor, kamu bisa menyampaikannya pada pihak yang bersangkutan. Misalnya, jika kamu ada masalah dengan rekan kerjamu, kamu bisa berkonsultasi dengan HRD atau atasan untuk menengahi masalah di antara kalian.

3. Selalu pikirkan konsekuensi dari setiap unggahan media sosialmu terhadap bisnis atau organisasi

ilustrasi media sosial (pexels.com/Lisa)

Setiap orang yang bekerja untuk suatu perusahaan perlu menyadari bahwa apa pun yang mereka lakukan di media sosial dapat memberikan implikasi bagi perusahaan tempat mereka bekerja. Perbuatan baik mereka bisa berimbas positif pada perusahaan. Sebaliknya, tindakan negatif mereka dapat merusak reputasi tempat mereka bekerja.

Oleh sebab itu, ada baiknya karyawan tidak mencantumkan tempat bekerja di profil media sosial mereka atau mengunggah informasi yang dapat menghubungkan diri mereka dengan perusahaan mereka. Ini dilakukan untuk mempersulit netizen menghubungkan tindakan tidak menyenangkan seseorang dengan tempat mereka bekerja.

Jika kamu tetap ingin memasukkan perusahaan tempatmu bekerja di profil media sosial, sebenarnya ini boleh-boleh saja. Namun kamu harus berhati-hati saat membuat unggahan atau komentar apa pun dan memikirkan baik-baik dampaknya bagi perusahaan.

4. Jangan menjatuhkan perusahaan kompetitor

ilustrasi mengakses media sosial dengan smartphone (unsplash.com/Jonas Leupe)

Sepanas apa pun persaingan yang dimiliki perusahaanmu dengan kompetitor, kamu dilarang keras menggunakan media sosial untuk menjatuhkan perusahaan kompetitor. Sama seperti ujaran negatif, menyebarkan informasi buruk tentang perusahaan kompetitor justru akan merusak reputasi perusahaan tempatmu bekerja.

Selain melalui ujaran negatif, bentuk lain dari menjatuhkan perusahaan kompetitor yang tidak boleh dilakukan adalah membandingkan produk mereka dan perusahaanmu atau membahas produk gagal yang pernah mereka buat. Intinya, bersainglah secara sehat dan jangan menggunakan media sosial untuk mengadu popularitas.

5. Minta orang-orang sekitarmu untuk berhati-hati saat menandai kamu di media sosial

ilustrasi beberapa orang sedang berfoto (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi beberapa orang sedang berfoto (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Disukai atau tidak, kamu bukan satu-satunya yang dapat menghancurkan reputasi profesionalmu. Teman dan keluarga juga bisa menghancurkan reputasi profesionalmu jika mereka tidak berhati-hati saat menandai kamu di unggahan mereka.

Untuk itu, katakan dengan baik dan sopan pada teman-teman dan keluargamu untuk meminta izin padamu sebelum mereka menandai kamu di media sosial. Atasanmu mungkin memiliki pandangan politik yang berbeda dengan keluargamu; sangat membenci tim sepak bola yang kamu favoritkan; tidak menyukai tokoh yang kamu gemari; tidak menyukai komunitas yang kamu ikuti; dan sebagainya. Jadi, untuk menghindari ketegangan karena perbedaan-perbedaan sepele, ada baiknya tidak membiarkan seseorang menandai kamu tanpa izin.

Memang setiap orang memiliki kebebasan dalam menggunakan media sosial. Namun, bukan berarti di dalam kebebasan ini tidak terdapat aturan. Sebagai seorang karyawan yang baik, kamu harus bisa bersikap profesional di dalam maupun di luar kantor. Jadi, bijaklah dalam menggunakan media sosial agar tidak merugikan dirimu sendiri maupun perusahaan tempatmu bekerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us