Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pertimbangan sebelum Melepas Karir dan Menjadi Ibu Rumah Tangga

ilustrasi resign dari pekerjaan (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi resign dari pekerjaan (freepik.com/pressfoto)

Pasangan yang akan menikah biasanya mulai merencanakan kehidupan yang akan dijalani nantinya setelah sah menjadi suami istri. Mulai dari tempat tinggal, pembagian tugas suami istri, dan pola asuh anak. Apakah si anak akan diasuh sepenuhnya oleh istri ataupun mempekerjakan seorang baby sitter untuk membantu dalam proses pengasuhan.

Berbicara tentang pola asuh anak, hal ini akan berhubungan dengan pekerjaan istri. Apakah si istri akan keluar dari pekerjaannya untuk menjadi ibu rumah tangga, atau tetap bekerja.

Gak sedikit perempuan yang memilih untuk resign dan menjadi ibu rumah tangga setelah mereka menikah. Jika kamu adalah salah satunya, berikut deretan pertimbangan sebelum benar-benar memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanmu.

1. Apakah kamu siap melepas karier yang sudah dibangun dengan susah payah?

ilustrasi resign dari pekerjaan (freepik.com/pressfoto)

Posisimu saat ini adalah hasil dari perjuangan yang panjang dan tentunya melelahkan. Sebelum benar-benar memutuskan untuk resign, tanyakan pada dirimu sendiri apakah sudah siap untuk melepaskan karier yang dibangun dengan susah payah atau sebenarnya kamu masih ingin berkarya dan bekerja.  

2. Dari punya gaji tetap menjadi seorang yang gak berpenghasilan, apakah kamu bisa beradaptasi?

ilustrasi tak punya pemasukan (unsplash.com/towfiqu barbhuiya)
ilustrasi tak punya pemasukan (unsplash.com/towfiqu barbhuiya)

Perempuan karier memang mandiri dalam segala hal, khususnya keuangan. Ia punya pendapatan tetap per bulan untuk biaya hidup dan keperluan lainnya. Bahkan, selain mencukupi diri sendiri terkadang juga mampu memberi bantuan finansial kepada orang lain, terutama orangtua. Hal yang gak bisa dilakukan jika menjadi ibu rumah tangga. 

Saat memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, berarti kamu harus siap dengan risikonya. Perbedaan signifikan yang paling dirasakan adalah masalah keuangan. Kamu sudah gak bisa menghasilkan uang sendiri. Dengan begitu, kamu pun harus menghemat dalam membelanjakan uang suami agar cukup untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga.

3. Ibu rumah tangga diwajibkan mengurus anak dan suami

ilustrasi suami istri (unsplash.com/becca tapert)
ilustrasi suami istri (unsplash.com/becca tapert)

Tampak dari luar, mengurus anak kecil terlihat menyenangkan. Tapi, realitanya berbeda dengan ekspektasi. Mengurus anak adalah kegiatan yang melelahkan. Terlebih lagi saat si anak mulai tumbuh besar dan semakin aktif. 

Setelah seharian mengurus anak, ibu rumah tangga biasanya juga diwajibkan mengurus suami. Seperti menyiapkan air hangat untuk mandi, menyiapkan pakaian kerja, menyuci dan menyetrika pakaiannya dan masih banyak lagi.

Kamu harus melakukannya setiap hari, sangat kontras dengan kegiatanmu sebelum menikah. Perbedaan inilah yang harus kamu pertimbangkan secara matang. Apakah kamu siap melakukan rutinitas tersebut atau justru sebaliknya.

4. Terbiasa bekerja di luar, apakah kamu betah seharian di rumah dengan pekerjaan domestik?

ilustrasi ibu rumah tangga (pixabay.com/victoria_borodinova)
ilustrasi ibu rumah tangga (pixabay.com/victoria_borodinova)

Perempuan karier adalah seorang yang terbiasa bersosialisasi dengan banyak orang. Presentasi, rapat dan survey lapangan sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Waktu di rumah hanya pada saat weekend, itupun malamnya akan dipergunakan untuk menonton film di bioskop. 

Pada saat menjadi ibu rumah tangga, kegiatanmu seharian berada di rumah dengan mengerjakan pekerjaan domestik seperti menyapu, memasak, menyuci dan lain sebagainya.

Kegiatan ini akan menjadi aktivitas yang berulang-ulang sampai bulanan bahkan bertahun-tahun. Jika menjadi ibu rumah tangga adalah keputusanmu, yakinkan diri sendiri bahwa kamu bisa beradaptasi pada perubahan ini, agar nantinya gak mengalami tekanan.

5. Keputusan melepas karier demi menjadi ibu rumah tangga, memang benar kemauanmu?

ilustrasi ibu rumah tangga (pixabay.com/victoria_borodinova)

Banyak perempuan yang menjadi ibu rumah tangga bukan karena kemauan sendiri, tetapi karena orang lain. Mereka hanya menuruti perkataan ibu, suami ataupun mertua. Merasa bukan keinginan sendiri, biasanya mereka akan mudah stres karena terbebani dengan pekerjaan rumah tangga yang gak ada habisnya.

Jika kamu memilih melepas karier demi menjadi seorang ibu rumah tangga, pastikan keputusan itu muncul dari dalam hatimu, bukan karena paksaan orang lain. Sesuatu yang dikerjakan karena kemauan sendiri akan terasa lebih ringan dan kamu pun gak akan terbebani. Sebagai seorang perempuan, kamu berhak mengambil keputusan yang  berhubungan dengan hidupmu sendiri.

Demikian pertimbangan yang harus kamu pikirkan matang-matang sebelum mengambil keputusan, akan menjadi perempuan karier setelah menikah atau menjadi ibu rumah tangga.

Apapun keputusanmu, yang terpenting adalah semua itu karena kemauanmu sendiri dan bukan paksaan dari orang lain. Kamu juga harus bertanggung jawab atas keputusan yang sudah diambil nantinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lulu Fatikhatul Maryamah
EditorLulu Fatikhatul Maryamah
Follow Us