Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Bullying di Tempat Kerja, Wajib Dihindari!

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/@Pavel_Danilyuk)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/@Pavel_Danilyuk)

Bullying atau perundungan selalu menjadi momok tersendiri dalam banyak kasus. Kenyataannya memang kasus perundungan ini tak hanya berisiko terjadi di sekolah saja, sebab ada pula kasus-kasus yang terjadi di tempat kerja. Hal ini tentu mencengangkan, sebab korban dan pelakunya adalah orang dewasa.

Tempat kerja bisa menjadi lokasi empuk bagi para pelaku bullying untuk melancarkan aksinya, apalagi jika memang aturannya tak ketat. Meski begitu, biasanya tindakan bullying di tempat kerja bisa terjadi karena beberapa penyebab berikut ini.

1. Bentuk senioritas

ilustrasi atasan dan pegawai (pexels.com/@jonathanborba)
ilustrasi atasan dan pegawai (pexels.com/@jonathanborba)

Sudah bukan rahasia lagi jika senioritas pasti pernah terjadi di tempat kerja. Tak hanya di sekolah saja, senioritas di tempat kerja bisa lebih berbahaya dan berisiko. Hal ini bisa terjadi apalagi jika memang tempat kerja mendukung adanya sistem senioritas yang bersifat toxic.

Sayangnya bentuk senioritas tersebut sering kali tak dilakukan dengan bijak. Bahkan tak sedikit yang melakukan tindak senioritas dengan cara bullying, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi para korbannya. Cara bullying ini juga cukup beragam, mulai dari verbal hingga penyerangan secara fisik.

2. Rasa iri dan dengki

ilustrasi wanita marah (Unsplash/Malicki M Beser)
ilustrasi wanita marah (Unsplash/Malicki M Beser)

Tak dapat dimungkiri bahwa tempat kerja tak hanya dipenuhi oleh mereka yang mencari nafkah. Namun, tempat kerja juga kerap dipenuhi dengan persaingan kerja yang beragam, mulai dari persaingan yang sehat hingga yang toxic sekali pun.

Persaingan tidak sehat ini biasanya akan menjadi penyebab hadirnya rasa iri dengki diantara para pegawainya. Jika sudah dipenuhi dengan iri dengki, maka jelas saja bullying atau perundungan akan sering kali terjadi. Hal ini jelas akan sangat berbahaya, sebab membuat persaingan di tempat kerja jadi tak kondusif.

3. Kultur bullying sudah ada di kantor tersebut

ilustrasi berkonflik (pexels.com/@karolina-grabowska)
ilustrasi berkonflik (pexels.com/@karolina-grabowska)

Bullying yang terjadi di suatu tempat sering disebabkan karena memang sudah adanya akar mengenai perilaku tersebut di sana. Misalnya apabila suatu kantor sudah biasa menjadi tempat bullying, maka bukan tak mungkin jika hal tersebut juga akan terulang di kemudian hari.

Hal inilah yang kemudian membuat kultur bullying seolah sudah benar-benar melekat pada cara bekerja dan pegawai lokal di sana. Oleh sebab itu, menjadi tantangan tersendiri untuk dapat memutuskan rantai bullying tersebut, sehingga tak berlarut-larut dan tak memakan korban lagi.

4. Status sosial yang dimiliki pegawai

ilustrasi menegur rekan kerja (unsplash.com/@Jason_Goodman)
ilustrasi menegur rekan kerja (unsplash.com/@Jason_Goodman)

Salah satu penyebab bullying yang memungkinkan adalah karena adanya perbedaan status sosial. Tak dapat dimungkiri bahwa status sosial seolah menjadi hal yang sangat dicari-cari untuk meningkatkan gengsi dan harga diri seseorang. Sayangnya status sosial ini kerap dipelintir menjadi hal-hal yang tak masuk akal seperti bullying.

Banyak pegawai yang memperoleh bullying apabila dianggap memiliki status sosial yang rendah. Hal ini jelas menunjukan adanya diskriminasi antar sesama pegawai di tempat kerja. Padahal status sosial tak akan memengaruhi produktivitas dan kontribusi seseorang pada pekerjaannya.

5. Adanya ketidakadilan di tempat bekerja

ilustrasi pegawai berkonflik (pexels.com/@yankrukov)
ilustrasi pegawai berkonflik (pexels.com/@yankrukov)

Satu hal yang harus disalahkan selain pelaku bullying adalah tempat bekerjanya. Bagaimana pun tempat bekerja memiliki kewajiban untuk melindungi para pegawainya dari tindakan tak menyenangkan. Apalagi jika sampai mengganggu dan memberikan rasa tidak aman pada pegawai.

Adanya ketidakadilan dan ketidaktegasan di tempat kerja inilah yang akan semakin meningkatka perilaku bullying antar sesama pegawai. Oleh sebab itu, pihak perusahaan semestinya lebih peka terhadap kemungkinan terjadinya bullying, tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Selalu ada risiko bullying di mana pun, bahkan di tempat kerja sekali pun. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mencegah adanya bullying, sehingga tak akan yang menjadi korban ke depannya. Jauhi bullying, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Andini Maulana
EditorAndini Maulana
Follow Us