5 Perilaku yang Memicu Perselingkuhan dengan Rekan Kerja, Waspadai!

Hubungan profesional di tempat seringkali menuntut untuk berinteraksi secara intens dengan rekan kerja di kantor, baik untuk diskusi maupun kolaborasi. Meskipun interaksi di lingkungan tempat kerja sangat penting, namun kedekatan yang berlebihan dapat memicu risiko yang rumit, yaitu perselingkuhan.
Tanpa disadari, ada beberapa perilaku tertentu yang dapat memicu perselingkuhan antar rekan kerja sehingga sebagai pekerja kita perlu mewaspadainya. Berikut adalah beberapa perilaku di area kantor yang dapat memicu terjadinya perselingkuhan dengan rekan kerja. Baca dan waspadai!
1. Nebeng pada saat pulang kerja

Meskipun terlihat sebagai hal yang sepele dan memiliki nilai kebaikan, ternyata kebiasaan nebeng saat pulang kerja bisa membuka peluang perselingkuhan, loh! Waktu yang dihabiskan bersama dalam perjalanan, dapat menjadi momen untuk berbagi cerita pribadi dan membangun keakraban. Situasi ini didukung dengan suasana santai setelah seharian lelah bekerja sehingga momen nebeng dapat menciptakan koneksi yang melampaui hubungan profesional. Dari obrolan santai, sering kali muncul rasa nyaman yang bisa menjadi awal ketertarikan.
Ketertarikan ini akan semakin mendukung ke arah perselingkuhan ketika salah satu pihak atau keduanya merasa mendapatkan perhatian yang lebih dari yang didapatkan dari pasanganya di rumah. Mengantisipasi hal ini, penting untuk membuat batasan yang tegas ketika ada rekan kerja yang nebeng, misalnya menyarankan untuk menggunakan layanan transportasi umum atau bergantian dengan rekan kerja lain demi menghindari nebeng secara rutin.
2. Makan siang bersama

Makan siang bersama rekan kerja adalah aktivitas yang wajar dilakukan, namun menyimpan risiko perselingkuhan jika dilakukan secara rutin dan tanpa batasan yang jelas. Suasana santai saat makan siang sering kali membuka ruang untuk percakapan yang mengarah ke ranah pribadi, misalnya tentang kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya menciptakan kedekatan emosional. Ketika hal ini semakin intens, perasaan nyaman mulai tumbuh sehingga mengaburkan batasan profesional dan memunculkan ketertarikan yang melampaui hubungan kerja biasa.
Demi menghindarinya, penting untuk menjaga situasi makan siang tetap dalam batasan, misalnya mengajak rekan kerja lain untuk bergabung atau membatasi frekuensi makan siang bersama. Hindari pembicaraan topik pribadi yang bisa mengarah ke ranah keintiman yang lebih jauh.
3. Curhat masalah pribadi pada lawan jenis

Selain kurang etis secara profesional, curhat masalah pribadi kepada rekan kerja di kantor juga bisa membuka peluang perselingkuhan. Ketika seseorang berbagi masalah, terutama tentang hubungan pribadi atau kehidupan rumah tangga, mereka akan terlihat lemah dan membutuhkan dukungan. Situasi ini seringkali memunculkan rasa empati bagi rekan kerja yang mendengarkan curhat tersebut, sehingga memberikan perhatian bahkan solusi yang menciptakan rasa nyaman dan keterhubungan emosional. Kedekatan ini bisa berkembang menjadi hubungan yang lebih dari sekadar rekan kerja, terutama jika salah satu pihak merasa lebih dihargai atau dimengerti dibandingkan oleh pasangan sahnya di rumah.
Jika tidak dikendalikan, kedekatan emosional akibat curhat masalah pribadi bisa membuka jalan bagi hubungan yang melampaui batas dan memicu perselingkuhan baik secara emosional maupun fisik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga batasan tegas dalam berbagi masalah pribadi di lingkungan kerja, terutama dengan rekan kerja lawan jenis.
4. Memberikan pujian secara berlebihan

Memberikan pujian pada rekan kerja bisa menjadi strategi untuk membangun hubungan yang positif dengan rekan kerja, terutama pujian yang membantu meningkatkan rasa percaya diri dan menambah motivasi kerja. Namun, pujian yang diberikan secara berlebihan ternyata bisa membawa dampak negatif, terutama peluang terbukanya perselingkuhan dengan rekan kerja.
Pujian yang diberikan secara berlebihan dan terus-menerus bisa membuat seseorang yang dipuji merasa istimewa dan mendapatkan perhatian khusus, terutama jika pujian tersebut bersifat pribadi. Misalnya, memuji penampilan fisik dan sifat-sifat pribadi seseorang. Pujian yang mengarah pada hal pribadi bisa diartikan sebagai sinyal ketertarikan yang membuka peluang perselingkuhan.
Demi menghindari persepsi yang berbeda, usahakan memberikan pujian dalam batasan wajar dan tetap pada ranah pekerjaan. Misalnya, memberikan pujian terhadap upaya dan hasil kerja, serta tidak menggunakan nada yang menggoda saat memberikan pujian.
5. Kontak fisik yang tidak perlu

Dalam hubungan profesional, kontak fisik bisa menciptakan suasana yang lebih akrab dan mengurangi ketegangan. Misalnya, berjabat tangan, menepuk bahu, dan memberikan tepukan halus pada lengan. Namun, kontak fisik yang berlebihan justru memiliki risiko negatif, diantaranya perasaaan tidak nyaman, menurunkan profesionalisme, bahkan menimbulkan kesan yang berbeda.
Kontak fisik yang disertai dengan hubungan emosional yang telah terjalin bisa menimbulkan perasaan romantis yang tidak seharusnya terjadi di ranah profesional. Misalnya, memberikan pelukan saat rekan kerja curhat tentang masalah pribadi, hal ini dapat membuat keduanya merasa lebih dekat secara emosional.
Ketika kontak fisik dipadukan dengan kedekatan emosional, maka risiko untuk melangkah ke arah perselingkuhan menjadi semakin besar. Oleh karena itu, pastikan untuk tetap menjaga batasan fisik di tempat kerja agar hubungan tetap profesional dan terhindar dari kesalahpahaman yang berpotensi menimbulkan konflik.
Menjaga hubungan kerja tetap sehat adalah langkah penting untuk mencegah konflik pribadi yang merusak profesionalisme. Sebelum terlambat, waspadai dan hindari perilaku-perilaku perselingkuhan dengan rekan kerja, ya!