Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Toxic Workplace yang Harus Segera Ditinggalkan, Kantormu Juga? 

ilustrasi toxic workplace (freepik.com/freepik)
ilustrasi toxic workplace (freepik.com/freepik)

Gak semua kantor itu menyenangkan. Ada yang bikin semangat kerja melonjak, tapi ada juga yang rasanya kayak neraka duniawi, penuh drama, tekanan, dan energi negatif. Kalau udah begini, produktivitas gak bakal maksimal, malah bikin stres berkepanjangan. Nah, sebelum kesehatan mental makin terganggu, yuk kenali ciri-ciri toxic workplace yang harus diwaspadai!

Toxic workplace gak cuma soal atasan galak atau rekan kerja yang nyebelin. Lingkungan kerja yang buruk bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, bahkan bikin kehilangan passion bekerja. Daripada stuck di tempat yang gak sehat, lebih baik cari tahu tanda-tandanya dan evaluasi, apakah kantormu termasuk toxic? Kalau iya, mungkin udah saatnya cari tempat yang lebih baik!

1. Atasan yang suka micromanaging

ilustrasi atasan yang toxic (freepik.com/freepik)
ilustrasi atasan yang toxic (freepik.com/freepik)

Micromanaging itu ketika atasan ngatur semua hal kecil kayak kamu gak punya otak sendiri. Misalnya, ngecek email kamu terus, minta laporan setiap jam, atau bahkan ngatur cara kamu ngerjain tugas padahal kamu udah profesional. Rasanya kayak diajarin ngepasin sepatu padahal udah dewasa!

Selain bikin frustasi, kebiasaan micromanaging bikin kreativitas mandek dan kepercayaan diri anjlok. Kerja jadi gak nyaman karena rasanya selalu diawasi kayak anak kecil. Kalau udah begini, gak heran banyak karyawan yang akhirnya memilih resign daripada terus-terusan diatur kayak robot.

2. Budaya gosip dan drama kantor

ilustrasi toxic workplace (freepik.com/peoplecreations)
ilustrasi toxic workplace (freepik.com/peoplecreations)

Kantor yang penuh gosip itu kayak sinetron, seru buat ditonton, tapi toxic buat dijalani. Kalau setiap hari ada aja kabar burung, fitnah, atau konflik sepele yang dibesar-besarkan, itu pertanda lingkungan kerja gak sehat. Kerja jadi gak fokus karena energi habis buat mikirin omongan orang.

Gosip gak cuma bikin suasana tegang, tapi juga merusak hubungan antar-rekan kerja. Percuma punya skill keren kalau lingkungannya dipenuhi orang-orang yang lebih suka bahas kehidupan orang lain daripada kerja beneran. Kalau kantormu kayak gini, waspada bisa-bisa kamu jadi korban berikutnya!

3. Gak ada apresiasi, kritik melulu

ilustrasi toxic workplace (freepik.com/standret)
ilustrasi toxic workplace (freepik.com/standret)

Bekerja keras tapi gak pernah dapat apresiasi? Dikasih feedback cuma pas salah doang? Itu ciri khas toxic workplace! Perusahaan yang sehat harusnya bisa menghargai usaha karyawan, bukan cuma nyalahin saat ada masalah.

Karyawan butuh pengakuan supaya tetap termotivasi. Kalau cuma dikritik terus tanpa diberi apresiasi, lama-lama semangat kerja bakal luntur. Percuma loyal kalau perasaan cuma jadi mesin penghasil uang tanpa dihargai sebagai manusia.

4. Jam kerja gak wajar, tapi gak ada kompensasi

ilustrasi toxic workplace (freepik.com/freepik)
ilustrasi toxic workplace (freepik.com/freepik)

Kerja lembur terus-terusan tanpa uang tambahan atau waktu libur pengganti? Itu eksploitasi, bukan dedikasi! Perusahaan yang baik bakal menghargai waktu dan tenaga karyawan, bukan memanfaatkannya sampai kehabisan energi.

Burnout itu nyata, dan efeknya gak cuma ke pekerjaan, tapi juga kesehatan fisik dan mental. Kalau perusahaan tetap memaksa kerja overtime tanpa kompensasi, itu tandanya mereka gak peduli sama kesejahteraan karyawan. Hidup bukan cuma untuk kerja, kan?

5. Turnover tinggi, banyak yang resign

ilustrasi toxic workplace (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi toxic workplace (freepik.com/pressfoto)

Kalau karyawan pada keluar terus dalam waktu singkat, itu alarm merah! Perusahaan yang sehat gak bakal kehilangan banyak orang dalam waktu berdekatan. Artinya, ada masalah serius, entah dari budaya kerja, sistem, atau kebijakan yang gak manusiawi.

Jangan nunggu jadi korban berikutnya. Kalau banyak rekan kerja yang memilih pergi, coba cari tahu alasannya. Lingkungan kerja yang baik bikin orang betah, bukan kabur setelah beberapa bulan.

Toxic workplace bisa bikin karir mandek dan kesehatan mental terganggu. Gak ada salahnya cari tempat yang lebih baik kalau lingkungan kerjamu udah gak sehat. Hidup terlalu singkat buat terjebak di tempat yang bikin stres terus-menerus. Cari perusahaan yang menghargai kontribusi dan kesejahteraan karyawan.

Kalau kantormu punya tanda-tanda di atas, mungkin udah waktunya pertimbangkan langkah selanjutnya. Karir yang sukses dimulai dari lingkungan kerja yang positif!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Daffa A.N
EditorDaffa A.N
Follow Us