Memiliki rekan kerja yang punya posisi setara, tapi karakternya bossy, memang menyebalkan. Hobinya menyuruh atau mengatur-atur, padahal dia bukan atasanmu. Dan sayangnya, tipe seperti ini hampir selalu ada dalam tiap organisasi, termasuk tempat kerja.
Jangan sampai karena ulah satu orang, kamu jadi gak kerasan di tempat kerja sekarang. Untuk menghadapi tipe rekan kerja yang bossy, ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan. Simak terus pembahasannya, ya!
Orang seperti ini, jangan ditanggapi dengan emosi. Ya, sikapnya memang menyebalkan. Tapi, kalau kamu meresponsnya dengan marah, dia akan playing victim. “Aku, kan, cuma pengin ngebantu kamu. Maaf, deh, kalau itu bikin kamu gak suka”, ujarnya.
Kalau sudah begitu, malah image kamu yang jadi jelek, bukan? Maka dari itu, menghadapi orang yang bossy, harus dengan tenang dan kepala dingin.
Alasan kenapa tipe bossy bikin gregetan, yakni dia bersikap seolah-olah berkuasa. Padahal, secara hierarki, kamu dan dia posisinya sama. Yang bikin kesal, dia suka memberimu tugas yang mestinya dikerjakan olehnya.
Cara menangkalnya, kamu bisa print daftar pekerjaanmu, dan tempel di meja kerja. Selain bisa mengingatkan tugas-tugasmu apa aja, daftar tersebut juga bisa jadi acuan kalau rekan kerjamu itu sudah bertingkah. Supaya dia sadar, kalau yang dimintanya itu, bukan jadi ranah pekerjaanmu.
Tipe rekan kerja yang bossy, biasanya akan menjadi-jadi, kalau berhadapan dengan tipe penurut. Ia akan menganggapmu lemah, sehingga mudah untuk dieksploitasi dan diatur-atur.
Menyikapinya, kamu harus tegas. Hal itu memberikannya sinyal, bahwa kamu bukan orang yang bisa ditindas. Tapi ingat, menanggapinya tetap dengan sopan dan profesional. Tegas, gak berarti harus galak, kan?
Mungkin kamu sulit untuk menyampaikan unek-unekmu secara langsung padanya. Khawatir juga kalau disampaikan secara lisan, kamu jadi emosi.
Untuk mengatasinya, kamu bisa berkomunikasi dengan rekan kerja yang bossy lewat tulisan, misalnya lewat email. Sampaikan dengan baik dan sopan, kenapa kamu gak bisa (atau gak mau) mengerjakan apa yang dimintanya. Ini juga bisa jadi pembuktian akurat, jika kamu hendak mengajukan masalah ini ke HRD sekiranya sikapnya itu sudah benar-benar mengganggu kinerja dan kenyamananmu.
Bila kamu gak mau masalah rekan kerja yang bikin kamu stres itu jadi besar, sementara upaya yang sudah kamu lakukan, gak kunjung membuat dia berubah, maka kamu bisa memakai cara ini.
Acuhkan saja sikap buruknya itu. Tabiat memang susah diubah. Yang penting, kamu mampu tegas, mana permintaan atau ‘instruksi’-nya yang masih masuk akal, dan mana yang bisa kamu tolak.
Rekan kerja yang menyebalkan, memang bisa bikin kamu jadi gak betah di tempat kerja. Akan tetapi, dengan cara menyikapi dengan tepat, kamu gak harus sampai memilih resign. Apalagi jika poin minus di pekerjaanmu sekarang, cuma tingkahnya doang.
Lakukan tips tadi secara konsisten. Lama-lama dia juga sadar diri, kalau kamu bukan orang yang bisa disetir seenak hati.