Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membangun Portofolio dari Pekerjaan Entry-Level

ilustrasi membuat portofolio
ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/cottonbro studio)

Jabatan entry-level identik dengan tugas-tugas yang terkesan receh dan belum pede untuk pamer pengalaman. Padahal, justru di fase inilah fondasi portofolio karier dibangun. Sayangnya, gak semua orang sadar kalau pekerjaan awal ini bisa jadi aset besar di masa depan.

Portofolio bukan cuma soal proyek keren atau klien besar. Portofolio adalah bukti nyata bahwa kamu pernah mengerjakan sesuatu dan punya skill yang relevan. Kabar baiknya, kamu gak perlu nunggu jadi senior untuk mulai membangunnya. Dari pekerjaan entry-level pun, portofolio solid sangat mungkin dibuat—asal tahu caranya.

1. Ubah tugas sehari-hari jadi bukti skill nyata

ilustrasi fashion content creator
ilustrasi fashion content creator (pexels.com/Miriam Alonso)

Banyak pekerja entry-level gak menyadari bahwa tugas harian mereka sebenarnya bernilai. Misalnya, kamu admin yang rutin bikin laporan, customer service yang sering handle komplain, atau content staff yang bikin caption medsos. Semua itu bisa diolah jadi portofolio.

Kuncinya ada di output, bukan jabatan. Simpan contoh pekerjaanmu: screenshot laporan (sensor data sensitif), ringkasan strategi yang kamu buat, atau hasil before-after dari tugas yang kamu kerjakan. Dengan begitu, portofolio kamu bukan sekadar cerita, tapi bukti konkret bahwa kamu bisa bekerja dan menghasilkan sesuatu.

2. Jangan nunggu disuruh, cari proyek tambahan aendiri

berbicara dengan atasan
ilustrasi berbicara dengan atasan (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Salah satu cara paling cepat memperkaya portofolio adalah dengan ambil inisiatif. Entry-level bukan berarti pasif. Kalau kamu melihat proses yang bisa diperbaiki, ide yang bisa dicoba, atau konten yang bisa dikembangkan, coba tawarkan ke atasan. Proyek tambahan ini sering kali jadi poin emas di portofolio karena menunjukkan soft skill: problem solving, inisiatif, dan rasa tanggung jawab. Bahkan meskipun hasilnya gak sempurna, prosesnya tetap berharga dan bisa kamu ceritakan saat interview nanti.

3. Dokumentasikan proses, bukan cuma hasil akhir

ilustrasi mengerjakan tugas (pexels.com/RF._.studio _)
ilustrasi mengerjakan tugas (pexels.com/RF._.studio _)

Kesalahan umum saat membangun portofolio adalah hanya fokus pada hasil akhir. Padahal, recruiter sering tertarik pada cara berpikir kamu. Mulai dari tantangan yang dihadapi, langkah yang diambil, sampai solusi yang kamu pilih. Biasakan menulis catatan singkat setiap selesai proyek: apa masalahnya, apa peran kamu, dan dampak dari pekerjaan tersebut. Dokumentasi ini nantinya memudahkan kamu menyusun portofolio, CV, bahkan jawaban interview tanpa perlu mengarang.

4. Bangun portofolio sesuai arah karier yang diinginkan

ilustrasi membuat portofolio
ilustrasi membuat portofolio (pexels.com/cottonbro studio)

Portofolio yang baik itu relevan, bukan asal banyak. Kalau kamu pengen pindah ke bidang tertentu, mulai arahkan portofolio ke sana. Misalnya kamu kerja admin tapi ingin jadi data analyst, tonjolkan laporan, pengolahan data, atau penggunaan tools spreadsheet. Dengan strategi ini, pekerjaan entry-level kamu terlihat nyambung dengan tujuan karier, bukan sekadar asal kerja. Recruiter pun lebih mudah melihat potensi kamu, meskipun pengalaman masih terbatas.

5. Publikasikan dan ceritakan dengan percaya diri

ilustrasi profil LinkedIn (unsplash.com/Nathana Rebouças)
ilustrasi profil LinkedIn (unsplash.com/Nathana Rebouças)

Portofolio yang disimpan rapi tapi gak pernah ditunjukkan sama saja bohong. Manfaatkan platform seperti LinkedIn, Google Drive, atau website pribadi sederhana untuk menyusun karya kamu. Gak harus mewah, yang penting jelas dan mudah dipahami.

Saat menceritakan portofolio, fokus pada kontribusi, bukan cuma posisi. Kamu mungkin entry-level, tapi kalau dampak kerjamu nyata, itu nilai jual yang kuat. Percaya diri bukan berarti sombong, tapi berani mengakui hasil kerja sendiri.

Pekerjaan entry-level bukan fase numpang lewat, tapi ladang latihan terbaik untuk membangun portofolio. Dengan mindset yang tepat, tugas kecil bisa berubah jadi aset besar. Ingat, karier yang kuat bukan dimulai dari jabatan tinggi, tapi dari kebiasaan membangun nilai sejak awal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ritual Mandiri Menyambut Tahun Baru 2026 dengan Lebih Tenang

28 Des 2025, 19:07 WIBLife